Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Sunday, 1 April 2012

Just You chapter 5

Just You
Chapter 5


Minna duduk di salah satu kursi batu di tepian sungai Han. Dia termenung, namun sesekali menggigit batangan yang berisi cumi-cumi bakarnya. Minna menghela nafas lagi, merasa sesak.

“Minna, mianhae aku baru datang. Apa kau terlalu lama menungguku?” tanya Minwoo

Minwoo duduk di samping Minna, menjilati batangan permen lollipop. Dia tertawa, tidak percaya kalau Minwoo ini setahun lebih tua darinya.

Gwaenchana, aku baru sampai koq,” jawab Minna.
“Jadi… kau memanggilku kesini untuk menemanimu memandangi sungai Han?” tanya Minwoo polos.
“Tentu saja bukan! Minwoo-sshi, aku ingin menepati janjiku padamu,” jawab Minna.

Mata Minwoo melebar.

“Janji? Maksudmu… cerita tentang Ryeowook?”
Ne. Dan aku mengizinkan Minwoo-sshi memanggilnya Ryeowook hyung untuk ke depannya.”
“Ryeowook… hyung?”

Minna mulai bercerita… cerita tentang siapa Ryeowook itu sebenarnya, seberapa dekat hubungan mereka dan mengapa membicarakannya membuat hatinya terkoyak. Perlahan, ikatan di hati Minna mulai terulur… seolah suara yang keluarlah yang mengulur tali itu. Dia menghela nafas, merasa tercekat, tapi jelas merasa bebannya selama empat tahun ini telah terangkat sepenuhnya.

“Jadi sekarang, Minwoo-sshi sudah tau segalanya tentang Ryeowook oppa. Hanya Minwoo-sshi seorang yang tau,” ujar Minna, mengakhiri ceritanya.

Minna mendengar isakan, lalu dengan kaget menolehkan kepalanya untuk memandangi Minwoo. Air mata mengalir di wajah imutnya dan dia sedang berusaha menghapusnya dengan punggung tangannya.

“Mi… Minwoo-sshi… kenapa menangis?” tanya Minna kaget.
“Ceritamu… dan… Ryeowook hyung… kenapa… kenapa seperti itu? Itu seperti drama… tidak nyata!”
“Tapi itu nyata adanya, Minwoo-sshi. Minwoo-sshi percaya padaku kan?”
“Tentu saja! Kalau aku tidak percaya, bagaimana aku bisa menangis?” tanya Minwoo.
“Tapi aku tidak ingin membuat Minwoo-sshi menangis. Bukan ini maksudku…”
“Tapi aku tau hatimu bersedih, aku tau kau juga ingin menangis, iya kan, Minna? Bagaimana kau bisa menceritakan semuanya tanpa menangis sama sekali? Kau terlihat sedih! Sejak pertama kali aku melihatmu di taman, aku tau kau sedih! Sekarang kau berusaha menelan rasa sedih dan air matamu itu! Aku menangis untukmu! Untukmu dan Ryeowook hyung!”

Minna memalingkan wajahnya, membelakangi Minwoo. Tidak… dia tidak bisa lagi menahan bendungan air matanya. Minna memang ingin menangis dari tadi, tapi dia tidak pernah menangis di hadapan pria lain selain Ryeowook, dan Heechul, karena tidak sengaja waktu itu. Tapi Minna saat ini begitu ingin menangis, begitu ingin menumpahkan segala sakit hatinya, apalagi mendengar Minwoo yang begitu tulus padanya, membuat isakannya tidak terkendali. Minwoo berusaha mengendalikan tangisnya, meletakkan kedua tangannya di bahu Minna yang bergerak naik-turun dengan cepat.

“Tumpahkan saja segalanya, Minna. Kau wajar melakukan itu,” bujuk Minwoo.

Minna terisak makin kencang, mencengkeram tangan Minwoo yang di pundaknya. Setelah berlalu entah berapa lama, Minna merasa puas menangis. Minwoo menyodorkan tissue pada Minna yang masih membelakanginya. Minna segera menghapus bekas air matanya.

“Sudah merasa lebih baik?” tanya Minwoo.

Minna mengangguk dan kembali menatap Minwoo. Mata Minwoo masih merah, tapi dia bertukar senyum dengan Minna.

“Apakah tampangku terlihat mengerikan?”
“Tidak terlalu, andaikan lingkaran hitam di bawah matamu tidak terlihat sejelas itu. Kau terlihat seperti vampire sekarang,” jawab Minwoo jujur.

