Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Saturday, 21 April 2012

Just You chapter 10


 

Just You
Chapter 10

CHAPTER SEVEN

Minna kaget ketika tiba-tiba Hyomi masuk ke ruangannya bahkan tanpa mengetuk pintu. Wajah Hyomi terlihat marah dan sedih pada saat yang bersamaan.

“Hyomi? Ada apa?” tanya Minna heran.
“Kenapa eonni membohongiku?” Hyomi balik bertanya.
“Berbohong tentang apa?”
Eonni dekat kan dengan Heechul oppa? Eonni sering kan keluar malam dengannya? Kenapa waktu itu mengatakan tidak akrab dengannya?”

Mata Minna membulat. Darimana Hyomi tau soal ini? Minna beranjak dan mendekatinya. Mata Hyomi memerah.

“Hyomi... darimana Hyomi tau soal ini?” tanya Minna.
Eonni jangan tanya! Katakan saja dengan jujur, eonni memang sering keluar malam dengan Heechul oppa kan?”

Minna menghela nafas panjang dan menganggukkan kepalanya.

Mianhae, Hyomi…”
“Dan eonni masih keluar dengan Heechul oppa setelah aku beritau eonni kalau aku suka padanya?” tanya Hyomi lagi.
Mianhae, Hyomi… jeongmal mianhae…”
“Kenapa eonni melakukan itu? Apa eonni mencintai Heechul oppa?”

Minna membelalakkan matanya. Wajah Hyomi terlihat gusar, matanya sudah penuh dengan air mata yang siap tumpah. Hati Minna sakit, otaknya pusing, perutnya mual… Dia tidak bisa menyakiti Hyomi, tapi dia tidak mau membohongi hatinya… apa yang harus Minna lakukan?

Eonni, Heechul oppa adalah pangeran masa kecilku. Aku baru saja mengetahuinya beberapa hari yang lalu,” jelas Hyomi.

Minna mendengarkan penuturan dari mulut Hyomi dan merasa terhenyak sekali lagi. Informasi yang memenuhi otak Minna ini membuatnya makin bimbang. Apakah dia akan tetap bersikap egois? Tapi… ada satu hal yang jelas. Minna memang tidak boleh berhubungan lagi dengan Heechul, dengan atau tanpa adanya Hyomi yang juga mencintai Heechul. Peraturanlah yang kali ini berbicara. Minna harus ingat pada komitmennya untuk menjadi manager yang baik untuk Hyomi.

Eonni… aku sungguh mencintai Hee oppa. Eonni… tolong bantu aku. Kalau eonni memang tidak memiliki perasaan apa-apa dengannya, kalau eonni memang menganggapku dongsaengnya eonni, tolong aku… jebaleonni…” mohon Hyomi.

Hyomi menangis dan membuat Minna makin yakin… dia akan memegang erat komitmennya walaupun itu akan menghancurkan hati dan impiannya.

***

Hyomi menyewa salah satu ruangan di hotel mewah di Seoul untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-18 tahun. Hyomi mengundang banyak artis yang hubungannya cukup dekat dengannya untuk hadir di pestanya, tapi yang paling diharapkan kehadirannya adalah Heechul. Ketika melihat Hyungshik melangkah memasuki ruangan, Hyomi cepat-cepat menyambut mereka.

“Hyomi-yasaengil chukahaeyo,” ucap Hyungshik memberi selamat.
Gomawo, oppa,” sahut Hyomi senang.
“Dimana kami bisa meletakkan kado-kado ini?” tanya Kwanghee.
“Oh, di meja sana saja, oppa.”

Hyomi menghitung ulang… dan member ZE:A cuma delapan, kurang satu. Heechul tidak ada. Wajah Hyomi keheranan.

“Oh ya Hyomi, Heechul bilang dia akan terlambat, tapi pasti akan datang,” jelas Junyoung, tau jelas Hyomi mencari Heechul.
“Oh, gwaenchana, oppa. Pestanya belum dimulai, tapi oppadeul boleh mulai makan dulu,” ujar Hyomi.
“Aku cari makan dulu kalau begitu, Hyomi,” pamit Hyungshik.

