Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Monday, 23 April 2012

(When Our Dreams Come True) Secretly in Love chapter 10


When Our Dreams Come True
Secretly in Love
Chapter 10

Calvin menguap lebar2. Hari ini dia melalui hari yang berat. Maklum, selama dikarantina, dia dibentuk supaya jadi leader kelima temannya di boyband yang akan debut taon depan. Seluruh tubuhnya terasa pegal karena latihan dance selama lebih dari tiga jam hari ini. Dia tidur sekamar dengan Hans Zhang di kamar asrama, tapi teman sekamarnya masih sibuk makan. Calvin meninggalkannya dan ke kamar duluan. Tubuhnya udah protes minta istirahat. Tiba2 pintu terbuka dan Calvin melihat sosok Hans yang berambut jabrix dan jangkung.

Hans: “Calvin, ada telepon untukmu. Katanya dari Chen Mama.”
Calvin: “Hm? Mama?”

Calvin menoleh memandang jam dinding. Jam 8 malam. Ada apa mama menelepon semalam ini, tanya Calvin.

Calvin: “Xie xie ni, Hans.”

Calvin melewati sosok Hans dan berjalan menuju ruang tamu asrama, sambil menyapa teman2nya yang dia temui. Maklum, anak2 asrama gak lagi boleh punya hape, jadi hanya bisa dihubungi lewat telepon asrama. Calvin mengangkat gagang telepon yang diletakkan di atas meja.

Calvin: “Wei, mama…”
Chen Mama: “Calvin…”

Calvin mendengar suara mamanya yang cemas dan seketika ikutan cemas. Pikirannya melayang ke adiknya yang manis.

Calvin: “Zen me la, mama?”
Chen Mama: “Shi Amelz… dia gak pulang dari tadi pagi. Katanya sih mau menemui Lee Hom. Tapi dia meninggalkan hapenya di rumah.”
Calvin: “Apa? Hao, mama… tetaplah di rumah. Aku akan mencarinya.”
Chen Mama: “Tapi Calvin gak boleh keluar asrama kan?”
Calvin: “Mei guan xi. Mama tunggu ajah, ntar Calvin kabari. Zai jian ma, wo ai ni…”

Calvin menutup telepon dan nyaris berlari menuju ruang makan. Hans masih makan mie dengan lahap.

Calvin: “Hans, apakah semua penjaga asrama udah pergi?”
Hans: “Mereka bakal balik sebentar lagi kan?”
Calvin: “Adikku hilang. Temani aku mencarinya.”
Hans: “Kita kan gak bisa keluar, Calvin.”

Calvin langsung melesat menuju telepon dan mengeluarkan selembar kertas dari kantongnya. Itu nomor2 penting: nomor hape Jiro, Ri Na dan Lee Hom. Dia menghubungi Lee Hom, yang seperti biasa, gak bisa dihubungi. Akhirnya dia menghubungi Jiro. Dalam dering ketiga, Jiro mengangkat teleponnya. Suara Jiro yang segar membuat Calvin yakin Jiro dalam keadaan fit.

Jiro: “Wei, Calvin…”
Calvin: “Jiro hyung. Sekarang ada dimana?”
Jiro: “Taipei. Udah dari kemarin sih. Mau ketemuan? Ahh kau kan dikarantina yah…” =.=”
Calvin: “Amelz menghilang.”
Jiro: “Shen me??”
Calvin: “Dari tadi pagi sampe sekarang dia gak pulang ke rumah dan tinggalin hapenya. Hyung, bisakah aku…”
Jiro: “Bisa. Aku dan Ri Na akan mencarinya. Jangan khawatir. Kalo menemukannya, aku akan mengantarnya pulang.”
Calvin: “Xie xie ni… hyung…”
Jiro: “Fang xin ba.”

Hubungan telepon diputus Jiro dengan cepat. Calvin baru mau kembali ke ruang makan waktu telepon berdering lagi. Hans yang keheranan melihat Calvin kalut menyusulnya ke ruang tamu. Tapi Calvin gak tau sosok Hans yang ada di belakangnya, sementara Calvin mengangkat telepon lagi. Keempat teman seasrama mereka bangun dan berdiri di belakang Hans. Mereka baru mau bertanya saat Hans memberi petunjuk supaya mereka diam.

Calvin: “Soul Dormitory. With Calvin here.”
Amelz: “Ge… ge…” T.T

Calvin menegang.

Calvin: “Amelz! Amelz, ni zai na li?”
Amelz: “Ge…”
Calvin: “Bu yao ku o~~ ge ge hui jie ni. Ni zai na li?”
Amelz: “Ge… wo hao pa…”
Calvin: “Bu yong pa. ge ge ma shang qu. Ni zai na li?”
Amelz: “Wo…” T.T
Calvin: “Wei…? Wei…? Amelz…?”

