Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Sunday, 8 April 2012

Brand New It's Magic chapter 9 part 1


Brand New It’s Magic
Chapter 9 part 1

Chapter 9
Just Another Fate

Junsu kaget bukan kepalang waktu mendengar ada gedoran di depan pintu kamarnya. Lalu gedoran itu beralih ke pintu lainnya-Junsu tak tau pasti pintu yang mana. Tapi kemudian gedoran itu terdengar lagi di pintu kamarnya. Dengan kepala pusing setelah memulihkan kondisi tubuhnya, Junsu bangkit dari tempat tidurnya. Dan setelah mendengar jeritan-jeritan-dalam hati maupun aslinya-Junsu akhirnya tau siapa biang kerok keributan ini.

Junki berteriak, “Junsu!! Hyunjoong hyung!!”

Sebelum Junsu membuka pintu, Hyunjoong telah membuka pintu kamar Hyunjoong sendiri dulu. Terdengar suaranya yang setengah ngantuk.

 “Ya~ Lee Junki,” hardik Hyunjoong marah, “mau cari mati ya?”
 “Hyung! Ini masalah gawat…”

Junsu membelalakkan matanya dan menghambur keluar. Junki terlihat bermandi keringat, berdiri di depan lorong kamar, sementara Hyunjoong masih berdiri di ambang pintu kamarnya sendiri.

“Apa itu benar?” Tanya Junsu.
 “Ya. Kurasa kau mendengar suara hatiku kan? Aku tidak bisa membedakan apa itu mimpi atau Propechy. yang pasti aku lihat… Yunhwa hyung, dia…”

Hyunjoong, yang tiba-tiba memahami situasi, langsung membelalakkan matanya.

***

May terbangun dari mimpi buruknya. Dia mati-matian meyakinkan dirinya bahwa yang tadi hanya mimpi, bahwa dia melihat Yunhwa yang terluka itu hanyalah mimpi. May mengambil ponselnya yang berdering, rupanya Julie.

May berujar,ya? Julie? Hah? Kau juga mimpi begitu? Tunggu, Julie, aku akan kesana.”

May bergegas keluar kamar dan menuju kamar mandi, sekadar untuk mencuci muka. Rupanya kegaduhan May membuat Rin bangun. Tampangnya sangat kusut. Rin sama sekali gak bisa tidur, membayangkan kondisi Jiro yang masih disandera.

“May jie?” Tanya Rin, “mau kemana? Koq buru-buru begitu?”
“Jiejie mau ke rumah Julie, Rin. Ada sesuatu yang penting. Rin jaga diri ya.”
 “Iya jie. Palingan Rin mau ketemu Chun ge. Dia mau kesini…”
“Ya. Oke.”

***

Di tempat lainnya. Calvin telah lama berdiri di depan pintu rumah Fennie. Jari tangannya tampak ragu menekan bel rumah Fennie. Tadinya dia mau mengajak Fennie pergi bareng ke kampus, tapi sesaat dia ragu, apa Fennie mau pergi dengannya. Baru saja dia mau mengurungkan niatnya, pintu rumah terbuka dan wajah Fennie yang cantik muncul.

Calvin menyapa, “Fennie…”
“Loh? Calvin ge?” Tanya Fennie bingung, “kenapa berdiri disini?”
 “Ahh sebenarnya… aku tadi… mau mengajakmu barengan ke kampus. Tapi…”
 “Gege takut aku tak mau pergi dengan gege? Aku mau koq.”
 “Fen…”

Wajah Calvin memerah mendengar pernyataan Fennie.

 “Yuk.”

Calvin, kaget sekaligus senang, berjalan cepat ke Ferrari-nya dan membukakan pintu untuk Fennie. Fennie tersenyum sebelum masuk ke dalam mobil.

 “Oh ya Fen… gimana kabar ortumu? Polisi sudah menemukan mereka?”

Fennie tersentak dari lamunannya. Karena Fennie cukup tegar, dia hanya sebatas shock saat mendengar penjelasan dari Junsu bahwa ada kemungkinan ortunya bukan diculik oleh manusia biasa, tapi oleh para penghisap darah. Fennie hanya mampu berdoa supaya ortunya baik-baik saja dan sedikit mencemaskan Yunhwa. Andaikan Yunhwa memenangkan pertarungan, ortunya akan selamat dan Julie juga akan sembuh. Fennie tersenyum tipis pada Calvin.

Fennie menjawab,belum.”
 “Ahh… andaikan aku bisa membantu.”
 “Gege mau menemani aku saja sudah cukup membantu koq.”
“Sebenarnya aku merasa agak aneh. Banyak sekali orang yang menghilang. Ortumu, teman Alend, Jiro, Kimbum dan tetangga-tetanggaku. Bahkan peristiwa ini sekarang menjadi headline di koran-koran. Jelas ini sesuatu yang… benar-benar aneh.”
Fennie mengusulkan,ada sekelompok penjahat yang ingin mendapatkan uang? Atau mereka hobi membunuh??”
 “Entahlah. Aku jadi berpikir… jangan-jangan ini bukan perbuatan manusia.”