Hyomi resah ketika acara pemotongan kue dan peniupan lilin sudah berlangsung, sosok Heechul belum juga tampak. Keresahan Hyomi itu bahkan membuatnya tidak menyadari Minna sudah menghilang sejak acara dimulai. Minna memilih menyendiri, takut kalau-kalau bertemu Heechul ketika melihat salah satu member ZE:A berkeliaran di dekat dirinya.

“Hyomi, mianhae, aku terlambat.”

Hyomi membalikkan badannya dan tersenyum lebar melihat Heechul akhirnya muncul. Dia mengenakan kemeja putih dilapisi jas berwarna sama, begitu juga dengan celana berbahan lembutnya. Hyomi terpana pada ketampanan Heechul yang seolah bersinar malam ini.

Gwaenchana, oppa. Tapi… boleh aku minta sesuatu?”
“Apa itu?” Heechul balik bertanya.
Oppa, temani aku berdansa ya.”

Heechul tersenyum dan turun ke lantai dansa bersama Hyomi. Mereka berdansa bersama banyak orang lainnya. Hyomi sengaja merapatkan tubuhnya sedekat mungkin dengan tubuh Heechul dan merasakan kehangatan Heechul. Tangannya di telapak tangan dan pinggang Hyomi membuat Hyomi merasa dilindungi. Di lain pihak, Heechul tidak nyaman dengan posisi ini, tapi tidak berani bergerak karena takut menyinggung perasaan Hyomi. Dia meletakkan dahinya di dada Heechul.

“Hee oppa… apakah oppa merindukanku? Pernahkah oppa memikirkanku?”

Heechul makin resah. Apakah dia sebaiknya jujur? Tapi dia tidak ingin menyakiti Hyomi.

“Aku selalu memikirkan oppa. Sebenarnya… oppa adalah Heechul oppa atau Hee oppa aku tidak peduli. Sejak awal aku sudah menyukai oppa. Ketika kutau kalian adalah orang yang sama, aku makin yakin dengan perasaanku. Oppa, saranghaeneomu saranghae…”

Heechul yakin jantungnya baru saja berhenti berdetak sejenak. Kini Hyomi dan dirinya saling menatap. Melalui tatapan mata Hyomi, dia tengah memohon perasaannya dibalas. Heechul sudah tidak tahan lagi. Kalau Heechul masih ragu hingga detik ini, dia takut membuat kesalahan yang tidak bisa ditebusnya nanti.

Mianhae, Hyomi… aku… aku tidak bisa. Aku hanya menganggapmu yeodongsaeng-ku,” sesal Heechul.
“Tapi oppa berjanji akan menikahiku! Apa oppa melupakan itu?”
“Hyomi, itu hanya janji masa anak-anak. Aku tidak memikirkan apapun ketika itu soalnya… Hyomi! Hyomi!”

Hyomi melepaskan diri dari Heechul. Air mata jatuh ke pipinya, membuat Heechul merasa bersalah.

Oppa, kau kejam!”

Heechul terlambat menarik lengan Hyomi ketika dia berlarian semakin jauh ke tengah ruangan. Heechul mengepalkan tangannya frustasi. Yang ingin dia lakukan saat ini adalah menemukan Minna. Ya, Heechul harus melakukan ini sekarang. Dia mulai mencari sosok Minna. Sulit sekali rasanya mencarinya di tengah kerumunan orang yang seolah tiba-tiba bertambah banyak, memberi cobaan untuk Heechul. Setelah berputar beberapa kali, Heechul yakin dia sungguh tidak bisa menemukan Minna. Namun pandangan mata Heechul terhenti di kaca besar yang mengarah ke taman. Minna ada disana, terbalut gaun sederhana dengan rok mengembang sepanjang lutut berwarna kuning. Tangan Minna memegang gelas berisi minuman. Minna termenung, entah apa yang ada di pikirannya saat ini. Tanpa menunggu lama, Heechul berlarian keluar ruangan.

“Kim Minna,” panggil Heechul.