Wajah Calvin jadi pucat. Entah Amelz ada dimana sekarang, dia tau mei2nya takut keramaian, dan dia lagi menangis. Calvin agak kaget melihat kelima temannya memandangnya.

Hans: “Amelz… mei2 mu? Fa sheng shen me shi, Cal?”
Calvin: “Dia menghilang. Dia gak bilang dia dimana. Dia takut keramaian dan dia nangis. Aku khawatir.”
Hans: “Aku mengerti, Cal. Guys, gimana?”

Keempat teman segrup Calvin di Soul lainnya: Kevin Xu, Arie Heo (ini orang Korea), Jimmy Tang dan Deddy Wu saling bertukar pandang.

Arie: “Aku akan mendapatkan itu untuk kalian.”

Arie langsung naik ke lantai dua dan membuat Calvin heran.

Deddy: “Aku akan ikut Calvin ge dan Hans ge.”
Jimmy: “Kami akan mengelabui para penjaga asrama kalo mereka dateng, ya kan, Kev?”
Kevin: “Tentu, ge.”
Calvin: “Ap…”

Arie udah kembali dan melemparkan kunci ke tangan Hans.

Arie: “Mobil asrama. Mereka meninggalkannya dan kuncinya mudah dicuri.” XD
Calvin: “Deng yi xia. Apa maksudnya ini?”
Hans: “Aku, kau dan Deddy akan mencari Amelz dengan mobil asrama. Sementara Kevin, Jimmy dan Arie akan menipu para penjaga.”
Calvin: “Gak boleh! Kalian gak boleh terlibat!”
Arie: “Mana mungkin kita gak terlibat kalo leader kita dalam masalah?”
Calvin: “Ke shi… kita bisa dihukum bersama!”
Deddy: “Itu pantas. Kita kan keluarga.” ^^
Calvin: “Ke shi…”
Jimmy: “Tian ah~ Calvin ge, harus cepat. Kalo gak Amelz udah ntar dimana.”

Sebelum sempat berucap lagi, Calvin udah ditarik Hans dan Deddy pergi.

***

Mau gak mau Lee Hom terbayang wajah sedih Amelz saat dia mengatakan dia gak kenal Amelz. Sikap dingin Esther dan Rico membuatnya sadar mungkin dia emang udah keterlaluan. Udah jam 9 malam sekarang, dia kepikiran Amelz. Dia baru meraih Sony Ericcsson-nya saat pintu kamarnya didobrak dengan kasar. Wajah Jiro yang terlihat agak marah muncul di ambang pintu. Di belakangnya ada Rico dan Esther yang berwajah cemas.

Jiro: “Wang Lee Hom, kau pantas mati!”
Lee Hom: “Jiro hyung!”

Jiro langsung maju, menarik Lee Hom berdiri dari ranjang dengan menarik bagian dada kaos Lee Hom. Rico dan Esther berteriak panik.

Jiro: “Amelz menghilang! Semuanya gara2 kau kan? Ri Na, Rico dan Esther udah cerita padaku. Kau keterlaluan!”
Lee Hom: “Amelz… apa?”
Esther: “Pergilah, kita harus mencarinya bersama!”

Lee Hom terlalu panik untuk menyadari dia sekarang berlari bersama Jiro, Esther dan Rico masuk ke mobil Ford Jiro. Amelz takut keramaian… gimana kalo Amelz trauma setelah itu? gimana kalo ada yang mencelakainya? Si penguntit itu?

Jiro: “Ri Na udah cerita padaku. Amelz mendapat foto2 ancaman. Isinya kencan2 kalian. Dia takut dikuntit, makanya waktu pertemuan terakhir, dia keluar rumah jam 3, sejam lebih cepat dari jam janjian kalian, dan memutar empat halte ke arah berbeda untuk mengecoh si penguntit. Perkiraannya gagal waktu hujan deras turun. Kau tau, Lee Hom? Amelz berlarian sepanjang 4 halte untuk mencarimu di cafĂ©! Tapi kau udah meninggalkannya! Di tengah hujan deras!”
Lee Hom: “Jam 3? Tapi kami janjian jam 3!”
Jiro: *menoleh* “Jam 3? Bukannya jam 4? Amelz bilang gitu koq ke Ri Na.”
Lee Hom: “Sehari sebelumnya dia mempercepat jam pertemuan.”
Jiro: *berpikir keras* “Ada yang aneh…”
Esther: “Aaah… mungkin ada yang memakai nomor hape Amelz… dan membuatmu menganggap jam ketemuannya diubah! Penguntit itu mungkin berada di dekat Amelz!”

