Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Monday, 13 February 2012

Brand New It's Magic chapter 8 part 7


Brand New It’s Magic
Chapter 8 part 7

Hyunjoong menyerap cerita Yunhwa dengan baik dan sedang berusaha mengumpulkan lagi ingatan-ingatan lamanya. Kimbum sudah pulang dan mendapat suapan cerita-cerita dari Yunhwa juga.

Yunhwa bertanya,gimana dengan Iva? Maksudku Wind Warrior? Dimana dia sekarang?”
”Loh, kau sudah bertemu dengannya,” jawab Hyunjoong, “namanya May. Kau kan menyebutkan namanya pada gadis yang menemukanmu. Kebetulan May lagi jalan-jalan malam itu dan menyelamatkanmu.”
”May ya? Nama yang manis. Apa dia manis? Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas waktu malam itu.”
”May manis. Memang kenapa, Yunhwa hyung?” Tanya Kimbum.
 “Kupikir dulu aku jatuh cinta padanya. Benar-benar kangen. Aku mau ketemu dengannya lagi.”
Kimbum dan Hyunjoong berteriak,tidak boleh!!!”
”Loh? Kenapa?”

Hyunjoong dan Kimbum bertukar pandang.

”Karena May sudah punya pacar,” jawab Kimbum, “namanya Youngsaeng. Dia adalah oppanya Fire Warrior, Amelz, pacarku.”
 “Yah… sayang sekali. Kalau Julie gimana?”
”Itu juga tidak boleh!!!” seru Kimbum dan Hyunjoong sekali lagi.
”Dia juga punya pacar?”
Kimbum menjawab,yap. Jiro, gegenya May.”
”Haaaah... dunia ini kejam sekali!!!”

***

Amelz sedang berjuang. Dia sedang dilatih Youngsaeng menyanyi.

Youngsaeng bertanya,kenapa Amelz tak mirip oppa dan Chun sih?”

Amelz jengkel. Dia emang tidak bisa menyanyi dengan baik, tidak mirip Youngsaeng dan Chun.

”Mungkin aku anak angkat?” Tanya Amelz, jengkel tingkat tinggi.
”Oh wow... jangan marah, Amelz...”

Tiba-tiba terdengar letupan dan Junsu muncul memapah Chun. Amelz kaget setengah mati, padahal dia lagi nyanyi, jadi dia terbatuk-batuk.

Youngsaeng menghardik, ”Junsu... Chun... aigo Amelz...”

Youngsaeng menenangkan Amelz. Setelah Amelz tenang, keduanya baru beralih ke Junsu yang membaringkan Chun di sofa.

 “Chun kenapa, Junsu?”
 “Nyaris mati,” lapor Junsu, “untung Julie menyelamatkannya.”

Junsu menceritakan kronologis cerita dengan cepat.

”Benar-benar minta dicincang hantu-hantu itu...” umpat Amelz.

Mata Amelz berkilat marah.

Youngsaeng wanti-wanti,jangan membakar sesuatu lagi ya Amelz...”

Biasanya sih begitu kalau Amelz marah. Akhirnya Amelz meredam kemarahannya sendiri. Ketiganya memandang Chun yang masih pucat, namun bernafas semakin teratur...

***

May membuka matanya dan menemukan dirinya tertidur di meja belajar. May bangun geragapan. Dia baru sadar ternyata dia ketiduran setelah membaca buku tentang bisnis sampai larut malam. May melirik jam dindingnya. Ketika melihat sekarang sudah jam tujuh, May tau dia akan terlambat. Dia perlu mencari Jiro dan Rin.

”Rin, Jiro ge!!!” panggil May sambil membuka pintu kamar.

Tapi tidak ada sahutan. May mengambil kertas yang diinjaknya.

”Jie... Rin tak berani membangunkan jiejie karena jiejie keliatannya cape. Rin sudah pergi dan Jiro ge ke kantor agensi. Aduh... mereka sudah pergi. Aku juga harus cepat.”

Dengan cepat May mandi, tidak sempat sarapan lagi. Tapi seketika dia melihat kertas berbentuk pesawat, jatuh di kakinya saat keluar rumah.

”Mari berpesta, Warriors... Kurang ajar! Ini pasti kerjaan para hantu! Apa maunya mereka ini hah? Jangan-jangan mereka... mau buat kami sibuk? Aku tidak akan biarkan mereka mengacau di acara kampus lagi! Harus langsung kasih tau semuanya untuk waspada!”

***

MAY’S POV

Amelz berseru, ”May!!! Kemana saja kau??”

