When Our Dreams Come
True
Secretly in Love
Chapter 11 (end)
Hans yang membawa
mobil asrama telah mengitari daerah Taipei.
Calvin: “Kupikir
kita sebaiknya turun. Lebih gampang mencari Amelz.”
Hans: “Ahh aku
parkir di dekat perusahaan kita ajah.”
Hans memarkir
mobil di areal parkir MOVE Entertainment. Mereka bertiga turun dan kaget waktu
Kevin, Arie dan Jimmy turun dari van sebelah bersama tiga pelatih di asrama.
Deddy: “Hah??”
*kaget, menunjuk mereka satu persatu*
Arie mengedikkan
bahunya ketakutan. Pelatih dance mereka mendekati Calvin.
Pelatih: “Calvin,
kau harusnya memberitau kami kalo ada masalah gawat terjadi.”
Calvin: “Lao
shi…”
Pelatih: “Jangan
banyak ngomong. Sekarang ayo kita cari Amelz Chen sama2. makin banyak orang kan
makin gampang.”
Calvin: *terharu*
Jimmy: ^0^ “Kuai
dian la~~”
Dan cwo2 itu
berteriak sepanjang jalanan mencari Amelz.
***
Rombongan Jiro
pun telah memisahkan diri. Lee Hom merasa bersalah. Rasanya dia emang pantas
mati kalo gak menemukan Amelz ato terjadi sesuatu pada Amelz.
Cwe: “Pilihan,
pengorbanan, pengujian hubungan, setiap keputusan yang diambil tentang
hubungan, pasti timbul akibat. Percintaan merupakan pilihan penting. Kesulitan
akan dilewati dengan pengorbanan.”
Lee Hom menoleh
dan melihat seorang cwe berkerudung putih berdiri di seberang jalan. Itu Madam
May, tersenyum padanya.
May: “Ingatkah
kartu The Lovers, Lee Hom? Pengorbanan…” ^^
Lee Hom terenyak.
Benar. Dia bisa melakukan itu. cinta butuh pengorbanan. Dan perjalanan
selanjutnya… dia akan berusaha melindungi Amelz. Orang2 pasti akan
mendukungnya… Jiro berlari ke arah Lee Hom.
Jiro: “Udah
ketemu. Amelz bersama Ri Na. dan aku udah memberitau bahwa mungkin Irene
pelakunya. Mereka akan ke rumah Irene.”
Lee Hom: “Hyung,
temani aku ke gedung perusahaan.”
Jiro: “Apa?”
Lee Hom: “Hubungi
semua wartawan yang hyung kenal. Aku mau konferensi pers.”
Jiro: “Kau mau
ngapain Lee Hom?”
Lee Hom menoleh
ke seberang jalan dan Madam May udah gak ada.
Lee Hom: “Mungkin
aku harus berkorban.” ^^
***
Via telepon,
Amelz udah minta maaf pada Karen dan mereka janjian ketemu di depan rumah
Irene. Waktu mereka sampai ke rumah Irene, Karen udah menunggu. Amelz langsung
berlari memeluknya.
Amelz: “Karen,
dui bu qi…” ><
Karen: “Gapapa,
Amelz. Tapi apa benar… Irene pelakunya?”
Amelz: “Ada yang
mengirim SMS pada Lee Hom ge waktu kalian berdua main di rumahku. Kalo bukan
kau, tentu itu Irene. Aku seharusnya tau itu dia.”
Karen: “Kenapa
dia melakukannya? Dan kupikir… kau benar2 marah padaku dan membenciku. Irene
bilang begitu padaku tiap hari. Katanya dia membujukmu memaafkanku, tapi kau
gak mau.”
Amelz: “Aku gak
bilang begitu!”
Ri Na: “Kalian
diadu domba. Ayo.”
Amelz: “Kita
perlu tanya dia.”
Mereka bertiga
memencet bel di depan rumah Irene. Irene sendiri yang membuka pintu.
Irene: “Loh,
Amelz, Karen, dan Ri Na onnie?” *kaget*
Ri Na: “Ada
waktu, Irene? Ada yang mau kami bicarakan denganmu.”