Otak Lee Hom berputar cepat. Kenapa dia gak menyadarinya? Ada sesuatu yang sedikit beda dari gaya SMS Amelz siang itu… foto2 itu… menutupi alibi, tapi di satu sisi alibinya tampak juga… orang itu… kenapa begitu tega pada Amelz?

***

Ri Na udah mulai menjelajahi Taipei. Jujur dia juga rada takut nyasar, soalnya Taipei bukan daerahnya, dan masih ada aksen Korea dalam Mandarinnya. Dia takut kalo2 bakal dijahatin orang kalo tau dia bukan orang Taipei. Tapi Ri Na bersikeras turun di tengah jalan dan membiarkan Jiro ajah yang mencari Lee Hom. Ri Na mulai dari gedung 101 Taipei dan berjalan terus ke arah kiri. Jam 10 malam, Taipei masih rame. Justru ini masalah. Amelz takut keramaian. Ri Na berlari kesana-kemari memanggil-manggil nama Amelz. Dan Ri Na sampai di taman yang banyak lampu tamannya. Kursi2 panjang disana banyak terisi oleh orang2 yang menikmati udara malam. Di tengah taman itu ada sebuah kolam. Dan di pinggir kolam duduk sosok cwe. Ri Na mengenalinya… itu Amelz!

Ri Na: “Amelz!!”

Amelz memandang wajah Ri Na dengan sorot ketakutan yang pernah diliat Lee Hom waktu dia kehilangan Lee Hom di pasar malam. Tapi Ri Na membuatnya sadar lebih cepat, mungkin karena Ri Na cwe. Ri Na memeluk Amelz dengan tampang pucat dan suaranya bergetar cemas.

Ri Na: “Amelz… Amelz… syukurlah onnie menemukanmu.”
Amelz: “Ri Na onnie…”
Ri Na: “Ayo kita pulang, Amelz…”
Amelz: “Aku gak akan berguna lagi. Karen mengkhianatiku, Lee Hom ge gak menginginkanku, dan aku membuat semua orang khawatir…”
Ri Na: “Karen? Apa Amelz yakin Karen yang melakukannya?”
Amelz: “Karen anak yang childish. Dia ada di pasar malam, dia juga yang meminjamkan mobil dan sopirnya ke malam penobatan Calvin ge. Gampang baginya mendapatkan foto kami kan, onnie?”
Ri Na: *berpikir keras*
Amelz: *tersenyum pahit* “Ngomong2 petunjuk Madam May benar juga.”
Ri Na: “Tentang apa?”

Kartu The Devil…

May: “Jangan takut. Ini berarti frustasi, penghalang, rintangan, rasa takut, ini menghubungkan semua yang gelap dan memalukan. Akan ada penghalang dan rintangan, Amelz. Untuk melepaskan diri dari keadaan ini hanyalah dengan kepercayaan. Harus saling percaya, namun juga harus berhati-hati untuk percaya.”
Amelz: “Maksudnya?”
May: “Yang baik belum tentu bisa dipercaya, yang jahat belum tentu tampak jahat seperti yang kau bayangkan.”

Kartu The Lovers…

May: “Jalannya akan segera nampak. Amelz, pesanku untukmu, jaga kepercayaan, kau harus bisa tau bahwa kulit yang baik belum tentu berisi buah yang baik. Lee Hom, kau jangan terbuai dengan prestasimu, ada yang harus kau korbankan dalam hubungan percintaan ini.”

Ri Na: “Kulit yang baik belum tentu berisi buah yang baik?”
Amelz: *mengangguk*
Ri Na: *berpikir, matanya membelalak* “Bukan, Amelz, bukan Karen pelakunya. Pelakunya Irene!!” *mengguncang tubuh Amelz*
Amelz: “Shen me, onnie?”
Ri Na: “Irene! Selama ini dia kan yang bersikap dewasa? Amelz jangan lupa dialah fans Lee Hom yang sesungguhnya! Dia penggemar Mando-Pop! Irene juga ada di pasar malam. Kau kan pernah bilang kau cerita juga pada Irene dan Karen tentang malam penobatan Calvin dan kau ingin meminjam mobil pada Karen? Irene bisa membuntutimu! Dan gak sulit baginya untuk membuntutimu lagi!”
Amelz: “Irene… bu ke neng…”
Ri Na: “Na you bu ke neng de shi. Dia selalu tampak baik, sedangkan Karen gak sebaik dia karena Karen masih egois dan childish. Kulit yang baik belum tentu berisi buah yang baik kan?”
Amelz: *terbelalak*
Ri Na: “Kita ke rumah Irene, sekarang!”
Amelz: “Apa gunanya? Toh Lee Hom ge gak menginginkanku…”
Ri Na: …

***

No comments:

Post a Comment