Just You
Chapter 11
CHAPTER EIGHT
Kehidupan Minna masih berlanjut, dengan atau tanpa Heechul di
sampingnya. Didengarnya dari Hyomi, di malam hari ulang tahun Hyomi itu,
Heechul meminta maaf pada Hyomi dan sejak itu beberapa kali keduanya keluar
bersama. Minna tau, inilah yang seharusnya terjadi. Dia harus menerimanya
dengan lapang dada. Lagipula, Minwoo masih sering menelepon dan saling balas
SMS dengan Minna; Minna tidak kehilangan Minwoo. Lalu ada Junyoung. Walaupun
secara diam-diam, dia masih sering menemui Minna di luar Star Empire, bahkan
sudah beberapa kali sengaja mampir ke apartemen Minna. Minna meyakinkan
dirinya, segala hal akan berjalan dengan normal setelah ini. Waktu akan membuat
hati Minna sembuh, dia yakin itu.
“Anyeong, Minna,”
sapa Minwoo.
Minna mendongakkan kepalanya dan tersenyum pada Minwoo.
Keduanya bertemu di dalam lift.
“Anyeong, Minwoo-sshi,” balas Minna.
“Mau ke lantai berapa?” tanya Minwoo.
“Aku mau ke kantorku.”
Minwoo menekan angka 5 sementara lift mulai berjalan lagi
dari lantai dua. Dia memperhatikan wajah Minna baik-baik.
“Minna, apa kau baik-baik saja? Kau terlihat pucat.”
“Hah? Oh ya? Aku baik-baik saja koq, Minwoo-sshi. Mungkin karena aku hanya tidur
empat jam beberapa hari terakhir ini.”
“Gara-gara kesibukan managerial lagi ya? Kau tidak minta
Junyoung hyung membantumu?”
“Aku sudah cukup banyak merepotkan Junyoung-sshi. Lagipula pekerjaanku memang
semakin banyak saja, ujung-ujungnya masih harus kukerjakan sendiri.”
“Kau harus menjaga kondisimu baik-baik, Minna. Kita sudah
mulai masuk musim gugur, cuaca yang berubah-ubah bisa membuat kesehatanmu
menurun, apalagi kau capek begini,” nasehat Minwoo.
“Gomawo, Minwoo-sshi, aku akan melakukannya,” janji
Minna.
Lift sampai di lantai lima dan Minna melangkah keluar.
“Minna.”
Minna menoleh kembali, melihat Minwoo memberi isyarat
“telepon” dengan jari jempol dan kelingking tangan kanannya. Minna mengangguk
dan tersenyum. Melihat Minwoo yang ceria memang seolah menjadi morfin
penyemangat Minna. Dia merasa lebih dikuatkan menghadapi segala tekanan dalam
hidupnya. Tapi senyum itu menghilang dari wajah Minna, begitu pula wajah
Minwoo, secara tiba-tiba. Kesadaran Minna menghilang bahkan sebelum tubuhnya
jatuh ke lantai.
“Minna!”
Minwoo menjerit dan berlari keluar dari lift, tepat menangkap
tubuh Minna sebelum dia terjatuh. Wajah Minna di pangkuan Minwoo seputih mayat,
dia sudah pingsan.
“Sial, kenapa bisa begini? Minna, ireona, Minna!” seru Minwoo panic.
Melihat Minna tidak memberikan respon apapun pada Minwoo, dia
memutuskan membawa Minna ke rumah sakit sekarang juga.
***
Minna membuka matanya. Keadaan di sekitarnya yang kabur
perlahan jadi makin jelas. Dia berada di suatu ruangan yang perabotan dan
temboknya berwarna putih dan hijau. Minna masih berusaha mengenali tempat ini
dan apa yang sedang dilakukan dirinya disini.
“Kim Minna, akhirnya kau sadar juga,” kata seorang pria.
Minna menoleh dan melihat seorang dokter berdiri di samping
ranjangnya, memegang map besar dan mencatat sesuatu disana. Dokter separuh baya
itu tampak ramah, dia tersenyum menenangkan.
“Aku Shin Donghwa, dokter penanggungjawabmu,” katanya
memperkenalkan diri.
Minna berusaha bangkit untuk membungkukkan badannya, menopang
tubuhnya dengan tangannya, tapi tangannya begitu lemas dan tidak sanggup
menopang bahkan tubuhnya yang begitu ringan. Minna limbung dan nyaris terbaring
lagi. Dokter Shin membantunya untuk bersandar di kepala ranjang setelah
menumpuk beberapa bantal di belakang punggungnya.
