Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Friday, 3 February 2012

Just In The Right Time chapter 2


Just In The Right Time
Chapter 2

Yesung meletakkan tubuh Subin di ranjang single-nya. Mereka bertukar pandang lekat-lekat, sedangkan Ryeowook berdiri di belakang Yesung.

“Kalau kau berada di dekatku… berada di dekat kami… buatlah kami tidak bisa melupakanmu…”

Subin membulatkan matanya. Kini kesadaran menghantamnya, terasa keras seperti palu yang menghantam kepalanya. Sebenarnya, pengakuan cintanya ke YeWook tadi adalah ketika dia baru bangun, ketika kesadarannya baru 40% di dalam dirinya. Tapi ketika permintaan Yesung tadi didengarnya, barulah dia sadar kalau dia telah melakukan kesalahan… atau justru kebenaran? Daripada dia harus melakukannya dengan Eunhyuk… tidak ada rasa cinta… sedangkan Yesung… dan… Ryeowook… Subin duduk dan memandang wajah YeWook bergantian. Yesung terlihat serius, tapi Ryeowook terlihat bingung.

“Pakailah aku…” pinta Subin, nadanya memohon.

Mata Ryeowook membulat, sedangkan Yesung tidak sempat melakukan apapun lagi ketika Subin maju, mengalungkan lengannya di leher Yesung dan mengecup bibir Yesung. Selama sepersekian detik, Yesung hanya diam karena terkejut, tapi merasakan kehangatan bibir Subin di bibirnya, Yesung perlahan membalas ciuman Subin. Yesung merasakan bahwa Subin tidak pandai berciuman dan Yesung merasa sedikit heran. Yesung kini berkonsentrasi mengajarkan Subin bagaimana mencium yang benar. Mereka saling mengecup, dan Yesung menjilati bibir atas Subin. Geli, Subin membuka mulutnya dan lidah Yesung menerobos mulut si yeoja. Yesung menjelajahi rongga mulut Subin, sementara Subin menyodorkan lidahnya untuk berperang dengan Yesung. Subin merasa bahagia… karena disinilah ia ingin berada… bersama idolanya, bersama seorang Yesung. Ryeowook masih terpaku di tempatnya berdiri, melihat Yesung dan Subin bertukar saliva dan merasa tidak nyaman. Tiba-tiba dia merasakan gairah di dalam dirinya… sebagai seorang namja, dia juga ingin… Dan seperti memiliki telepati antara keduanya, Yesung mengakhiri ciumannya dengan Subin. Subin masih mengalungkan tangannya di leher Yesung dan pandangannya memelas. Yesung menoleh pada Ryeowook.

“Wookie, apa lagi yang kau tunggu? Bergabunglah dengan kami.”
“Bolehkah aku?” tanya Ryeowook ragu.
“Hmm… Subin?”
“Tentu saja, Ryeowook oppa…” jawab Subin, memandang Ryeowook juga dengan memelas.

Ryeowook duduk menghadap punggung Subin, dan seketika Subin berbalik, mendorong kepala Ryeowook untuk mulai berciuman. Ryeowook-pun kaget, tapi segera mengimbangi permainan Subin. Yesung tersenyum, lalu melirik tubuh seksi Subin. Dia tidak pernah tau kenapa Eunhyuk suka sekali memesan wanita untuk menemaninya, dan kali ini, Yesung tergoda untuk mencobanya. Yesung maju dan menjamah rambut panjang Subin… disingkirkannya ke satu sisi… lalu Yesung menyerang leher belakang Subin. Tubuh Subin wangi mint, membuat Yesung ingin mencicipinya. Yesung mulai membuat kissmark di leher belakang yeoja itu.

“Nggg…”

Sepertinya desahan Subin baru saja menyalakan sakelar gairah pada tubuh YeWook dan keduanya langsung bersemangat. Ryeowook menggunakan tangannya untuk menekan tengkuk Subin supaya ciuman mereka tidak terlepas, sedangkan Yesung menyelipkan tangan imutnya ke dalam pakaian Subin. Tangan Yesung meraba perut datar Subin, lalu makin naik ke payudara Subin yang terbungkus bra. Tanpa ragu, Yesung langsung meremas-remas payudara Subin dengan gemas.

