The X Life Story 2
Chapter 17
Ketika
membuka pintu apartemennya, Julie terkejut melihat sosok Donghae yang duduk di
sofa ruang tamu. Dia sempat lupa Donghae sudah pulang, apalagi tadi Julie sibuk
di rumah sakit mengunjungi Amelz-Kibum dan May bergantian. Donghae tersenyum
pada Julie, dan Julie membalas senyumnya.
“Oppa…”
sapa Julie.
“Julie…”
Donghae
berdiri dan menghampiri Julie. Dia memandangi Dongmi yang digendong Julie.
Dongmi tertidur pulas.
“Dia
kelelahan. Tadi Suju oppadeul satu persatu main dengannya.”
“Sini,
kubantu memindahkannya ke ranjang.”
“Ah,
tidak usah. Aku saja, oppa. Oppa duduk saja.”
Donghae
membiarkan sosok Julie berlalu dan menunggunya kembali dengan duduk di sofa.
Keluar dari kamar, Julie sudah mengganti bajunya dengan kaos rumah dan hotpants
yang tidak ketat, juga mengikat kembali rambut panjangnya menjadi ekor kuda.
“Oppa,
laparkah? Sudah mandi? Perlu kusiapkan sesuatu?”
“Aku
merindukan kopi susu buatanmu,” jawab Donghae.
“Tunggu
sebentar, oppa.”
Julie
ke dapur dan mempersiapkan minuman. Donghae memandangi punggung Julie dan di
pikirannya berkecamuk banyak hal. Tak lama kemudian Julie kembali ke ruang
tamu.
“Ada
lagi yang oppa perlukan?”
“Tidak,
Julie, duduklah disini.”
Julie
duduk di samping Donghae.
“Bagaimana
keadaan Amelz dan Kibum?”
“Mereka
hanya perlu pemulihan dari luka… tidak parah, oppa. Dokter bilang dua minggu
saja. Tapi May juga dirawat.”
“Apa?
May? Memangnya May kenapa?”
“Dia
nyaris keguguran. Untuk cerita jelasnya nanti oppa tanya saja pada Yesung oppa.
Kurasa May sudah banyak bercerita padanya,” jawab Julie.
Suasana
hening.
“Tidak
ada sesuatu yang ingin kau tanyakan padaku?”
Julie
hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Reaksi Julie ini malahan membuat
Donghae terenyuh.
“Tidak
inginkah kau tau hubunganku dan Yoona?”
“Tidak.
Itu bukan urusanku. Tujuanku yang utama adalah membuat oppa jatuh cinta padaku,
dan aku akan lebih berusaha lagi setelah ini.”
Suasana
hening lagi.
“Kalau
tidak ada yang ingin oppa katakan, bolehkah aku beristirahat? Aku lelah sekali
hari ini.”
Ketika
Julie beranjak, Donghae menarik tangan Julie dan Julie kembali duduk di samping
Donghae. Menyadari ada jarak tertentu antara Julie dan dirinya, Donghae menjadi
sedih.
“Julie,
mianhae…” sesal Donghae.
“Tidak,
oppa tidak bersalah. Akulah yang terlalu egois. Akulah yang tidak bisa memahami
oppa. Jadi… oppa tidak perlu minta maaf.”
“Aku
benar-benar melupakan janji kita karena aku terburu-buru ke Beijing. Manager
hyung meneleponku dan mengatakan ada perubahan besar yang terjadi pada proyek
filmku.”
Julie
tidak menyela dan mendengar penjelasan Donghae dengan sabar.
“Hubunganku
dengan Yoona… tidak lebih dari sekadar oppa dan dongsaeng. Aku tau terkadang
dia masih mengharapkan sesuatu… tapi aku selalu menjaga jarak ketika bertemu
dengannya. Percayalah padaku.”
“Oppa,
gwaenchana. Aku selalu percaya pada oppa. Oppa jangan terlalu pikirkan apa yang
Kyu katakan tadi. Dia… sosok sahabat bagiku. Dongmi menyukainya sebagai seorang
ahjussi. Kyu-lah yang selalu membuat pikiranku tetap stabil dan selalu
menantikan oppa. Aku terkejut ketika mendengar perkataannya pada oppa tadi
pagi. Tapi… tidak ada yang terjadi pada kalian kan? Kalian tidak bertengkar
kan?” tanya Julie, tiba-tiba khawatir.