Minna tertawa. Minwoo sedang berusaha menghiburnya.

“Hebat sekali kau bisa menutup mulutmu rapat-rapat selama empat tahun. Kalau aku, aku yakin tidak bisa melakukannya… atau kalaupun aku melakukannya, aku pastilah sudah gila sekarang. Minna, kau hebat.”
“Aku anggap itu sebagai pujian. Tapi… aku memang tidak pernah bisa membuka hatiku sebelum ini.”
“Aku tau itu memang menyakitkan, tapi bukannya kau tidak bisa membuka hatimu, tapi kau tidak berusaha melakukannya,” ujar Minwoo tepat sasaran.
“Kurasa Minwoo-sshi benar.”

Keheningan tercipta setelahnya.

“Ah, Minwoo-sshi apakah ingin melihat Ryeowook oppa?” tawar Minna.
“Aku boleh melihatnya? Eodie?”

Minna mengeluarkan dompetnya dan membukanya. Disana ada foto Minna yang berambut panjang, memasang V pose sama dengan pria yang menggunakan satu tangannya lagi untuk merangkul pundak Minna. Keduanya tersenyum lebar pada kamera, jelas terlihat ceria.

“Itu foto yang diambil setahun sebelum… kejadian itu. Ryeowook oppa 20 tahun, dan aku 16 tahun.”
“Kau terlihat manis dengan rambut panjang.”
“Aku tidak akan memanjangkan rambutku lagi,” kata Minna.
“Ryeowook hyung… dia… agak mirip Heechul hyung.”
“Oh, aku juga kira begitu ketika pertama kali melihat Heechul-sshi.”

Minwoo tersenyum dan mengembalikan dompet itu pada Minna.

“Minna, terima kasih karena telah mempercayai dan menceritakan segalanya padaku,” ujar Minwoo tulus.
“Harusnya akulah yang berterimakasih, Minwoo-sshi.”
“Karena aku sudah tau banyak, Minna boleh cerita lagi kalau suatu saat merasa sesak. Jangan menunggu lama. Itu tidak baik untukmu.”

Minna menganggukkan kepalanya.

“Oh ya, Minwoo-sshi… aku bisa minta tolong? Jangan ceritakan tentang Ryeowook oppa pada siapapun… jika kau tidak keberatan.”
“Tentu, Minna, kau bisa percaya padaku,” yakin Minwoo, “dan supaya kau bisa lebih rileks, bagaimana kalau kita mengunjungi pasar malam?”
Kajja,” setuju Minna.

Segalanya terasa lebih baik bagi Minna setelah dia melepas bebannya. Yang memenuhi pikiran Minna sekarang adalah rasa terima kasihnya atas kehadiran Minwoo untuknya. Minna hanya berharap, entah bagaimana, supaya luka hatinya akan sembuh, suatu hari nanti…

2 comments:

  1. yah, ngak diceritain knapa dgn wookienya ><

    Minwoonya lucuu, ngulum lolipop gitu xD
    ya ampyuunnn...unyu amettt mpe nangis2 jugaaaa xDDD

    Hadeuhhhh...pendekkk amattt siii ini chapter???
    *gebuk2inauthor* ~ PLAK
    Jdi bingung mo comment apa lagi xDD

    Lanjutttt :D

    ReplyDelete
  2. CUMI BAKAR!? *O* nggak terlalu suka, tp keknya enak xD (karna lg laper) lol
    minna-minwoo, saya bacanya jd kebayang'a mrk kek anak kembar lol
    minwoo jilat2 lolli itu makin tambah imuuud dy *>_<*

    GUBRAK! dceritain'a bener2 ke minwoo doank yh -__- reader gk dkasih tau jg D:
    GUBRAK GUBRAK!! malah minwoo yg nangis. jengjeng!! dodol bgd. imuud *>_<*

    'aq menangis untukmu' omg. klo saya jd minna, saya makin nangis, minna kuat yh, sperti kata minwoo, pas crita sewajarnya dy nangis, tp nggak, duh sakit bgd pasti cerita sambil nahan air mata u____u

    minwoo ini polos dan anak2 skali tp kata2nya bagus dan tepat sekali!! *__*
    LMAO. kenapa minna gk mao manjangin rambut lagi? :O kek'a dy bener2 mao jauh2 dr dia di masa lalu yh u___u

    ini kenapa komen saya kebanyakan minwoo smua yh lol OTLXD

    ~Stella.

    ReplyDelete