Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Thursday, 23 February 2012

(When Our Dreams Come True) The Unfulfilled Promises chapter 14


When Our Dreams Come True
The Unfulfilled Promises
Chapter 14

Jun Ki terbangun dari tidurnya dengan kepala pusing. Ada melodi2 indah terdengar dari luar pintu kamarnya. Jun Ki mandi di kamar mandi dalam kamar dan mengambil baju yang disiapkan Aaron untuknya. Setelah menelan obat2 dari dalam tasnya, Jun Ki segera keluar kamar. Dia segera menuruni tangga dan melihat Aaron tengah bermain piano. Jari2nya menekan lembut tuts2 piano. Melodi yang mendamaikan… Stella ada di sofa, duduk gak jauh di belakang Aaron. Stella tersenyum menikmati alunan nada itu. Jun Ki menuruni tangga dan bergabung dengan Stella.

Jun Ki: “Melodi yang indah…”
Stella: “Aaron oppa kan pianis kenamaan dunia.” XD
Jun Ki: “Mana Mugung?”
Stella: “Dia mah… susah bangun kan? Dia masih tidur waktu aku bangun tadi.”

Keduanya kembali tenggelam dalam alunan melodi piano Aaron. Sementara itu, Mugung terbangun. Dia tersenyum mendengar suara piano. Pasti Ya Lun… pikirnya. Segera dia mandi dan bersiap turun ke bawah. Tapi dia mengira Jun Ki belum bangun. Akhirnya Mugung mendobrak pintu kamar tempat Jun Ki tidur.

Mugung: “Jun… ahh, udah bangun.”

Baru ajah Mugung akan menutup pintu, dia melihat sesuatu tercecer di meja kecil di samping ranjang. Mugung yang rasa penasarannya tinggi langsung menghampiri meja itu.

Mugung: “Obat?? Banyak sekali jenisnya? Obat apa ini??”

Mugung mengantongi obat2 yang tercecer dan turun ke bawah, bergabung dengan Stella dan Jun Ki.

Mugung: “Hah… Stella. Kau sejak ketemu lagi dengan Jun Ki jadi senyum terus yah.”
Stella: *blush* “Apa maksudmu Mugung?”
Mugung: “Yong Hee bilang kalo kau tanpa Jun Ki, adalah seseorang yang murung. Tapi liat, kalo ada Jun Ki, kau senyum terus.”
Stella: “Mugung!”
Jun Ki: “Mian, aku… ke toilet dulu.”
Aaron: “Jun Ki?”

Jun Ki, nyaris berlari menuju toilet. Dia muntah2. aaron menyusulnya.

Aaron: “Kau sakit, Jun Ki?”
Jun Ki: “Mungkin lapar.” XP
Aaron: “Ayo makan dulu sebelum pergi. Aku yakin kau mau menghabiskan seharian disana.”

Mugung yang melihat Jun Ki muntah, jadi semakin curiga. Akhirnya mereka berempat, setelah menjemput lima teman mereka yang lain, segera ke panti asuhan. Jun Ki menangis terharu bertemu dengan salah satu hyung dan tiga dongsaengnya. Satu hyungnya lagi merantau ke Indonesia. Jun Ki merasa hatinya pedih… dia takut gak bisa melihat mereka lagi di lain waktu… maka Jun Ki berusaha menghargai waktunya baik2. akhirnya pada waktu malam, Jun Ki tertidur kelelahan. Stella pun, yang seperti Jun Ki masih menginap di rumah Aaron, badannya pegal2.

Stella: (menguap) “Mugung, blom mau bobo?”
Mugung: “Kau duluan. Aku akan menyusul bentar lagi.”

Mugung masih sibuk di depan laptop hijaunya.

Stella: “Arraso… met malam.” ^^
Mugung: *menoleh* “Met malam Stella…” ^^

Stella, begitu berbaring, langsung tertidur XD sementara itu Mugung keluar kamar sambil membawa laptopnya. Dia duduk di koridor lantai dua, disitu ada perlengkapan sofa yang cukup nyaman. Mugung mulai melancarkan aksi browsingnya. Dengan kecerdasan yang Mugung punya, dengan gampang Mugung menyelidiki nama obat2 itu.

Mugung: “Ini… obat2 penahan sakit… dan ini obat baru! Penyembuh… apa?”
Aaron: “Xiao Mai?”

Mugung menoleh kaget. Tapi rupanya itu Aaron, bukan Jun Ki. Aaron duduk di samping Mugung di sofa. Aaron langsung merangkul Mugung.