“Jangan terburu-buru, Minna. Kau baru saja siuman,” wanti
dokter Shin.
“Cheosonghamnida, uisa. Sebenarnya… bagaimana saya bisa
ada disini?”
“Ha Minwoo membawamu kesini. Untung anak itu bertindak cukup
cekatan. Dia terlihat makin mirip appa-nya
kalau begini. Kau pingsan di Star Empire tadi pagi dan kau tidak akan bisa
membayangkan betapa paniknya Minwoo waktu membawamu kesini. Dia menjerit kesana
kemari bahkan menggedor pintu ruang kantorku. Anak yang baik, Minwoo itu.”
Minna tersenyum sejenak dan di dalam dirinya meluap rasa
terima kasih yang sangat besar pada Minwoo.
“Jadi, Shin uisa,
dimanakah Minwoo-sshi?” tanya Minna,
suaranya terdengar lemah.
“Dia pulang untuk melanjutkan latihan,” jawab dokter Shin.
“Dan… bagaimana kondisi saya?”
“Akhirnya kau menanyakan kondisimu juga. Minna, tubuhmu
terlalu lelah karena aktivitasmu akhir-akhir ini dan kau kekurangan cairan
serta mengalami kekurangan gizi. Kau pasti melupakan makanmu atau terlambat
makan, kulihat lambungmu mengalami gangguan. Sesibuk apapun kau sebagai
manager, tolong sayangilah tubuhmu, Minna.”
Minna menundukkan kepalanya dan merasa bersalah pada tubuhnya
sendiri. Harusnya dialah yang bertanggungjawab mengurus tubuhnya, bukannya
merepotkan orang lain.
“Cheosonghamnida,
Shin uisa. Saya akan lebih
memperhatikan itu lain kali.”
“Aku sudah menyuntikkan obat ke tubuhmu dan kami memasang
infus. Kau harus beristirahat disini selama empat hari penuh, tidak bisa
ditawar. Minwoo bilang dia akan langsung mengabari Star Empire jadi dia juga
ingin kau beristirahat dan tidak memikirkan apapun lagi,” terang dokter Shin
panjang.
“Algesseumnida,
Shin uisa,” setuju Minna.
“Nah, kau bisa memanggilku kapan saja kau butuh aku. Tekan
saja bel ini ya. Minwoo bilang dia akan mengunjungimu lagi selesai latihan.”
Baru saja dokter Shin akan meninggalkan Minna, tiba-tiba dia
ingat sesuatu.
“Shin uisa, boleh
saya menanyakan sesuatu?”
“Ya, Minna?”
“Saya merasa pusing dan penglihatan saya agak terganggu
akhir-akhir ini. Saya rasa itulah penyebab utama saya pingsan tadi. Perlukah
saya memeriksakan tubuh saya?”
Dokter Shin mencatat sesuatu di map-nya.
“Kurasa itu perlu, Minna. Sebaiknya kita mencegah kemungkinan
terjadinya sesuatu, meskipun kupikir mungkin juga itu akibat dari kurangnya
cairan tubuhmu. Kalau kau mau, besok kita akan atur waktu untuk check-up tubuh
secara menyeluruh,” ujar dokter Shin, tersenyum tipis.
“Saya mau, kalau begitu, Shin uisa. Kamsahamnida,” ujar
Minna sambil menundukkan kepalanya.
“Beristirahatlah sekarang, Minna.”
Minna tersenyum pada sosok dokter Shin yang pergi dari
ruangannya. Dia menghela nafas panjang dan mengakui kalau tubuh dan pikirannya
memang perlu istirahat panjang. Minna sedikit bersyukur sudah pingsan dan punya
alasan tepat untuk beristirahat, meskipun itu artinya dia akan menelantarkan
Hyomi untuk sementara.
“Mianhae, Hyomi… eonni butuh istirahat, sebentar saja.”
Minna kembali berbaring dan segera terlelap, tidur panjang
dan nyaman…
***
Heechul meminta maaf pada Hyomi dan sejak itu beberapa kali keduanya keluar bersama.
ReplyDelete[*] -speechless- -________________-
dokternya kenalan papa'a minwoo yh :O
minwoo yg gedor2 sambil jerit2 itu saya bayanginnya tetep kek anak kecil yg lucu lol
manager jadi klyatan lbh sibuk dr artis'a ampe jatuh pingsan xD
smoga minna gk ada pnyakit apa2 yh, abis itu pake periksa2 sgala, mencurigakan (?) xD
minna sakit ajah msh minta maap ama hyomi u__u
~Stella.