Duh si Amelz pakai teriak… semua orang jadi noleh kan?

Aku bertanya, apa Hyunjoong oppa...”
”Lomba kecepatan hitung akuntansinya sudah jalan 15 menit, tau!” sergah Amelz, “itu, oppa di dalam.”

Aku dan Amelz menyelip masuk di antara para mahasiswa yang menonton perlombaan kecepatan hitung akuntansi di ruang 404. Hyunjoong oppa adalah salah satu wakil dari konsentrasi program Vocal. Semuanya sibuk menghitung dengan kalkulator. Kecepatan tangan mereka luar biasa.

”Hyunjoong oppa pasti menang.”
”Kenapa?”
”Dia kasir yang andal loh.”
 “Ya… peserta no.6 selesai duluan!” umum MC cewek.

Aku, Amelz, dan pendukung dari konsentrasi program Vocal bersorak untuk Hyunjoong oppa. Panitia lomba mengambil kertas Hyunjoong oppa, sementara oppa mengacungkan jempolnya untukku. Lima menit kemudian, semua peserta sudah selesai menghitung. Para juri sedang meneliti kertas-kertas para peserta.

”Baiklah, sekarang kami akan mengumumkan pemenangnya... Juara ketiga, menyelesaikan hitungan dalam 22 menit, dengan kesalahan sebanyak 3 nomor... adalah nomor peserta 1, perwakilan fakultas seni konsentrasi program Drama, Alicia Liu.”
Aku berkomentar,kita... maksudku Junki dapat 5 suara pagi-pagi begini.”
”Kurasa dia ditakdirkan jadi Ketua Dewan Mahasiswa satu tahun ke depan, ledek Amelz.
MC Cewek kembali mengumumkan,juara kedua adalah nomor 14, perwakilan fakultas bahasa konsentrasi program Mandarin, Benny Wang. Kecepatan hitungnya 20 menit, kesalahan hitung 2 nomor. Dan juara pertama... nomor enam, Kim Hyunjoong, perwakilan fakultas seni konsentrasi program vocal. Menyelesaikan hitungan dalam 17 menit dan tanpa kesalahan. Luar biasa!!!”
”Yes... Hyunjoong oppa keren.”
Aku tiba-tiba teringat, iya dong.... Ah Amelz, ada sesuatu yang penting.”

Aku langsung maju dan menarik Hyunjoong oppa dari orang-orang yang menyalaminya, juga menarik Amelz dengan tanganku yang lainnya. Aku membawa mereka keluar kelas.

”Aku mendapat ini tadi pagi.”

Aku memberikan surat-pesawat itu untuk dibaca Amelz dan Hyunjoong oppa.

Hyunjoong memutuskan,kita akan berpatroli May. Kita tak akan biarkan mereka mengacau.”
”Aku akan kasih tau yang lain juga, putus Amelz.
Aku bertanya,lomba pengetahuan budaya jam 9 ini... bukannya Annie, Kyujong oppa dan Stella ikut?”
”Ahh, kau benar,” setuju Amelz, “aku mau nonton ah. Daah...”

Amelz sudah ngabur.

 “Ehm May, aku juga…” ragu Hyunjoong.
Aku mengiyakan,ya, oppa dukunglah Stella. Biar aku cari yang lainnya ya.”
”Gomawo May.”

Hyunjoong oppa menyusul Amelz. Ya sudahlah, tidak apa-apa aku yang patroli dulu. Untung-untung ketemu Junsu, biar dia telepathy ke yang lain deh.

***

AUTHOR’S POV

Hyunjoong menyusul Amelz yang sudah berkerumun di depan ruang 109 bersama Thia.

Amelz mendesak,oppa cepat... mereka sudah siap-siap tuh.”

Hyunjoong melongok melewati kepala orang-orang dan melihat Kyujong duduk di antara Annie dan Stella, di meja nomor 3. ketiganya mengerumuni satu kertas, dan berdebat... yah mudah-mudahan bukan bertengkar. Mereka perlu mengisi soal-soal di dalam kertas itu dengan tepat.

”Thia ikutan lomba apa?” Tanya Hyunjoong.
Thia menjawab,deklamasi puisi mandarin. Hari Rabu sih oppa, jadi rada tenang deh.”
”Aku telat ya?” Tanya Junki.

Junki muncul dari kerumunan belakang.