Minna menoleh dan jelas tampak ketakutan melihat sosok Heechul. Dia tau Minna akan berlari, maka dicengkeramnya lengan gadis itu dengan kedua tangannya. Minna meronta hendak melepaskan diri, tapi Heechul semakin erat mencengkeramnya.

“Kenapa sekarang kau ingin melarikan diri dariku? Minna, kau sudah berjanji untuk tidak menghidariku! Sekarang kau mengingkari janjimu itu!” teriak Heechul.
Jebal, Heechul-sshi, lepaskan aku… kita tidak bisa begini…” mohon Minna.
“Apakah posisi manager-mu itu lebih berharga daripada aku?”
“Bukan itu, Heechul-sshi… tapi aku… harus tetap melindungi Hyomi.”
“Omong kosong, Minna! Kau tetap bisa melindunginya walaupun bukan jadi managernya! Keluarlah dari Star Empire kalau ini menyakitimu!”
“Heechul-sshi tidak mengerti! Hyomi mencintai Heechul-sshi! Aku tidak ingin membuat Hyomi sedih dan salah paham lagi!”
“Tapi aku mencintaimu!”

Minna berhenti meronta. Cengkeraman tangan Heechul terasa menyakitkan. Tubuhnya bergetar menahan emosinya.

“Aku hanya mencintaimu, Minna-ya… apakah kau tidak merasakannya?” tanya Heechul, lebih mirip bisikan.

Minna memejamkan matanya, berusaha mengendalikan dirinya. Kalau saja dia bukan seorang manager saat ini, kalau saja dia tidak mengenal Hyomi, dia akan bahagia mendengarkan pernyataan cinta Heechul. Ini akan menjadi hari paling sempurna dalam hidup Minna. Tapi kenyataan berkata lain… Minna tidak ingin menyakiti Hyomi lagi. Dia akan tampak begitu jahat… dia akan menjadi seorang tokoh antagonis. Minna akan dibenci dan… dia tidak akan sanggup menghadapi itu.

“Heechul-sshi, jeongmal mianhae… Pergilah pada Hyomi. Dia lebih mencintaimu,” mohon Minna, suaranya tercekat.
“Apa katamu? Lebih mencintaiku? Apa kau sedang membandingkan perasaan cintamu dengan Hyomi? Kau mencintaiku juga kan, Minna? Aku tau kau juga mencintaiku!”

Minna menggunakan kekuatannya untuk melepaskan cengkeraman Heechul, lalu mundur tiga langkah. Minna memandangi wajah Heechul dengan berani. Dia tau dia baru saja salah mengucapkan kata-kata, maka dia harus memperbaikinya. Bukan… Minna akan makin menghancurkannya.

“Bagaimana kau bisa terlalu percaya diri seperti itu, Heechul-sshi? Aku tidak mencintaimu!” tegas Minna.
“Tapi kau baru saja…”
“Yang kucintai itu Junyoung-sshi!”

Hati Minna serasa terkoyak ketika melihat sorot mata Heechul yang begitu sedih. Dia tau dia baru saja melakukan hal paling bodoh di hidupnya. Minna lebih baik mati daripada melihat Heechul yang begitu terluka.

“Heechul-sshi… pergilah pada Hyomi. Kau akan merasakan bahwa perasaannya sungguh tulus padamu. Jebal…” mohon Minna, menundukkan wajahnya.

Minna memejamkan matanya, menahan air mata yang pasti akan tumpah ketika dia membuka kelopak matanya, berharap dia bisa menahannya selama mungkin. Minna mendengar langkah terseret menjauh… Minna membuka matanya dan membiarkan air matanya jatuh sekarang. Setetes… dua tetes… makin deras. Minna baru saja menjadi orang paling berdosa. Dia tidak menjadi tokoh antagonis di hidup Hyomi, tapi menjadi tokoh antagonis di hidup Heechul dan di hidupnya sendiri. Minna telah membunuh hati dan perasaan cintanya dan juga Heechul. Dan terlambat untuk merasa menyesal sekarang. Segalanya sudah tidak bisa diperbaiki. Minna malah akan tampak semakin jahat kalau berusaha untuk mendapatkan apa yang sudah hilang daripadanya. Oh tidak, bukan yang sudah hilang, tapi apa yang sudah dibuang Minna. Yang baru saja dibuangnya… cinta Heechul. Dia terisak makin tidak terkendali. Andaikan Ryeowook disini, apa yang akan dikatakan Ryeowook? Memberi Minna saran-saran? Menghibur Minna? Bekas cengkeraman Heechul terasa menyakitkan di lengannya, tapi itu rasanya balasan yang pantas karena dia sudah begitu jahat.