Fennie terkesiap. Apakah Calvin pantas diberitau soal rahasia ini? Lagian Kyujong, hyungnya, juga sudah tau…

***

Chun memperhatikan wajah Rin yang terus menerus lesu. Keduanya duduk di kamar Rin. Chun telah bercerita panjang lebar, tapi ternyata Rin daritadi hanya melamun. Chun menghela nafas panjang.

Chun memanggil, “Rin ah…”
“Hah? Ya… ge?” Tanya Rin.
 “Kau mengkhawatirkan Jiro ge yah?”
 “Iya…”
 “Tenanglah. Polisi kan mencarinya. Mereka pasti akan menemukannya.”

Rin hanya tersenyum lemah.

 “Kau tau? Selain kau yang seperti ini, aku juga lihat Amelz noona yang seperti cacing kepanasan. Dia juga mengkhawatirkan Kimbum hyung. Bagaimana bisa sekelompok teman-teman kita menghilang begini? Dunia ini memang aneh.”

Rin menganggukkan kepalanya.

 “Amelz noona tadi pagi tiba-tiba pergi tanpa meninggalkan pesan. Mudah-mudahan dia tak diculik juga.”
Rin mengeluh,wah Chun ge…”
Tidak lah ya. Kupikir itu Cuma beberapa sikap anehnya semenjak Kimbum hyung menghilang.”

Rin kembali melamun.

“Ayo kita jalan-jalan sebentar, Rin.”
Rin bertanya,tapi Chun ge kan ada kuliah?”
“Aku akan bolos dan menemanimu.”
 Tak bisa gitu, Chun ge. Gimana kalau aku akan menunggui Chun ge selesai kuliah hari ini?”
“Kau menungguiku di kampus?”
 “Iya. Beruntung sekali hari ini kami diberi liburan gara-gara para guru rapat mendadak.”
Chun mengiyakan,oke. Tapi kita naik bus yah. Mobilnya kan dibawa Youngsaeng hyung.”
“Boleh-boleh saja ge, sepakat Rin.
 “Ngomong-ngomong kemana May jie?”
“Jiejie pergi ke rumah Julie jie pagi-pagi.”
 “Ayo, Rin, kita keluar.”

Chun menggandeng Rin keluar rumah. Jalanan sepi. Mereka berjalan dalam diam menuju halte bus. Pikiran mereka melayang menuju hal-hal yang berbeda. Tiba-tiba Rin melihat sebuah mobil Ferrari yang rasanya dikenalnya, melintas di jalanan.

 “Kyujong oppa?”
 “Kurasa itu Calvin ge. Gaya mereka membawa mobil kan beda?”
 “Kalau begitu siapa cewek yang duduk  di samping Calvin ge itu??”

Tiba-tiba Rin terkesiap. Tak jauh di depannya, sebuah bus berhenti bukan di depan halte. Bus itu bergetar dan terdengar teriakan-teriakan. Rin memicingkan matanya.

 “Chun ge, pergi.”
 “Apa? Rin?”
 “Aku bilang pergi!”
 “Wei shenme?”
 “Pergi! Ini untuk keselamatan gege!”

Sebelum Chun membantah lagi, mobil Ferrari yang mereka lihat berhenti di tepian jalan. Fennie dan Calvin menghampiri Chun dan Rin. Fennie membelalakkan matanya pada Rin dan menunjuk bus dengan kalut.

Fennie berucap,kurasa itu mereka…”
“Ada apa sih?” Tanya Calvin bingung.
Rin menukas,ahh sudahlah. Toh kalian suatu hari akan tau juga! Luna Bow!”

Calvin dan Chun kaget waktu Rin mengeluarkan Luna Bow dari udara kosong. Rin melesat maju meninggalkan teman-temannya.

“Apa itu…??” Tanya Chun bingung.
Fennie menjelaskan, “Rin itu Warriors’ Helper. Mereka menolong Element Warriors. Sebenarnya yang berbuat aneh dalam kehidupan kita adalah sekelompok drakula dan hantu.”

Fennie dengan cepat dan ringkas menceritakan semuanya pada kedua cowok itu. calvin dan Chun terbelalak. Chun kaget begitu tau Amelz noona-nya ternyata salah satu Element Warriors, Youngsaeng hyung-nya ternyata Warriors’ Helper, dan Calvin kaget karena Kyujong menutup hal ini rapat darinya.