Irene: “Silakan
masuk.” *menguap lebar2*
Mereka
dipersilakan masuk ke ruang tamu. Di ruang tamu, TV flat lebar tengah menyala.
Mereka bertiga duduk di sofa panjang, dan setelah mengambil minuman, Irene
duduk di sofa yang berbeda.
Irene: “Eh…
Amelz, Karen… kalian udah baikan?”
Amelz: “Iyah.
Sahabat seharusnya gak akan musuhan kan?”
Karen: “Dan
sahabat seharusnya gak melakukan hal2 jahat kan?”
Irene:
“Syukurlah…” ^^
Amelz: “Kenapa
kau masih berpura-pura, Irene?”
Irene: “Apa?”
Amelz: “Seseorang
menguntitku pada malam penobatan Calvin ge… orang itu tau aku akan ada disana
malam itu, dia gak bisa masuk, makanya berdiri di parkiran dan mengambil fotoku
dari sana… seseorang menguntitku di pasar malam… orang itu membaca inbox hape yang
kutitipkan padanya pada saat kami ke toilet dan tau hubunganku dengan Lee Hom
ge… seseorang mengubah jam janjianku dengan Lee Hom ge… pada saat Karen
menghabiskan waktunya di toilet… seseorang mengancam aku dan Lee Hom ge. Itu
kau kan, Karen. Wei shen me?”
Irene terdiam
cukup lama. Lalu dia tertawa aneh.
Irene: “Akhirnya
kau tau.”
Amelz: “Katakan
aku salah, Irene.”
Irene: “Itu emang
aku pelakunya.”
Amelz: “Wei shen
me? Kau sahabat sejatiku kan?”
Irene: “Aku benci
padamu, Amelz Chen. Kau yang terakhir mengenal dunia artis, kau gak kenal Lee
Hom waktu pertama kali bertemu dengannya, kau gak pantas untuknya. Akulah yang
pertama, akulah yang seharusnya dapat kehormatan itu! tapi kenapa kau? kau yang
miskin, biasa ajah dan gak menarik? Kenapa Lee Hom memilihmu?”
Ri Na: “Destiny.
Pernah dengar kata itu, Irene?”
Karen: “Aaah…
Jiro oppa dan Lee Hom ge!” *menunjuk TV*
Perhatian mereka
teralih sepenuhnya ke siaran TV. Live. Ri Na mengenalinya sebagai ruang
konferensi pers di gedung Most Entertainment. Lee Hom berdiri berdampingan
dengan Jiro dan banyak mic disodorkan pada mereka.
Lee Hom: “Saya
minta maaf mengganggu kalian pada waktu malam. Ada hal penting yang akan saya
sampaikan pada kalian semua dan juga para fans. Saya benar2 minta maaf karena
telah menyakiti seseorang dan membuatnya dalam bahaya. Itu semua karena saya
terlalu pengecut dan egois, saya pikir dengan meninggalkannya dia akan
melupakan saya. Padahal saya tidak bisa melupakannya dan aku masih mencintainya
seperti dia mencintaiku.”
Para wartawan mulai
bersuara meminta penjelasan.
Lee Hom: “Amelz
Chen, gadis biasa berumur 14 tahun adalah pacarku. Saya mohon kepada para fans
untuk mendukung keputusanku menyampaikan kenyataan ini. Mohon jagalah dan
jangan sakiti dia. Saya juga manusia biasa yang ingin dicintai, dan gadis ini
adalah matahariku. Jika kalian mencintaiku, kumohon cintailah juga dia. Dan
kepada pelaku pengancaman kepada kami… tolong mengakulah. Jangan buat saya
terpaksa menyebutkan nama Anda sekarang.”
Para wartawan
semakin berisik. Jiro tersenyum.
Jiro: “Itu bagus,
bro. aku juga mengalami problem yang sama denganmu, tanpa ancaman, sih. Pacarku
cukup aman selama ini.”
Ri Na
mencengkeram lengan Amelz.
Jiro: “Saya juga
akan mengumumkan pacarku. Dia Lee Ri Na, putri managerku. Fansku, cintai dia
juga yah. Dan doakan kami.”