“Aaaas… oppa…” desah Subin, melepaskan ciumannya dari Ryeowook.

Melihat Subin yang mendongakkan kepala, mempertontonkan lehernya yang indah, Ryeowook mulai membuat kissmark di leher depan Subin. Digigitnya perlahan kulit leher Subin yang putih hingga bercak kemerahan muncul. Subin yang merasakan dua serangan sekaligus di tubuhnya membuatnya kehilangan kesadaran. Desahan-desahan semakin intens keluar dari bibir mungil Subin, tubuhnya mulai terasa panas. Dia tidak tau siapakah yang berinisiatif membuka pakaiannya, dia hanya memejamkan mata merasakan kenikmatan yang selama hidupnya belum pernah ia rasakan. Subin baru membuka matanya lagi ketika Yesung membalik tubuh Subin menghadapnya. Yesung mengecup bibir Subin sejenak sebelum membuka pengait bra Subin dan kini menyusu pada salah satu payudara Subin. Sementara aktif menghisap salah satu payudara Subin, tangan Yesung mengelus perlahan payudara satunya.

“Aaaah… oppa… hmm… teruskan… hhh…” desah Subin.

Ryeowook juga tidak tinggal diam. Menjelajah dari belakang tubuh Subin, Ryeowook mulai menarik rok Subin. Mengerti maksud Ryeowook, Yesung menghentikan serangannya dan membantu Subin berdiri. Ryeowook semakin mudah menarik rok Subin berikut langsung dengan underwear biru Subin. Subin terkejut melihat dirinya sekarang sudah naked, dan sebelum dia sempat berkata apa-apa, Yesung sudah membantunya duduk lagi dan meneruskan kegiatannya menikmati payudara Subin. Ryeowook meremas pantat montok Subin dengan salah satu tangannya dan tangan lainnya mengelus paha Subin… naik… dan naik lagi menuju vagina Subin yang mulus. Ketika jari Ryeowook sampai ke klitoris Subin, Subin menggelinjang.

“Oppaaaa…” desah Subin, tidak jelas memanggil oppa yang mana.

Ryeowook menggesekkan jarinya pada klitoris Subin, terasa basah di jari-jarinya. Subin makin mendesah tidak karuan, sebagai pelampiasan, Subin mencengkeram lengan Yesung. Ryeowook masih menekan-nekan klitoris Subin, lalu menambahkan dua jari dalam aktivitasnya. Dia melakukan gerakan keluar-masuk vagina Subin dengan perlahan. Yesung masih menikmati menjilat nipple Subin dengan ujung lidahnya. Kedua payudara Subin basah oleh saliva Yesung.

“Oppa… faster oppa… Wookie oppa…”

Ryeowook sekarang mempercepat gerakan jarinya di vagina Subin. Perasaan nikmat menjalar penuh dalam diri Subin dan dia merasa seakan ingin meledak… dan seketika dia merasakan dia pipis.

“A… aku… mianhae, oppa, apakah aku… pipis?”
“Pipis?” tanya Yesung bingung.

Dia melirik jari-jari Ryeowook yang berlumuran cairan bening. Yesung tersenyum dan meraih jari Ryeowook itu, menunjukkannya pada Subin.

“Itu bukan pipis, Subin jagiya… itu cairan cintamu…”
“Hyung ingin mencobanya?” tanya Ryeowook.
“Ani, aku langsung mencoba dari sumbernya saja.”
“Bisakah bertukar posisi?”

Yesung mengangguk. Dia memposisikan dirinya berbaring di ranjang.

“Subin, berlututlah di hadapanku. Letakkan kedua kakimu di sisi kepalaku.”

