My Death Angel
Chapter 3
“Mugung Hwa sunbae! Kami sudah membawa Heechul!” lapor salah satu Death Angel bimbingan Mugung.
Mugung langsung keluar kamarnya menyambut Heechul. Matanya memandang tajam saat melihat salah satu sayap Heechul yang patah.
“Apa yang terjadi dengan senjatamu? Kami kesulitan melacakmu tanpa senjatamu,” ujar Mugung.
“Senjataku… dipatahkan…” jawab Heechul.
“Dan sayap ini… juga perbuatan Kyuhyun?”
Heechul mengangguk lemah.
“Ternyata dia sama sekali tidak bisa diremehkan, bocah itu.”
“Sunbae…”
“Aku akan memberinya waktu dua hari untuk pulang… jika tidak… aku sendiri yang akan menemuinya.”
Heechul menyadari nada bicara Mugung Hwa sangat tajam. Biar Kyuhyun sehebat apapun, dia tidak akan bisa menang melawan Death Angel tingkat 17…
***
Minra tidak tidur semalaman. Dia membasuh wajah Kyuhyun yang selalu berpeluh dan berusaha mengobati luka di dada Kyuhyun. Dalam hatinya, Minra heran Kyuhyun telah membunuh orang yang akan memperkosanya. Kyuhyun yang dingin dan tidak memiliki hubungan apa-apa dengannya ini telah menolongnya. Namun dia lebih ingin berterimakasih. Andaikan Kyuhyun tidak datang tadi…
“Minra, aku kan sudah bilang… sia-sia saja… obat manusia… tidak berguna untuk kami,” ujar Kyuhyun lemah.
“Tapi aku tidak bisa membiarkanmu mati!” jerit Minra frustasi.
“Aku tidak akan mati. Aku hanya butuh istirahat…” jelas Kyuhyun.
“Kau bohong!” seru Minra frustasi.
“Tidak, aku bersungguh-sungguh…”
Minra duduk di tepian ranjangnya. Dia sendiri bingung bagaimana akhirnya dia membiarkan seorang pria memasuki kamarnya dan tidur di ranjangnya. Dia yakin dia sudah gila, padahal kemarin pagi dia baru saja bilang Hami-lah yang gila. Sesaat dia memikirkan sosok Hami. Apakah dia perlu menceritakan padanya?
“Aku akan mempersiapkan sarapan. Apa yang kau sukai?”
“Makanan manusia pada umumnya cukup kusukai.”
“Aku akan menggoreng telur kalau begitu.”
“Kau tidak perlu begini. Kau harus kuliah kan?” tanya Kyuhyun.
“Aku tidak akan meninggalkanmu,” jawab Minra tegas.
“Aku sudah bilang, aku tidak akan mati…” tukas Kyuhyun.
Minra menghela nafas dan meninggalkan Kyuhyun, keluar menuju dapur. Apartemennya cukup luas sebenarnya kalau untuk ditinggali dua orang. Minra suka memasak, jadi dia mencampurkan telurnya dengan berbagai makanan sederhana yang bergizi. Selesai memasak, Minra membawa makanan jatah mereka berdua ke dalam kamar. Dia melihat Kyuhyun sudah duduk di tepian ranjang.
“Wangi masakanmu membangunkanku.”
“Kau sudah sehat?”
“Sudah lebih baik. Aku kan sudah bilang kalau aku hanya butuh istirahat,” ucap Kyuhyun.
Minra memperhatikan nafas Kyuhyun yang sudah mulai teratur lagi.
“Makan, kalau begitu,” perintah Minra.
Minra menyodorkan piring jatah Kyuhyun, lalu ikut duduk di tepian ranjang untuk makan bersamanya. Diam-diam, Minra mencuri pandang ke wajah Kyuhyun… dan ternyata si makhluk kegelapan ini memang tampan, apalagi dilihat dalam jarak dekat begini.
“Cho Kyuhyun… berapa usiamu?” tanya Minra.
“25 kalau hitungan manusia.”
“Oh, maaf… apakah aku seharusnya…”
“Kau seharusnya memanggilku oppa.”
Minra mendengus. Dia tidak pernah berpikir memanggil makhluk kegelapan ini dengan sebutan oppa.
“Kenapa kau menjadi Death Angel?”
“Aku dulunya juga manusia, lalu aku mati… setauku, manusia yang mati muda selalu direkrut menjadi Death Angel… apalagi kalau menurut mereka, kau memiliki kekuatan istimewa.”
“Mereka? Jadi benar ada banyak Death Angel?”
“Kau kan sudah lihat satu semalam. Itu… Heechul hyung, Death Angel selevel di atasku,” jawab Kyuhyun.
“Kenapa kalian harus bertarung?”
“Karena aku tidak ingin ikut dengannya.”
“Kenapa? Tapi akibatnya kau terluka, kan?”
“Kenapa kau jadi banyak bertanya? Apa kau mulai menyukaiku?”
Sesaat Minra dan Kyuhyun bertemu pandang. Minra menyadari bahwa tatapan mata Kyuhyun sudah tidak dingin lagi seperti dulu, meski suaranya masih tetap dingin. Minra cepat-cepat memalingkan wajahnya.