Suasana langsung
rame setelah itu, dan jadi gak terkendali. Irene memandang Amelz dengan cemas.
Irene: “Lee Hom
ge gak tau kan?”
Karen: “Dia tau.”
*sinis*
Irene: “Please..
jangan sebutkan namaku, please…”
Karen: “Penjahat
ketakutan, eh?”
Amelz maju dan
memeluk Irene.
Amelz: “Dui bu qi
Irene… mungkin aku mendahuluimu. Dui bu qi aku ambil idolamu… tetaplah jadi
sahabatku. Aku gak ingin kehilangan Irene…”
Irene: “Amelz…”
T.T “Dui bu qi!!!”
Akhirnya keduanya
menangis bersama, dan dengan tangan bergetar dan shock, Ri Na mengirim SMS pada
Jiro supaya Lee Hom jangan menyebutkan nama Irene.
***
LONG EPILOG
“Kenapa oppa
sebut namaku??” ><
“Loh? Aku gak mau
kau gak diakui sebagai pacarku, chagya…”
“Tapi aku kan
malu! Gimana kalo aku dapat kesulitan dari fans oppa?”
“Kupikir fans2ku
juga suka padamu loh. Kau gak akan dapat kesulitan, Ri Na, percayalah…”
“Gimana sih
ceritanya sampe kalian bisa membujuk para pelatih mencari Amelz bersama
kalian?”
“Biar Kevin yang
cerita.”
“Bagus, Jimmy ge.
Bukannya ini salah ge ge? Tadinya kami mau menipu para pelatih dengan berpindah
tempat tidur. Seperti biasa kan mereka mengecek kamar Calvin ge dan Hans ge
dulu, jadi aku dan Arie ge menyamar tidur di tempat kalian. Jimmy ge membuat
keributan di lantai tiga dan itu membuatku dan Arie ge kabur ke kamarku dan
Jimmy ge. kami melakukan penyamaran lagi. Nah, harusnya kali ini Jimmy ge
membuat keributan di lantai satu biar kami bisa ke lantai tiga menyamar sebagai
dia dan Arie ge sendiri. Tapi Jimmy ge tertangkap waktu di tangga. Tentu
pelatih heran karena merasa “Jimmy” ada di kamarnya sendiri.”
“Kevin benar.
Akhirnya gara2 Jimmy kami ditanyai di ruang tamu dan nyaris dihukum. Beruntung
Kevin menangis dan cerita bahwa Calvin ge, Hans ge dan Deddy mencari Amelz, dan
mereka tersentuh dengan tangisannya. Akhirnya semuanya luput dari hukuman kan?”
“Kurasa gak
begitu, ya kan, Ded?”
“Hans ge benar.
Kita dihukum.”
“Ya. Semuanya,
leader mengumumkan kita gak dapat makan seharian karena kita pergi dari asrama
tanpa sepengetahuan mereka.”
=.=”
“Amelz, dui bu
qi… apa Amelz marah sama aku?”
“Ge ge masih
mencintaiku?”
“Masih. Dan makin
mencintaimu… dui bu qi Amelz… ge ge pikir Amelz akan melupakanku kalo aku
menjahatimu seperti itu…”
“Mana mungkin!
Aku malah akan selalu mikirin ge ge!”
“Cwe itu jie2
sepupu. Esther Wang. Aku akan kenalkan Amelz padanya.”
“Ge… xie xie ni
udah mengakuiku…”
“Aku bertemu
Madam May di seberang jalan waktu mencarimu. Dia menyuruhku berkorban dan saat
itu aku tau apa yang harus kulakukan.”
“Aku juga
teringat kartu2 tarot kita loh.”
“Rupanya ramalan
Madam May emang hebat.”
“Iyah ge…”
=.=”
“Takut…”
“Jangan takut,
Lee Hom ada di samping Amelz. Jangan pernah pergi, karena Amelz adalah matahari
Lee Hom. Kita akan jadi Ameleehom, berdua untuk selamanya… ying wei wo ai ni.”
^^
THE END
No comments:
Post a Comment