“Justru
aku jadi menyadari banyak hal dari pernyataan Kyu. Aku harus berterimakasih
padanya. Aku merasa bersalah padamu, Julie… terlalu bersalah padamu dan Dongmi.
Katakan padaku, apa yang sebaiknya kulakukan untuk menebus segala kesalahanku
padamu?”
Julie
tersenyum.
“Berilah
aku kesempatan untuk mendapatkan cinta oppa secara penuh. Tolong biarkan aku
berusaha sekali lagi. Tolong selama aku berusaha… jangan tinggalkan aku,
setidaknya demi Dongmi. Jika aku gagal… oppa boleh melakukan apapun yang oppa
suka dan aku tidak akan menghalangi oppa lagi.”
Tubuh
Julie gemetar ketika mengatakan semua itu. Dia menundukkan kepalanya, tidak
berani menatap Donghae. Setetes air mata mengalir dari mata Donghae tanpa Julie
sadari. Donghae merasa dirinya sungguh brengsek, sungguh pria yang tidak pantas
berada di sini saat ini. Donghae meraih kedua tangan Julie dan menggenggamnya.
“Julie…
tidakkah kau merasakannya? Atau akulah yang kurang baik menyatakan perasaanku
padamu? Julie, saranghae… neomu saranghae…” ujar Donghae, tak lagi bisa menahan
air matanya.
Julie
memandang wajah Donghae dan terkejut melihat suaminya itu menangis. Namun yang
lebih membuatnya terkejut adalah… akhirnya dia mendengar kata sederhana itu
dari mulut Donghae. Kata sederhana yang memiliki makna mendalam. SARANGHAE.
Julie menangis… karena dia sulit percaya bahwa dia tadi memang mendengar kata
itu. Dia menggelengkan kepalanya tak percaya.
“Aku…
aku serius, Julie, aku mencintaimu. Kenapa kau meragukanku? Karena SMS-ku pada
Yoona kah?”
“Bukan…
hanya saja… oppa… selama ini tidak pernah mengatakan itu padaku…”
“Julie…
Julie babo… kukira kau tau! Untuk apa kukatakan itu lagi… kalau aku selalu
memperhatikanmu seorang? Bahkan aku… aku… aku hanya bercinta denganmu, omona,
Julie… tidakkah kau tau, bahwa itu membuktikan cintaku?”
“Oppa-lah
yang babo. Oppa tidak tau kata itu sangat penting untukku.”
Donghae
tertawa dan memeluk Julie erat. Dia baru tau mereka berdua sama bodohnya, namun
juga merasa lega karena akhirnya segala keresahan yang menghantui mereka
akhirnya musnah juga. Dalam hatinya Donghae berjanji untuk membuat Julie lebih
bahagia, lebih menyadari bahwa dia dicintai, demi apapun, dia tidak akan
membuat Julie bersedih lagi. Kini Donghaemenempelkan dahinya ke dahi Julie,
lalu tertawa di tengah tangisnya. Julie lama kelamaan juga tertawa. Inilah
ketiga kalinya Donghae melihat Julie menangis, yang pertama adalah ketika
Donghae memintanya untuk menjadi pacarnya setelah Donghae tau dia hamil, yang
kedua adalah ketika Julie kesakitan melahirkan Dongmi dan yang ketiga adalah
sekarang… dan semuanya begitu menghancurkan hati Donghae. Donghae menghapus air
mata Julie, lalu juga menghapus air matanya sendiri.
“Iya,
aku memang babo. Donghae babo mencintai Julie babo,” ujar Donghae.
“Yaaaaah~
oppa!!!”
Julie
manyun dan membuat Donghae terbahak. Didekatkannya wajahnya ke wajah Julie,
lalu dikecupnya bibir Julie. Lembut… begitu perlahan… dan Julie juga membalas
ciumannya. Menyadari Julie yang begitu mencintainya, masih bisa berlapang dada
ketika Julie tau dia masih berhubungan dengan Yoona dan Julie yang berjanji
akan terus berusaha menjadi gadis yang bisa membuat dia mencintai Julie…
membuatnya tersentuh, membuatnya makin mencintai Julie, makin tidak ingin
menyia-nyiakan Julie lagi. Donghae memeluk tubuh Julie erat-erat dan Julie juga
melakukan hal yang sama. Lama mereka berkutat dalam ciuman mereka, dalam
pelukan mereka… hingga ketika tubuh Julie terbaring sepenuhnya di sofa, dia
menyadari Donghae telah melepaskan kaos dari tubuhnya.
