Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Sunday, 29 April 2012

Just You chapter 12

Just You
Chapter 12

Besok malamnya, Minwoo, Junyoung dan Taehun mengunjungi Minna dan membuat suasana hati Minna lebih ceria. Mereka membawakan masakan Kevin yang enak dan bergizi sehingga dia bersyukur bisa meninggalkan menu rumah sakit yang sudah terasa membosankan baginya. Minna makan banyak sambil terus mengobrol.

“Jadi kata kalian, Jisuk-sshi membantuku mengurusi Hyomi beberapa hari ini?” tanya Minna sekali lagi, untuk memastikan.
Ne, jadi kau tenang saja, Minna. Hyomi dalam keadaan yang baik,” jawab Junyoung, “dia bilang akan datang besok pagi ketika tidak ada jadwal. Dia juga sangat mengkhawatirkanmu.”

Minna tersenyum tipis, melanjutkan makannya.

“Jangan pernah pingsan di depanku dan membuatku ketakutan lagi,” wanti Minwoo, pura-pura marah, “arasso, Minna?”
Ne. Jeongmal mianhae, Minwoo-sshi. Dan… gomawo,” ujar Minna tulus sambil tersenyum.
“Tapi kurasa dia sudah lebih sehat, Minwoo. Orang yang makan banyak pertanda dia akan segera sembuh,” jelas Taehun.
“Tentu saja. Aku akan segera sembuh. Aku yakin koq.”

Minna melanjutkan obrolan santainya dengan ketiga member ZE:A ini hingga malam itu berlalu begitu cepat baginya.

***

Keesokan harinya, Hyomi mengunjungi Minna bersama Heechul. Melihat dia bersama Hyomi bukan membuat perasaan Minna lebih baik. Heechul hanya bicara seperlunya, padahal dari sorot matanya, Minna tau jelas sesungguhnya banyak hal yang ingin dia katakan, tapi kondisi yang sekarang sangat tidak memungkinkan. Minna merasa sedih melihat Heechul begitu. Di lain sisi, Hyomi yang terlihat bahagia, suasana hati Hyomi terlihat kontras dengan suasana hati Minna. Tiba-tiba dia lebih ingin sakit, lebih ingin tinggal di rumah sakit lebih lama daripada kembali lagi ke kesibukannya dan melihat hal-hal yang lebih tidak ingin dilihatnya. Setelah keduanya pulang, dokter Shin memeriksa kondisi Minna sambil membawa sebuah amplop besar.

“Bagaimana Minna, sudah merasa lebih baik?” tanya dokter Shin, mengecek detak jantung Minna.
“Hanya merasa sedikit lelah pagi ini, tapi saya yakin sudah lebih baik, Shin uisa. Kamsahamnida,” ucap Minna, tersenyum pada dokter yang begitu baik padanya ini.
“Hasil check-up-mu sudah keluar. Biasanya tidak secepat ini, tapi karena kau pasienku, apalagi kau titipannya Minwoo, aku mengusahakan yang maksimal untukmu. Ini, bacalah.”

Minna menerima amplop besar itu dan mulai mengeluarkan setumpuk kertas di dalamnya. Ketika Minna membaca bagian pengecekan mata, dia menemukan kata-kata yang tidak dimengertinya.

“Ablasio retina… apa ini, Shin uisa?”
“Minna, kuminta kau untuk tenang sementara aku menjelaskan ini. Ablasio adalah keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen retina dan biasanya ini terjadi pada orang yang lanjut usianya. Ablasio ini biasanya terjadi pada orang yang juga menderita rabun jauh. Kau memakai kontak lens sudah cukup lama kan, Minna?”
“Ne. Saya sudah rabun jauh sejak usia 14 tahun. Tapi… lepasnya retina… bukannya… retina itu adalah sejenis lapisan pada mata kita yang peka terhadap cahaya? Maksud Shin uisa dengan keadaan lepasnya retina itu…” Minna membiarkan pertanyaannya menggantung.
“Minna, biasanya hal ini terjadi secara alami pada mata, karena semakin bertambah usia kita, retina menjadi tipis dan kurang sehat. Hanya saja, kejadian ini akan menjadi penyakit ketika proses alami itu mengakibatkan kerusakan karena menyusutnya korpus vitreum, bahan jernih yang mengisi bagian tengah bola mata kita. Pemeriksaan menemukan bahwa kasusmu masih belum parah. Apakah kau mengalami gejala aneh pada matamu sebelum ini?”
“Selain kepalaku yang pusing dan penglihatanku kabur, kadang-kadang aku melihat benda yang melayang dan tidak pada tempat seharusnya. Aku kira itu efek dari pusingnya kepalaku, Shin uisa.”
“Dari gejala itu, benar memang kau mengalami gejala awal ablasio retina.”
“Apakah… retina saya akan terlepas? Apakah… saya akan…”
“Tidak, Minna, kami tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada matamu. Karena masih tahap awal, rajinlah melakukan pengobatan. Aku akan merujukmu ke bagian spesialis mata yang terbaik di rumah sakit ini, dia adalah sahabatku juga dan aku yakin, kau akan sembuh. Kau tidak akan mengalami kebutaan. Retina itu tidak akan terlepas dari matamu,” yakin dokter Shin.