Subin bingung, namun melakukan sesuai yang diminta Yesung. Dia meletakkan kakinya di kedua sisi kepala Yesung dan tubuhnya menghadap Ryeowook. Ketika Yesung mulai menjilati vagina Subin dan Ryeowook menggigit nipple Subin dengan perlahan, barulah dia mengerti arti posisi ini untuk kedua namja. Payudara dan vaginanya kini basah sekali oleh saliva YeWook, Subin meremas-remas seprai untuk menahan gairahnya dan dia juga menggigiti bibirnya sendiri, menahan dirinya berteriak kencang.

“Oppa… oooh oppa… ng… ssss…”

Menerima serangan bertubi-tubi, tubuh Subin menggelinjang dan dia kembali mengeluarkan yang kata Yesung tadi cairan cinta, kali ini tepat ke mulut Yesung. Nafas Subin kini terputus-putus, tubuhnya lemas.

“Oppa… aku… capek, oppa…” keluh Subin.
“Berbaringlah,” pinta Yesung.

Yesung berdiri dan membiarkan Subin menggantikan posisinya. Yesung memberi isyarat supaya Ryeowook ikut berdiri.

“Wookie, jika kau mau, kau boleh duluan.”
“Oh, ani, hyung. hyung saja yang duluan,” ujar Ryeowook.
“Benar tidak apa-apa?” tanya Yesung sekali lagi, untuk memastikan.
“Ya, hyung.”

Subin tidak mengerti apa yang dibicarakan YeWook, tapi matanya membelalak ketika YeWook melepaskan pakaian yang melekat di tubuh mereka masing-masing. Tubuh Yesung padat dan mulus, lengannya kekar dan sebentuk abs kecil mulai terlihat di otot perutnya. Berbeda dengan tubuh Yesung, tubuh Ryeowook sudah ada abs-nya dan Subin kaget melihat pantat Ryeowook yang rupanya padat berisi. Naluri Subin membawanya melirik junior YeWook… yang ternyata sama-sama panjang dan besar, bahkan kedua junior itu berdiri mengacung. Jantung Subin berpacu, adegan demi adegan video yang ditontonnya (dimana Eunhyuk dan Sena bermain panas) muncul di otaknya. Sepertinya Sena menikmatinya… dan Subin jadi penasaran juga dengan perasaan itu…

“Subin, layani Wookie. Aku akan melakukannya duluan,” pinta Yesung.

Subin bingung, tapi ketika dilihatnya Ryeowook berlutut di atas tubuhnya dan menyodorkan juniornya, Subin teringat apa yang Sena lakukan terhadap junior Eunhyuk. Subin memegang dan mengocok junior Ryeowook.

“Aaaah… faster, Subin…” perintah Ryeowook dengan suara merdunya.

Subin menikmati memandang wajah terangsang Ryeowook yang tidak pernah dia lihat dan bayangkan sebelumnya dan dia jadi makin keranjingan memainkan junior Ryeowook. Subin memberanikan diri mengulum junior Ryeowook, sementara tangannya mengelus twinsball Ryeowook. Rasanya aneh ketika junior Ryeowook memenuhi mulutnya, tapi yang mengagetkan Subin adalah ketika Yesung menggosok-gosokkan juniornya ke vagina Subin. Tubuh Subin merinding. Dia geli dan ingin mendesah, tapi tidak bisa karena mulutnya penuh oleh junior Ryeowook. Yesung mendorong juniornya menerobos vagina Subin. Mengalihkan rasa sakitnya, Subin menggigit junior Ryeowook.

“Aish, Subin, itu sakit!”

Yesung membelalakkan matanya ketika dia menyentakkan juniornya memenuhi vagina sempit Subin… darah segar mengalir dari vagina Subin…

“Tunggu, Subin… kau masih perawan?” tanya Yesung kaget.

Air mata menetes dari mata indah Subin, Ryeowook menarik juniornya keluar mulut Subin dan menghapus air matanya dengan kedua jarinya.