Mugung: “Gawat, Ya Lun.”
Aaron: “Shen me shi?” (ada masalah apa?)
Mugung: “Jun Ki. Ada yang gak beres dengannya. Aku menemukan obat2 di kamarnya tadi pagi.” (meletakkan obat2 di tangan Aaron) “Ini obat2 penahan sakit dan penyembuh… kanker otak.”
Aaron: “Shen me? Bu yao kai wan xiao ba!” (apa? Jangan bercanda!)

Aaron langsung mengotak-atik laptop Mugung. Dan apa yang dilihatnya membuat matanya membesar. Lalu mereka mendengar suara2 dari toilet. Keduanya langsung berlari ke toilet. Ada Jun Ki disana, terjatuh dan pingsan.

Aaron: “Jun Ki!”
Mugung: “Bawa ke rumah sakit. Jangan bangunkan Stella dulu, jangan buat dia panik. Setidaknya jangan malam ini.”
Aaron: “Ya.”

***

Stella: “Apa?” 0.0
Hyung akan SMP di Guang Zhou?
Aaron: “Ye.” ^^
Je Woo: “Kita akan kangen pada oppa.” ><
Aaron: “Gapapa… kita akan tetap berhubungan, okey?”
Hyo Kyung: “Kalo udah jadi pianis terkenal, hyung jangan melupakan kami yah.” ><
Aaron: “Beres. Untuk ke depannya kau yang jadi ketua kelompok yah, Hyo Kyung. Kau kan yang paling besar.” XDD
Hyo Kyung: “Beres hyung!”

***

Jun Ki diinfus di rumah sakit. Dia belum sadar. Mugung, melihat kondisi Jun Ki, perlahan-lahan menangis. Aaron memeluknya. Dokter selesai memeriksa Jun Ki dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Mugung: “Dokter, Jun Ki…”
Dokter: “Kenapa dia sama sekali belum menjalani terapi? Obat2 itu gak bermanfaat untuknya.”
Aaron: “Seberapa parah penyakitnya?”
Dokter: “Stadium empat. Dia…”
Aaron: “Berapa lama lagi?”
Dokter: “Kurang dari 2 bulan. Sesungguhnya dia hebat karena mampu bertahan sangat lama. Harusnya dengan kanker jenis ini, dia bisa mati dalam empat tahun. Tapi melihat riwayat kankernya… sel2 ini sempat tidak berkembang, tapi belakangan ini jadi tambah parah…”
Mugung: “Apa yang bisa kami lakukan dokter?”
Dokter: “Entah operasi bisa membantu atau tidak. Aku takut sel2 ganas masih tersisa di otaknya. Tapi itu tetap layak dicoba. Namun kalau dia tidak kunjung sadar dari koma setelah operasi… itu salah satu resikonya juga.”
Aaron: “Kamsahamnida, dokter.”

Dokter keluar kamar ICU dan Mugung kembali menangis.

Mugung: “Wei shen me?? Jun Ki yang begitu ceria… Jun Ki yang bagai matahari… kenapa dia harus pergi semuda ini? Dan bagaimana dengan Stella? Jun Ki adalah segalanya untuknya… bagaimana Stella bisa bertahan??”
Aaron: “Xiao Mai… kita harus memikirkan bagaimana mengatakannya pada Stella…”

Mata Jun Ki terbuka dan membuat Mugung dan Aaron kaget.

Aaron: “Jun Ki? Gimana keadaanmu?”

Jun Ki terdiam cukup lama. Lalu dia membuka alat bantu pernafasannya.

Jun Ki: “Kalian… udah tau?”
Mugung: “Jun Ki, kau jaat! Kenapa kau membohongi kami?”
Jun Ki: “Mianhae… Mugung, Yong Sun hyung…”
Aaron: “Ayo, ikut terapi. Ato operasi… meskipun semua itu beresiko, tapi mungkin… mungkin ajah kau sembuh, Jun Ki.”

Jun Ki menggelengkan kepalanya.