 “Kupikir sekarang tinggal Aaron ge yang belum tau rahasia ini. Dia tetap tidak boleh tau dulu.”
 “Tapi apa sebenarnya yang dilawan Rin di dalam sana?” Tanya Calvin, “drakula? Hantu?”
“Ahh… Rin tak akan menang sendirian. Kita harus menghubungi…”
 “Aaaah!!” jerit Rin.

Mereka kaget melihat Rin terlempar keluar bus. Empat sosok drakula keluar dari bus. Hal ini membuat kedua cowok itu jantungan. Punggung Rin menabrak tembok, sedangkan keempat drakula itu terbang ke arah Rin…

Chun berseru,tak boleh!!”

Tiba-tiba Chun terbang dan menyambar Rin.

 “Chun ge… terbang?” Tanya Fennie.

Rin dan Chun yang berada di udara seketika tersadar. Tapi mereka belum sempat ngapa-ngapain dan drakula-drakula itu terbang menyongsong mereka. Rin berusaha menyerang kembali dengan Luna Bow, sementara Chun yang merangkul pinggangnya terbang dengan lincah, walau ini pertama kalinya dia terbang. Fennie lupa dia harus menghubungi seseorang.

Calvin mengingatkan, “Fen… hubungi seseorang.”
“Ahh iya…” kata Fennie.

Calvin sedikit gregetan melihat Rin dan Chun yang berjuang di angkasa. Dia merasa badannya mendadak panas.

 “Fly… Flying Sword!!”

Fennie nyaris menjatuhkan handphone yang digenggamnya. Calvin juga kaget melihat pedang yang beratnya 10 kg itu ada di tangannya.

 “Calvin ge adalah Warriors’ Helper. Ayo cepat, ge, bantu mereka!”

Calvin tadinya bingung, namun tampaknya ada sesuatu dalam diri Calvin yang membantunya bergerak. Calvin maju dan melemparkan Flying Sword ke arah drakula-drakula dan melukai salah satunya, lalu kembali lagi ke tangan Calvin.

Calvin berucap,wow… it’s so cool.”

Namun salah satu drakula terbang dan menyambar Fennie pada pinggangnya. Fennie berteriak kaget saat dirinya sudah ada di angkasa. Calvin, Rin dan Chun terbang ke arah Fennie…

 “Silver Chain!” teriak Annie.

Dari udara kosong, Annie muncul begitu saja dan menyerang si drakula dengan Silver Chain yang panjang. Si drakula mengerang, Fennie terjatuh dan disambar Chun sebelum sempat menyentuh tanah. Kemudian mereka bertiga turun di samping Calvin dan Annie.

Chun bertanya, “Annie? Koq bisa muncul disini?”

“Entah. Aku merasa tadi… sehabis Fennie mengontakku, ada sesuatu yang mengendalikan aku untuk berputar di tempat dan… sepertinya aku melakukan Teleport.”

Annie memperhatikan Calvin, dan memandang Chun sekali lagi.

 “Chun, Calvin ge, senang melihat kalian bergabung. Ayo, bantai mereka. Anggap ini latihan untuk Calvin ge.”
Fennie bertanya,apakah kita tak perlu memanggil yang lain?”
Tidak perlu. Aku yakin kita bertiga yang bersenjata bisa mengatasi ini. Menurutmu, Rin?”
 “Iya. Kita bisa, yakin Rin.

Fennie dan Chun memandang Rin, Annie dan Calvin yang berjuang dengan gagah berani. Memang jumlah penghisap darah lebih banyak, tapi ketiganya bisa mengimbangi mereka, perlahan-lahan melukai mereka (Calvin senang juga bermain dengan pedangnya yang bisa balik lagi ke dia seperti bumerang) dan akhirnya nasib keempat drakula itu berakhir jadi abu.

Calvin berujar,wew… rasanya aneh tapi menyenangkan.”

Rin dan Annie mengecek ke dalam bus dan keluar sambil menggeleng-gelengkan kepala mereka.

 “Gimana dengan orang-orangnya?” Tanya Chun.
Rin menjawab,semuanya mati. Di dalam sana ada 4 korban.”
“Kusarankan kita semua pergi dari sini,” kata Annie, “panjang ceritanya kalau kita harus berurusan dengan polisi.”
 “Kita ada jadwal di kampus, ucap Fennie.
 “Sampai ketemu di kampus deh.”

Calvin dan Fennie kembali masuk ke Ferrari-nya Calvin.

Chun berujar,tadinya aku mau naik bus ke kampus.”
“Untuk apa kalau ada aku disini? Aku barusan bisa Teleport kan? Ayo… kita pergi bertiga.”
 “Aku tak suka Teleport, tolak Rin, menggelengkan kepalanya.
 “Oh, ayolah… kau akan terbiasa, Rin.”

Annie menyambar tangan Rin dan Chun dan membawa mereka berputar di tempat, suara tawa Annie terdengar, sementara Rin dan Chun berteriak kaget.

***

No comments:

Post a Comment