“Jadi… Subin, kau bukan…”
“Aku… ini… pertama kalinya untukku, Yesung oppa…” Subin mengakui, terisak menahan perih.
“Mianhae… Subin, aku tidak tau…”
“Kami tidak akan memaksamu, Subin,” tegas Ryeowook, “maafkan kami.”
“Tapi… itu sudah terlanjur… maksudku… aku lebih ingin keperawananku diambil oleh orang-orang yang benar-benar kucintai ketimbang aku harus memberikannya pada orang lain…”
“Kau… sungguh mencintai kami?” tanya Yesung.

Subin menganggukkan kepalanya.

“Jadi kau mengizinkan kami…” ucap Yesung menggantung.
“Aku menginginkan Yesung oppa dan Ryeowook oppa.”

Mendengar permintaan Subin, YeWook tersenyum padanya. Perlahan, Yesung menggerakkan pinggulnya, juniornya menggesek vagina Subin.

“Ngggg… aaah…”

Subin tidak menangis lagi, melainkan sudah mendesah menikmati genjotan Yesung. Ryeowook maju dan kembali menyodorkan juniornya untuk dikulum Subin. Subin melahap junior Ryeowook untuk meredam desahannya, tubuhnya bergerak berlawanan arah dengan Yesung; Ryeowook menikmati servis Subin; Yesung semakin gencar menggenjot Subin, merasakan nikmat karena sempitnya vagina Subin. Ketiganya tidak pernah menyangka bahwa bercinta terasa begini nikmat… Subin berkali-kali menumpahkan cairannya, melicinkan junior Yesung untuk bergerak keluar-masuk vaginanya… Ryeowook sudah klimaks, menumpahkan spermanya yang dilahap habis oleh Subin… dan Yesung semakin cepat menggenjot tubuh Subin hingga dia sendiri mulai terengah…

“Ssss… Yesung oppa… aku…” desah Subin tidak jelas.

Ketika klimaks lagi, Subin meremas junior Ryeowook yang tengah dikocoknya… dan Yesung menekan juniornya masuk ke dalam ketika dia menyemprotkan spermanya ke dalam tubuh Subin. Subin merasa tubuhnya hangat dan kelelahan merayapi tubuhnya. Yesung menarik keluar juniornya…

“Ah…” desah Subin.
“Wookie, sekarang giliranmu,” kata Yesung.
“Subin, gwaenchana?” tanya Ryeowook.
“Ne, gwaenchana, oppa,” jawab Subin sambil tersenyum manis.
“Berbaringlah di tepian ranjang,” pinta Ryeowook.

Ryeowook membimbing Subin untuk berbaring di tepian ranjang, kaki Subin menjuntai hingga ke lantai; Ryeowook sendiri berdiri berhadapan dengan Subin; Yesung berbaring untuk memulihkan kondisinya. Ryeowook mengocok juniornya sebentar, lalu mengarahkan juniornya menuju vagina Subin yang masih basah.

“Ng… aaaah…”
“Oh… hmm…”

Ryeowook dan Subin berkali-kali mendesah, mengganggu istirahat Yesung. Yesung melihat dongsaengnya itu menikmati permainan bercintanya dengan Subin dan dia juga tidak ingin tinggal diam. Dia berlutut di atas tubuh Subin dan menyodorkan juniornya untuk diservis Subin. Melihat junior Yesung yang basah, Subin ingin mencicipinya. Ada rasa darah ketika Subin mengulum junior Yesung, yang dia tau sendiri bahwa itu adalah darah keperawanannya. Subin mengulum dan menggigit perlahan junior Yesung, membuat Yesung ikut mendesah. Ryeowook meremas kedua payudara ukuran big size Subin sambil tak hentinya menggenjot vagina basah Subin.

“Oppa… oppa… faster… aaaaaaah…”
“Subin… tu… tunggu aku… tunggu… hhh…”
“Subin, aku akan keluar!” seru Yesung, menahan kenikmatannya.