“Dong…
Hae… oppa…”
“Aku
merindukanmu, Julie. Jangan hentikan aku.”
Julie
mensyukuri sentuhan Donghae di tubuhnya… bibir Donghae yang menghisap kulit
lehernya… tangan Donghae yang mengusap payudaranya lembut… Julie pasrah,
berharap bisa menikmatinya sepenuhnya. Tangan kanan Donghae terus bergerak…
menarik hotpants Julie… melepas bra Julie berikut underwear-nya… hingga Julie
naked. Mata Donghae menelusuri tubuh Julie yang pasrah di bawahnya… dan merasa
dirinya benar-benar tidak tahan sekarang. Dia menggendong Julie masuk ke kamar
mereka dan membaringkan tubuh Julie di ranjang.
“Oppa…
bagaimana kalau Dongmi terbangun nanti?” tanya Julie resah.
“Asal
kita tidak membuat keributan yang keterlaluan, dia tidak akan bangun.”
Sambil
berkata begitu, Donghae mulai menelanjangi dirinya sendiri. Hingga tersisa
hanya underwear yang dipakainya, Donghae menunduk untuk mencium Julie mulai
dari bibirnya lagi… turun ke lehernya… belahan payudara Julie… dan dengan ujung
lidahnya menggelitik kedua nipple Julie. Perlakuan Donghae yang ini membuat
Julie susah payah menahan erangannya, yang kini terdengar tidak lebih dari
desahan yang justru membuat Donghae lebih bergairah lagi.
“Eng…
o… oppa…”
Julie
sudah banjir cairan. Dia sendiri sangat sensitive terhadap sentuhan Donghae dan
pikirannya sudah melayang jauh menuju kenikmatan yang akan mereka rasakan
nantinya… Donghae mengelus lembut payudara Julie ketika dia membuat kissmark di
sekitar pusar Julie. Selesai menandai tubuh Julie, Donghae berbaring di samping
istrinya. Sambil berbaring telentang, Donghae menoleh pada Julie.
“Julie-ya…
buat aku naked… dan jika kau merindukanku, kuasai aku, Julie…”
Julie,
meskipun malu-malu, mulai merayap naik di atas tubuh Donghae. Ditelusurinya
belahan dada Donghae dengan jari telunjuknya… berikutnya belahan abs-abs
Donghae… dan menyadari sepenuhnya bahwa Donghae memang miliknya. Mendengar
banyak cerita dari Amelz dan May yang cukup sering “bermain” di atas pria-pria
mereka membuat Julie penasaran ingin merasakan seperti apakah rasanya… dan
Julie memulai dari menggigiti nipple Donghae perlahan. Sentuhan gigi dan saliva
Julie yang membasahi nipple Donghae membuatnya mengerang nikmat. Dia mengelus
dan menekan kepala Julie agar semakin memanjakan nipple-nya. Dia tidak
menyangka Julie akan melakukan sesuatu yang berbeda. Gigitan Julie berlanjut
pada abs Donghae sehingga terciptalah berbagai bentuk kissmark disana. Kedua
tangan Julie menurunkan underwear Donghae dan tampaklah junior Donghae yang
besar dan mengacung tegang. Julie ragu sejenak ketika memandangi junior Donghae
itu.
“Julie-ya…
dia minta dimanjakan olehmu…” desah Donghae.
Julie
masih menatap junior Donghae, lalu perlahan meraupnya dengan kedua tangannya.
Donghae memejamkan matanya dan Julie mulai memaju-mundurkan junior Donghae
dalam genggamannya dengan sangat perlahan, dan sesekali Julie mengusap
twinsball Donghae. Erangan seksi mulai keluar dari mulut Donghae dan Julie
memuji dirinya sendiri karena berani melakukan ini. Amelz pernah menceritakan
melakukan aksi ini pada Kibum. Julie kaget ketika merasakan perubahan bentuk
pada junior Donghae yang sepertinya semakin lama semakin terasa sesak
digenggam…
“Julie…
faster… I need… more…”
Julie
duduk di perut Donghae, membelakangi wajah Donghae dan meneruskan gerakan
tangannya di junior Donghae. Nafas Donghae terengah ketika cairan spermanya
menyemprot keluar… sebagian jatuh di perutnya dan sebagian di perut Julie.
Julie bingung harus melakukan apa terhadap cairan itu ketika Donghae tiba-tiba
bangkit dan memeluk tubuhnya. Bibir Donghae mencium dan menggigit pundak Julie
dari belakang.