Amelz berucap,baru saja mulai. Ngapain kau kesini, calon ketua dewan mahasiswa?”
”Berisik, hardik Junki.
Hyunjoong menyampaikan,oh ya Junki, kau sudah mendapat 35 suara dari lomba kecepatan hitung akuntansi loh.”
”Apa hyung memenangkan lomba?”
”Hahah... tepat sekali.”
”Mudah-mudahan perwakilan Seni kalah, jadi aku tidak dapat suara lagi.”

Amelz menonjok punggung Junki.

Thia mengeluh, ”Junki oppa aneh deh. Oppa kesini buat mendukung Annie kan? Koq malah nyumpahin?”
”Ahahah... mian.”

Stella mendongak dan tersenyum sejenak pada Hyunjoong. Hyunjoong tersenyum menyemangati Stella. Annie juga mendongak dan melihat Junki tengah berdebat dengan Amelz, melihat Junki datang, Annie merasa senang. Lomba yang berlangsung sampai jam 10.10 pun akhirnya selesai. Tim juri sedang memeriksa lembar jawaban.

”Jujur saja aku tidak yakin, keluh Annie.
Kyujong setuju,aku juga.”

Lalu MC membacakan para pemenang. Doa Junki dikabulkan, tak ada satupun perwakilan fakultas seni yang menang. Annie, Kyujong dan Stella keluar dari ruangan dengan tampang lesu.

”Salahkan Junki,” perintah Hyunjoong, “dia yang mau kalian tidak menang.
”Oppa jahat!!” teriak Annie sambil memukul Junki.
Junki mengeluh,aigo... aku tadi tidak serius. Aduh, Hyunjoong hyung tega nyalahin aku...”

Hyunjoong Cuma nyengir. Tiba-tiba dia teringat pesan May tadi. Dia langsung menyampaikannya di depan yang lainnya, toh Thia dan Kyujong sudah tau juga soal rahasia mereka.

“Jadi May dimana?” Tanya Kyujong.
Hyunjoong menjawab,patroli. Sekarang kan jam istirahat, yang konsentrasi Drama mau voting kan? Biar aku saja yang patroli. Tolong sampaikan ke yang lain ya.”
”Kali ini kau mati, Junki, ancam Stella.
Junki mengeluh,kalian tak vote aku kan?”
”Kami vote,jawab Amelz singkat.

***

May yang patrol merasa kekhawatirannya terlalu berlebihan. Buktinya sekolah tampak aman saja. May akhirnya memutuskan untuk pergi voting.

Stella menyapa,hei May!”
”Stella. Gimana, tadi menang?” Tanya May.
Tidak. Gara-gara Junki nyumpahin tidak menang sih.”
”Yuk kita balas dendam. Vote dia.”
”Amelz sudah di dalam. Beneran mau vote Junki tuh.”
”Junki-nya?”
”Tuh.”

Stella menunjuk dimana Junki berdiri. Junki lagi memandang empat monitor besar dengan tampang manyun. Disana masing-masing monitor menunjukkan angka perhitungan suara sementara. Monitor pertama milik Choi Hyejin dari fakultas Bahasa: 35 suara, monitor kedua milik Jocelyn Wu dari fakultas Ekonomi: 8 suara, monitor ketiga milik Junki: 40 suara dan terakhir milik Nadine Lin dari fakultas Sejarah dan Budaya: 19 suara. Angka vote Junki tinggi itu dikarenakan anak-anak Drama duluan yang voting. May masuk ke salah satu bilik voting. Bilik itu kecil, tapi rupanya ada empat monitor kecil dipasang. Di monitor itu ada wajah-wajah para calon, perkenalan singkat yaitu nama, fakultas, konsentrasi program, semester, DOB dan prestasi mereka. May memperhatikan Junki yang cakep sendiri, maklum cowok sendiri. Tapi fotonya benar-benar cakep. Prestasi Junki menjadi juara umum kampus selama dua semester ini tidak bisa ditandingi ketiga wakil lainnya. Tanpa ragu... langsung saja May menekan tombol biru untuk vote Junki. May keluar dari bilik, sudah ada Amelz dan Stella menunggunya. Keduanya nyengir senang.

Junki mengeluh,angkanya naik lagi. Pasti ulah kalian.”
”Memilih itu hak kami loh, ledek Amelz.
May bertanya,mau patroli atau ke kantin nih?”
“Aku lapar, mau ke kantin, jawab Stella.
Amelz memutuskan,aku patroli saja. Kau istirahat bareng Stella saja May, ada aku sudah cukup. Dan kau, Junki, kau kan mau siap-siap ikut lomba gambar peta sejarah bareng Chun?”
”Hah? Iya ya...” celetuk Junki.

***

No comments:

Post a Comment