“Mana mungkin aku menyukaimu.”
“Tapi mungkin aku akan merepotkanmu. Aku ingin tinggal disini untuk sementara karena aku tidak bisa pulang.”
“APA KATAMU?” jerit Minra dengan mata terbelalak.
Kyuhyun mendengus, tapi dia tidak tersenyum. Minra jadi bertanya… apakah Kyuhyun tidak pernah belajar untuk tersenyum?
***
“Minra, aku jadi gugup,” keluh Hami.
Minra baru saja mengganti sepatunya dengan sandal rumahnya yang berbulu. Hami mengikuti langkahnya.
“Kan kau yang bilang ingin bertemu dengan Death Angel. Sekarang dia ada di kamarku,” ucap Minra.
“Tapi kan, kau bilang aku tidak bisa melihatnya?”
“Tidak apalah, yang penting aku mengajakmu saja,” jawab Minra, agak acuh.
Sebenarnya hari ini Minra tidak ingin berkuliah, tapi setelah didesak Kyuhyun, Minra mulai menjalani kehidupan normalnya di hari kedua Kyuhyun menginap di rumahnya. Kyuhyun juga mengizinkan Minra untuk membawa Hami datang dan menemuinya. Ketika membuka pintu kamar, Minra mendapati sosok Kyuhyun sedang membaca buku di tepian ranjang. Tidak seperti biasanya, Kyuhyun memakai kemeja lengan panjang berwarna putih.
“Lho, Kyuhyun? Kau ganti baju?” tanya Minra heran, “kemana sayapmu?”
“Kau ini memang selalu ingin tau. Kenapa tidak langsung kenalkan aku dengan sahabatmu itu sih?” tanya Kyuhyun.
Minra melihat Hami yang membiarkan mulutnya ternganga. Minra makin kebingungan sekarang ketika Kyuhyun bangkit dan menghampiri Hami. Kyuhyun mengulurkan tangannya.
“Cho Kyuhyun.”
Hami setengah gemetaran, bersalaman dengan Kyuhyun, “Yoo… Hami.”
“Nama yang bagus,” puji Kyuhyun.
“Tunggu sebentar! Hami, bagaimana kau bisa melihatnya?” tanya Minra penasaran.
“Aku membiarkan diriku terlihat,” Kyuhyun-lah yang menjawab.
“Kau bisa melakukan itu, Kyuhyun?”
Kyuhyun hanya melayangkan pandangan datar pada Minra, seperti biasa kalau Minra banyak bertanya. Tiba-tiba Minra menjerit.
“Apa lagi?”
“Aku meninggalkan sesuatu di kampus. Aku harus mengambilnya.”
“Tidak bisakah nanti saja?” tanya Hami.
“Tidak, itu penting sekali. Aku pergi sebentar. Hami, kau mengobrollah dengan Kyuhyun dan tunggu aku pulang,” pinta Minra, tergesa-gesa.
“Aku sudah bilang, panggil aku oppa,” desak Kyuhyun.
“Tidak akan. Aku pergi sekarang.”
Minra tergesa-gesa meninggalkan apartemennya. Kini Hami dan Kyuhyun hanya tinggal berdua.
“Cho Kyuhyun… aku sudah tau sosokmu selama ini,” ujar Hami.
“Apa maksudmu?” tanya Kyuhyun.
Hami menutup matanya dan seketika sosoknya bersinar di hadapan Kyuhyun. Kyuhyun mundur beberapa langkah. Bulu-bulu sayap bersinar berputar di sekitar Hami dan ketika cahaya itu memudar, sosok Hami berubah. Dia memakai baju terusan dengan rok selutut dan memiliki sepasang sayap putih.
“Kau… Life Angel?”
“Benar. Dan aku tau kaulah Death Angel yang bertugas di daerah sini. Ketika Minra bilang dia bisa melihatmu, aku jadi penasaran sekali… sebenarnya apa yang terjadi di antara kalian?”
“Apakah kau tau apa sebabnya?”
“Nanti saja kuberitaukan. Kulihat lukamu cukup parah. Mau kusembuhkan?”
“Kau bisa Healing?”
“Aku Angel level 5. Healing bukan masalah untukku.”
Sebenarnya Kyuhyun enggan dibantu oleh Life Angel. Life Angel dan Death Angel sesungguhnya adalah dua makhluk yang sungguh berbeda, satu memiliki energi positif, dan satunya lagi negative. Tapi Kyuhyun sebenarnya juga tidak tahan dengan perih dari luka yang dideritanya, jadi penawaran Life Angel ini diterimanya. Untuk menerima Healing penuh, Kyuhyun berubah ke sosok Death Angel-nya. Hami menyalurkan cahaya putih dari telapak tangannya menuju dada Kyuhyun.
“Mugung Hwa membawa Kim Heechul ke sunbae-ku untuk disembuhkan. Kau tidak perlu khawatir dengannya,” lapor Hami.
“Aku… terpaksa melakukannya.”