Subin berusaha keras menelan semua sperma Yesung yang keluar, tapi sebagian meleleh keluar dari mulutnya. Sementara itu, dia merasa ukuran junior Ryeowook semakin besar ketika urat-urat juniornya keluar, dan tak lama kemudian, giliran sperma Ryeowook yang menyembur ke dalam rahim Subin. Ryeowook ambruk di atas tubuh Subin sementara Yesung berbaring di samping mereka. Ketiganya tengah mengatur nafas.

“Subin, bagaimana kalau kita mencoba sekali bertiga?”
“Eh, itu bisa, Yesung oppa?”
“Agak sakit pada awalnya, tapi aku yakin kau akan menikmatinya.”
“Boleh saja.”

Ryeowook melepas kontak tubuhnya dan Subin diiringi erangan keduanya. Yesung kini tengah berlutut di tengah ranjang, lalu membantu Subin untuk berlutut juga di hadapannya. Yesung meletakkan kedua tangannya di bahu Subin, memandang si yeoja dalam-dalam.

“Subin, apa kau tau… kau sangat cantik,” puji Yesung.
“Oppa… jangan membuatku malu…” hardik Subin.
“Tidak, aku bersungguh-sungguh. Kuharap kau juga bersungguh-sungguh padaku.”

Subin memejamkan matanya ketika Yesung mulai mengajaknya berciuman lagi. Keduanya berciuman dengan sangat hot, terdengar suara decakan bahkan saliva keduanya mengalir keluar dari sudut bibir mereka. Ryeowook kini bergabung, dari arah belakang meremas payudara Subin, bahkan terkadang menyentuh nipple payudara dengan sentuhan jarinya. Keringat mulai mengaliri tubuh Subin lagi, gairah kembali bangkit dari dalamnya. Yesung mengacungkan juniornya dan menggeseknya di permukaan vagina Subin. Subin melepaskan diri dari ciuman Yesung.

“Oppa, hentikan… kau membuatku menderita…” protes Subin.
“Aku hanya menginginkan pelicin yang lebih, yeobo…”

Lalu Yesung langsung menancapkan juniornya dengan mantap di vagina basah Subin. Yesung mulai menggerakkan pinggulnya perlahan.

“Oppa… aaaaah… nikmat sekali…” desah Subin.
“Apa aku menyentuh klitorismu dengan intens?” tanya Yesung.
“Emmmh… ya… oppa… faster… please… please…”

Ketika Ryeowook tau Subin sudah tenggelam dalam permainannya dengan Yesung, dia mengambil ancang-ancang untuk menusuk lubang belakang Subin dengan jari telunjuknya. Subin bergerak sedikit, tapi tidak protes. Ryeowook menambahkan satu jari lagi.

“Ryeowook oppa… sakit…”
“Bersabarlah, Subin…” pinta Ryeowook.

Satu jari lagi ditambahkan dalam usaha Ryeowook membesarkan lubang belakang Subin. Tubuh Subin menggelinjang menikmati dorongan di vaginanya dan sentuhan di lubang belakangnya. Ketika dia benar-benar terlena, tiba-tiba dia merasa sesuatu yang keras menusuk lubang belakangnya. Junior Ryeowook tengah menembusnya lewat belakang. Subin kesakitan, dia mengerang, namun Ryeowook tidak menghentikan usahanya, malah bergerak untuk menembus lubang itu sedalam mungkin. Subin sendiri berusaha berkonsentrasi pada kenikmatan vaginanya yang masih digenjot Yesung supaya kesakitannya berkurang. Perlahan, Ryeowook juga mulai menggerakkan pinggulnya… dan saat itu juga Subin benar-benar tidak sadar apa yang tengah dia lakukan. Dua kenikmatan sekaligus membawanya terbang hingga langit ketujuh…

“Oppa… faster… oppa… fuck me more… fuck me…”

Keringat ketiganya bercampur menjadi satu… Subin bisa merasakan hembusan nafas YeWook di dada dan punggungnya… bisa mendengar mereka mengerang nikmat… bisa merasakan serangan bertubi-tubi di vagina dan lubang belakangnya…