Aaron: “Wae??”
Jun Ki: “Stella gak boleh tau. Aku ingin bertahan untuk Stella.”
Mugung: “Jangan macam2, Jun Ki. Lebih baik kau coba sembuhkan dirimu. Kesempatanmu lebih besar untuk bersama-sama Stella setelahnya.”
Jun Ki: “Anio. Aku tau aku gak punya kesempatan lagi. Apa sekarang Stella udah tau?”
Mugung: “Dia… kupikir masih tidur.”
Jun Ki: “Jangan kasih tau dia.”
Aaron: “Tapi Jun Ki…”
Jun Ki: “Kumohon…”

Mugung ingin membantah, tapi dalam keadaan begini dia hanya bisa menangis…

***

Stella: “Aku duduk di tengah juga? Gak sempit nih?”
Yong Jin: “Stella, Aaron dan Jun Ki kurus begitu, tentu gak masalah.” XDDD
Stella, apa benar yang Han ahjussi katakan? Setelah ini kau gak bisa main di luar lagi dengan kita?
Stella: (mengangguk lemah)
Mugung: “Hei, bersyukurlah Stella diizinkan keluar hari ini. Jangan buat dia murung.”
Hyo Kyung: “Benar. Fokus kita adalah lomba malam ini. Toh jam istirahat kita masih bisa ngumpul di bawah pohon cemara.” XDD
Stella: “Dan tiap minggu kalian bisa datang ke rumahku. Meskipun aku pasti akan merindukan padang rumput.” XDD
Yong Hee: “Ortumu suatu saat pasti bakal ngerti, Stella.”

***

Jun Ki tengah menunggu Stella di padang rumput dekat rumah Mugung. Tadinya mereka makan2 di kedai keluarga Mugung, dan Jun Ki beranjak duluan menuju padang rumput.

Jun Ki: “Aahh… masih ada potongan2 yang hilang… sayang sekali… aku melupakan potongan2 itu… apakah aku gak punya kesempatan untuk mengingatnya?”

Jun Ki merasa hatinya pedih…

Stella: “Jun Ki!” ^^
Jun Ki: *berbisik* “Tapi aku bersyukur untuk ini. Aku bersyukur untuk melihat senyumnya, hingga sekarang…” *berteriak* “Stella!” ^^
Stella: “Kupikir kau meninggalkanku…”
Jun Ki: “Aku kan tadi udah pesan sama Yong Sun hyung.”
Stella: “Kau membuatku takut. Mugung benar, kau tampak kurus selama beberapa bulan terakhir ini.”
Jun Ki: “Bukankah baik lebih kurus? Lebih lincah kan??” XP
Stella: “Dan… semalam aku mimpi kau menghilang. Aku ingin memelukmu yang ada di hadapan aku, tapi kau menghilang jadi buih. Aku takut kehilangan kau.”
Jun Ki: (memeluk Stella) “Aku gak akan pergi. Aku akan selalu ada.”
Stella: “Promise me?”
Jun Ki: “Da ying ni.” ^^ (janji padamu)

Stella balas memeluk Jun Ki.

Jun Ki: “Stella… saranghae…”

Jun Ki melepas pelukan Stella dan mencium bibir Stella dengan lembut. Stella membalas ciuman itu. angin sepoi2 bertiup di padang rumput itu. cinta mereka bersatu… dengan indahnya… pada saat itu.

Jun Ki: “Apa benar kau selalu murung tanpa aku, Stella?”
Stella: “Ehm… yah… lumayan sering…”
Jun Ki: “Maukah kau berjanji… kau akan selalu tersenyum, dengan ato tanpa aku?”
Stella: “Hah? Apa maksdumu? Kau kan akan tetap sama2 aku.”
Jun Ki: “Berjanjilah.”
Stella: “Aneh deh. Hari ini kita berjanji dua kali. Arraso, aku janji.”

Tiba2 Stella berdiri.

Stella: “Rasanya pemandangan ini indah sekali. Aku ingat kita sering berlari-lari disini dulu. Mau kejar aku, Jun Ki?”
Jun Ki: “Kau kan selalu yang larinya paling lamban?”
Stella: *cemberut* “Buktikan dong!!”

Stella berlari dengan cerianya di padang rumput, memancing Jun Ki mengejarnya. Jun Ki tersenyum dan bangkit berdiri. Namun baru dia ingin melangkahkan kakinya, matanya kabur. Mengapa…? Namun samar2 Jun Ki masih melihat Stella yang tersenyum, lalu berlari meninggalkannya. Stella… jangan lari… aku takut aku gak bisa mengejarmu lagi… Jun Ki memaksa dirinya berlari, dia merasa jika dia bisa meraih Stella, dia akan terbebas dari takdirnya… namun baru tiga langkah, kaki Jun Ki melemas… dan dia terjatuh…

Stella: “Ayo cepat, Jun…” *menoleh* “Jun Ki!!!!!!!”

***

No comments:

Post a Comment