“Julie…
sekarang berbaliklah,” pinta Donghae.
Julie
berbalik dan tetap duduk di perut Donghae. Donghae kembali menikmati leher dan
pundak Julie yang mulus dengan bibirnya.
“Julie,
aku ingin merasakanmu di atasku hari ini. Kuingin kau miliki aku sepenuhnya.
Bersikaplah posesif… buat aku makin tidak bisa lari darimu.”
Wajah
Julie memerah mendengar permintaan Donghae. Donghae mempertahankan senyum
menawan di wajahnya ketika mendorong tubuh Julie perlahan, dan Julie tersentak
ketika pantatnya merasakan keberadaan junior Donghae. Sesungguhnya dia tergoda
juga untuk merasakan woman on top… dan inilah kesempatannya. Julie agak sedikit
bangkit dan mendudukkan tubuhnya perlahan… Donghae memegang juniornya untuk
berdiri dan siap menyambut vagina Julie… Julie memastikan vaginanya membuka pas
untuk junior Donghae… Dia merasakan sodokan junior Donghae… perlahan memasuki
vaginanya… dan duduk sepenuhnya sehingga junior Donghae menjeblos masuk. Julie
menggigit bibirnya menahan nikmat karena junior Donghae menusuk klitorisnya.
“Kali
ini Julie yang bergerak ya…” pinta Donghae sambil tersenyum.
Julie
menundukkan kepalanya malu, wajahnya memerah lagi. Julie mulai menggerakkan
tubuhnya naik-turun… merasakan junior Donghae menusuk klitorisnya berkali-kali.
Donghae yang juga masih dalam posisi duduk, meremas payudara Julie dengan
gemas. Cairan vagina Julie membasahi junior Donghae, melicinkan pergerakan
organ intim mereka… gerakan Julie makin tidak teratur, kadang cepat, kadang
lambat… dan menyadari Julie yang sepertinya akan habis tenaga sebelum Donghae
sendiri mencapai klimaks, Donghae memeluk erat tubuh Julie agar Julie merasakan
tambahan kekuatan darinya. Ketika keringat yang membanjiri tubuh Julie sudah
semakin banyak dan nafasnya terputus-putus, akhirnya junior Donghae
menyemprotkan spermanya ke dalam rahim Julie. Donghae memeluk tubuh Julie yang
lemas, membiarkan mereka bertahan dalam posisi itu hingga nafas Julie kembali
teratur.
“Apakah
kau suka, Julie? Bisakah kau merasakan cintaku? Merasakan aku benar-benar
milikmu sepenuhnya?”
Julie
mengangguk. Donghae mendorong sedikit tubuh Julie untuk memandang wajah cantik
Julie yang berkeringat. Dia mengecup sejenak bibir Julie.
“Saranghae,
Julie… saranghae yongwonhi…” bisik Donghae.
Julie
tersenyum pada Donghae, namun tiba-tiba ekspresinya berubah kaget.
“Ah!”
“Kenapa,
Julie? Kau sakit? Ada yang salah?”
“Obat!
Aku lupa menelan obat anti kehamilan! Bagaimana ini, oppa?”
“Kenapa
harus kaget begitu, Julie? Gwaenchana… kalau kau hamil ya… kita hadiahkan
dongsaeng untuk Dongmi…”
“Tapi
oppa, itu terlalu cepat!”
“Lagipula
sudah terlanjur, jagiya…”
Donghae
kembali menarik Julie ke dalam pelukannya, menghembuskan nafasnya di daun
telinga Julie, membuat Julie merinding dan memasrahkan dirinya sepenuhnya
kepada Donghae. Dia rileks… tidak ada lagi yang akan menghantui pikirannya…
sekarang dia cukup percaya diri. Segalanya akan baik-baik saja…
***
kurang hot thor XD
ReplyDeletetpi bagus akhirnya donghae kembali kepada julie
aku tunggu thor chapter 18, jangan lama2 ea thor.
ish...julienya dudutz banget!!
ReplyDeleteKok gitu aja udh nyerah >< xDD
*digampar*
Tapi Julienya jdi kesannya sabar banget XD *blush*
Donghae babo mencintai Julie babo --> suka kata2 ini (?) XD
Hiyaaahhh...ada dongmiiii #eh
OMG, woman on top wakaka
Kurang hottt ~ PLAK
Bakal punya anak lagi keknya nih, asyik (?) LOL
Tapi, anyway, love it :D