“Wookie, sudah siap?” tanya Yesung.
“Ku… kupikir sudah, hyung…” jawab Ryeowook, “Subin, ayo… kita keluarkan bersama…”
“A… aku… op… paaa… Aaaaaaah…”

Junior YeWook menembakkan sperma mereka, Subin juga mengeluarkan cairan cintanya sekali lagi. Mereka terjatuh miring di ranjang, kontak tubuh masih belum terlepas. Subin kini terbiasa dengan junior YeWook yang menjepitnya. Ryeowook memeluk tubuh Subin erat, sedangkan Yesung merapikan rambut Subin yang berantakan.

“Subin, gomawo…” kata Yesung tulus.
“Oppa… akulah yang seharusnya berterimakasih… aku benar-benar senang…”

Ketiganya tengah mengatur nafas saat ini.

“Jadilah pacarku,” ucap YeWook kompak.
“A… apa?” tanya Subin, berharap salah dengar.

Yesung menegakkan sedikit tubuhnya agar bisa bertukar pandang dengan Ryeowook. Yesung tersenyum dan mengedipkan matanya pada Ryeowook, yang dibalas dongsaengnya itu dengan senyum manis.

“Mulai sekarang, jadilah pacar kami,” pinta Yesung.

Subin membelalakkan matanya. Melakukan yang seperti ini bertiga… selalu begitu… sanggupkah dia? Tapi dengan YeWook… seharusnya… dia merasa sanggup… Begini lebih baik, dia akan bercinta hanya dengan kedua pria yang dicintainya… untuk seterusnya nanti.

***

Epilog
“Yoboseyo…”
“Sena jagiya…”
“Ah, Eunhyuk oppa… bagaimana? Aku sudah mengirimkan sahabatku Subin kesana. Apa oppa puas dengan pilihanku?”
“Datanglah kesini sekarang, Sena.”
“Kenapa, oppa? Subin tidak memuaskanmu?”
“Bukan begitu. Rupanya waktu pulang nanti aku mendengar suara-suara… yang rupanya dari kamar Yesung hyung. Yesung hyung dan Wookie sedang bercinta dengan Subin.”
“Apa? Kenapa jadi YeWook oppa yang…”
“Dan aku benar-benar terangsang karena mengintip mereka. Datanglah sekarang, ya, Sena?”
“Ng… oppa…”

1 comment:

  1. oke pertama tama spechless dlu aku eon #plakk
    ini hot banget deh eon. aku gatau mau komentar apalagi. ini detail banget dari awal sampe akhir. ga kebayang hidupnya subin setelah ini yg jadi kekasih yewook itu. klo tiap minta barengan itu gimana jadinya *shock* panas dingin baca 3some gini eon. apalagi eonni kn termasuk yg bahasanya bagus jadi aku juga bingung komen apa. kena banget bkin merinding soalnya *Bahasa penulisan juga faktor utama buat aku :p

    tunggu.. itu epilog? jadi udah abis gitu? cuma 2 part aja gitu? trus ko epilognya gitu doang? mau dong yg sena datengin ke hyuk trus mereka kemana gitu. jangan disitu, nanti mereka battle lagi, bisa gawat ah. aku ga rela nanti tubuhku *membayangkan sambil terisak sedih* terus gimana kelanjutan yewook sama subin itu eon? ahh ini dong lanjutan dong eon. itu juga sena ngapa jawabnya pake desahan? jangan bilang itu sena sambil yadongan. andwaeeee!! tubuhku hanya boleh dinikmati oleh eunhyuk seorang eon.. *nangis* jangan dijelasin yah itu sena lg ngapain sama siapa. hyuk bakalan marah dan aku bakalan ngerasa ngekhianatin hyuk banget *apasih*

    udahlah.. pokoknya aku tunggu lanjutannya eon, harus!! *maksa* *ditendang*

    ReplyDelete