“Nah, lukamu tidak bisa pulih sepenuhnya, tapi aku sudah melakukan yang terbaik.”
“Jenis Life Angel macam apa kau ini?”
Hami memunculkan busur dan anak panah di tangannya. Mata Kyuhyun membesar.
“Kau… Cupid?”
“Seperti yang terlihat, iya. Dan sesungguhnya, aku tau dengan jelas ada apa antara kau dan Minra setelah kulihat kalian berdua secara bersamaan tadi.”
“Apa maksudmu?”
Hami melambaikan busur panahnya dan seketika benang merah transparan muncul di jari kelingking tangan kiri Kyuhyun. Ujung benangnya tidak terlihat, tapi benang itu mengarah menembus pintu… dan tidak tau dimana ujungnya berada.
“Benang jodoh?” tanya Kyuhyun.
“Ya. Kau dan Minra. Bahkan aku telah membuktikannya dengan mataku saat kalian berdekatan tadi.”
“Tapi… kami tidak mungkin, Hami.”
“Ada caranya, Kyuhyun. Selalu ada cara bagi kami untuk menyatukan cinta.”
“Kami? Maksudmu…”
“Aku akan membantu kalian. Tapi aku tidak bisa melakukannya sendirian. Aku butuh kerjasamamu.”
“Bagaimana caranya?”
“Bacalah Death Book-mu. Dua hari setelah ini.”
Kyuhyun memunculkan buku hitam di tangannya dan dengan agak tergesa, dia membuka halaman terakhir yang penuh tulisan nama.
“Ti… tidak! Itu tidak mungkin!” jerit Kyuhyun, dia terlihat tidak setenang biasanya sekarang.
“Tenang, Kyuhyun. Ingatlah juga, hari apa itu dua hari lagi…”
Tiba-tiba Kyuhyun terlihat kaget.
“Aku akan memberitaumu caranya. Kalau kau ingin selamat, jangan biarkan sedikitpun meleset. Kau harus berjuang hingga moment itu, mengerti?”
Kyuhyun memperhatikan Hami yang memberi penjelasan panjang padanya. Dalam hati Kyuhyun berpikir, kenapa Life Angel tingkat 5 bisa menggurui Death Angel tingkat 11, sepertinya memang benar bahwa level tertinggi dari Life Angel yang Cuma 7, seimbang dengan Death Angel tingkat 18.
“Kau yakin soal ini?”
“Yah, hanya kau yang bisa mewujudkannya. Dan jangan lupakan satu fakta, kami tidak suka berbohong,” tegas Hami.
“Kenapa kau mau menolongku?” tanya Kyuhyun, masih tidak bisa lepas dari rasa curiganya.
“Karena aku sahabat Minra, dan menyatukan orang yang jatuh cinta adalah tugasku,” jelas Hami.
“Jangan-jangan Minra pergi sekarang…”
“Aku memperdayanya sedikit. Sebentar lagi dia pulang.”
Kyuhyun terdiam, memikirkan detail hal apa saja yang akan dilakukannya. Dia harus berhasil.
“Kyuhyun, berhati-hatilah pada Mugung Hwa. Dia tidak akan melepaskanmu begitu saja.”
“Aku mengerti. Terima kasih, Hami,” ujar Kyuhyun tulus.
Hami tersenyum. Sedetik kemudian keduanya sudah kembali ke wujud manusia mereka. Terdengar langkah tergesa Minra, dan dia terengah saat memasuki kamarnya.
“Tau tidak apa yang ketinggalan?” tanya Minra, mengacungkan ponselnya, “ponselku. Tidak bisa dipercaya, kan?”
Hami menanggapinya dengan tertawa renyah, berakting dengan sangat baik.
***
Eonn! *menutup mulut, mata melotot kaget, menahan napas*
ReplyDeleteSumpah ini diluar yang aku bayangkan! :o
Chapter ini bener-bener bikin aku penasaran
| “Bacalah Death Book-mu. Dua hari setelah ini.”
Kyuhyun memunculkan buku hitam di tangannya dan dengan agak tergesa, dia membuka halaman terakhir yang penuh tulisan nama.
“Ti… tidak! Itu tidak mungkin!” jerit Kyuhyun, dia terlihat tidak setenang biasanya sekarang.
“Tenang, Kyuhyun. Ingatlah juga, hari apa itu dua hari lagi…”
Tiba-tiba Kyuhyun terlihat kaget. |
Apakah yang terjadi di hari itu? Jeng jeng *ost diputar* #plak
tapi serius ini ada apa????
Tru apa yg direncanakan Mugung Hwa?? :o
aku menantikan chapter elanjutnya eonn!
Fighting! ^^v
Eh, tnyata sayah jadi life angel, kyaaa >////<
ReplyDelete*blushing ngak jelas*
Wah, tnyata emank udh jodoh yah kyu & minra...
tadinya kaget kok Hami bs liat kyu...
Tnyataaa xDD
Waaaaa....da apaan 2 hari lagi??? ><
jangan2 minra mo mati? *ditabokgara2sotoy*
Pnasaraannnn!!!
Lanjuttt, sayyy ><