Minna menundukkan kepalanya. Retina yang lepas? Kebutaan? Kenapa dia harus mengalami penyakit seaneh ini? Kesalahan apa yang sudah dilakukan Minna sehingga dia harus mengalaminya? Jika Minna buta… akan terasa seperti apakah? Tenggorokannya tercekat dan rasa takut memenuhi dirinya. Tidak… Minna tidak ingin buta, tidak ingin tidak bisa melihat Heechul lagi. Memang, melihatnya dekat dengan Hyomi membuat hati Minna hancur, tapi tidak melihatnya sama sekali sama saja dengan menyuruh Minna mati secepatnya. Dia tidak ingin lagi kehilangan orang yang dicintainya. Setelah dia tidak bisa melihat Ryeowook, sekarang Heechul-pun tidak bisa? Tidak… Minna menggeleng-gelengkan kepalanya, tubuhnya bergetar hebat. Sosok indah itu… akan menghilang dari pandangan Minna?

“Minna, wajar kau merasa takut. Tapi dengan pengobatan yang cepat, kau akan sembuh. Penyakitmu masih di stadium awal, Minna, kau jangan memikirkan hal-hal yang buruk dulu. Kau akan baik-baik saja, arasso?” hibur dokter Shin, “besok sebelum keluar dari rumah sakit, aku sendiri yang akan mengantarmu ke bagian spesialis mata. Kalian akan langsung bisa menyusun jadwal pengobatan. Jangan khawatir. Pulihkan dulu kondisi tubuhmu.”

Tapi kata-kata dokter Shin tidak cukup untuk menenangkan Minna. Dia mencengkeram tangan dokter Shin dan memandang wajah dokter Shin ketakutan.

“Apapun itu, Shin uisa, bisakah saya memohon sesuatu?” pinta Minna, genangan air mata memenuhi kedua matanya yang indah.
“Apapun, Minna, apapun.”
“Tolong jangan memberitaukan kondisiku pada siapapun, termasuk Minwoo-sshi. Saya mohon… jebaljebal…”

Minna mulai menangis, rasa takut menang atas dirinya sekarang. Dia tidak bisa mencegah dirinya untuk memikirkan kemungkinan terburuk dari penyakitnya ini. Pengobatan… bagaimana kalau pengobatan itu tidak berhasil? Apa yang harus dilakukan Minna? Siapkah dia kehilangan semuanya? Tidak… Apalagi memikirkan reaksi Minwoo jika dia tau penyakit Minna… Dia sudah terlalu baik pada Minna, Minna tidak ingin membuatnya khawatir lagi.

“Baiklah, Minna, aku tidak akan mengatakannya. Tenangkan dirimu,” pinta dokter Shin.

Dokter Shin mengelus punggung Minna dan dia seolah merasakan appa-nya sudah kembali ke sisinya. Appa Minna dan Ryeowook sudah kembali, atau setidaknya, mengulurkan tangan mereka melalui dokter Shin untuk menenangkannya. Tapi Minna tidak bisa menghilangkan rasa khawatir ini. Dia ingin sembuh. Minna akan melakukan apapun untuk bisa sembuh. Dia berdoa dalam hatinya, memohon Tuhan untuk tidak mengambil harta berharga dari sisinya lagi.

***

1 comment:

  1. pas ketiga member ze:A ngunjungin minna di RS itu si junyoung diem ajah lol
    hyomi bahagia2 ajah dhe u____u saya jd merasa dy kejam (?) orz

    'Ablasio retina' O___O jie tahu ajah, google dulu yh, tau bgd itu :O
    serem iih retina'a lepas D: minna dtimpa masalah beruntut u___u

    jadi penasaran ntar yg tau duluan penyakit minna syapa yh,
    firasat si junyoung nie :O
    klo minwoo tahu, minwoo pasti langsung nangis2 dhe, abis dy imud (?)
    klo heechul tahu, stress pasti dy .___. tp smoga nggak makin parah dan
    mempengaruhi jalan cerita (?) yh u___u ntar jd tragis donk ;_____;

    ~Stella.

    ReplyDelete