“Minna…” panggil sebuah suara dalam yang lembut.

Minna tidak berani mendongakkan kepalanya. Dia tau itu Junyoung. Langkah Junyoung terdengar mendekat dan dia menemukan dirinya direngkuh Junyoung sesaat kemudian. Minna menangis, merasa bodoh, berdosa, jahat… dia membenci dirinya sendiri.

“Aku mendengarnya, Minna. Apakah itu benar? Kau mencintaiku?” tanya  Junyoung.

Minna melepaskan diri, berusaha mengendalikan isakannya, menggelengkan kepalanya sambil memandang ketakutan ke wajah Junyoung. Dia menghela nafas, mengerti dengan jelas maksud Minna menggelengkan kepalanya itu.

“Kau hanya menyebutkan namaku supaya Heechul meninggalkanmu dan pergi ke Hyomi?”

Mendengar hal itu diucapkan Junyoung, hati Minna makin sakit. Pernahkah dia merasa lebih sakit dari ini semenjak Ryeowook tidak di sisinya lagi?

“Meskipun begitu, Minna, aku mencintaimu. Aku tidak peduli kau mencintaiku atau tidak, aku mencintaimu.”

Minna membelalakkan matanya, merasa tidak sanggup lagi mendengarkan curahan perasaan siapapun hari ini. Tetesan hujan mulai turun, seolah air mata yang tumpah dari mata Minna tidak cukup membasahi bumi. Tapi Junyoung dan Minna tetap di tempat mereka, dia tetap merenghuh Minna.

“Aku tidak peduli perusahaan melarangku… tapi aku akan melindungimu. Kita akan melakukan semuanya dengan diam-diam. Mereka tidak akan tau,” yakin Junyoung.
“Junyoung-sshijebal…” mohon Minna, merasa lelah sekali.
“Aku yang sedang memohon padamu, Minna. Tolong beri aku kesempatan untuk membuatmu mencintaiku. Bisakah itu? Biarkan aku mencobanya, Minna. Jebal…”

Junyoung tidak menunggu Minna berkata apapun lagi, dia hanya memeluk Minna. Minna kembali melepaskan emosinya dalam tangisan malam ini, berharap segala yang terjadi hanyalah mimpi. Air mata maupun air hujan tidak bisa dibedakan lagi sekarang, keduanya bercampur menjadi satu, membuat perasaan Minna makin berantakan. Dia ingin ketika dia membuka matanya, dia menemukan dirinya di atas tempat tidur, baru saja mengalami mimpi terpanjang di hidupnya. Minna berharap ketika bangun, dirinya masih melihat sosok Ryeowook, bisa mencegah Ryeowook pergi dari sisinya, lalu dia akan mencari Heechul. Mencarinya bukan dengan sosok Minna seorang manager artis… namun Minna yang biasa, yang bekerja di tempat lain, atau malah menjadi sesama artis sepertinya. Tapi kenyataan yang terjadi sangat di luar harapan Minna. Ketika dia terbangun keesokan paginya, dia menemukan matanya sembap, lalu ada pesan dengan tulisan tangan Junyoung di samping tempat tidurnya. Pria yang perhatian pada Minna, dia yang mencintai Minna. Minna menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, ingin lepas dari segala sakit hati ini.

1 comment:

  1. hyomi doank yg jujur, minna-nya nggak mao ngomong jujur apa2, kasian minna jg jadi'a u__u
    syukurlah heechul udh jujur ama hyomi. hyomi gk mao dengerin kata2 org lain dulu nie, egois klyatan'a jadi'a x3

    junyoung yg terlalu baik apa terlalu maksa nie kesan'a, susah juga ya ada yg kek junyoung gini di ff xD

    ~Stella.

    ReplyDelete