Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Sunday, 8 April 2012

(When Our Dreams Come True) Secretly in Love chapter 7


When Our Dreams Come True
Secretly in Love
Chapter 7

Amelz dan Irene dijemput Karen dan sopirnya pada hari Minggu jam setengah 5 sore. Mereka tampak girang diajak jalan oleh Amelz, apalagi setelah Amelz bilang mereka akan jalan dengan Lee Hom. Sesampainya di pintu gerbang pasar malam, udah terlihat suasana yang ramai. Di dalam sana banyak tenda besar2. amelz celingukan mencari sosok Lee Hom. Ternyata itu dia datang. Lee Hom memakai topi putih, kaos hijau muda dan celana panjang jins warna putih. Di sebelahnya ada dua cwo, tampan dan tinggi juga, tipikalnya mirip Lee Hom, yang satu pake kaos lengan panjang hitam, yang satu lagi kaos oranye terang. Jelas2 ketiga gadis jadi berdiri kaku.

Lee Hom: “Hei girls. Kenalkan, ini Wayne Chen.” *menunjuk cwo cakep berkaos hitam* “Dan ini Adrian Lin.” *menunjuk cwo ceria berkaos oranye* “Boys, ini Irene Wang dan Karen Zhou, dan yang ini Amelz Chen.”

Dengan perkenalan singkat dari Lee Hom, mereka langsung hafal nama satu sama lain.

Lee Hom: “Ayo masuk. Aku traktir semuanya hari ini.” XD

Begitu masuk, terasa lagi suasana yang lebih ramai. Amelz yang takut keramaian mulai menempelkan dirinya sedemikian rupa ke teman2nya. Lee Hom menyadari itu. dia menggenggam tangan Amelz. Mereka mulai main berbagai permainan di pasar malam, mulai dari melempar gelang masuk botol (disini Amelz yang jago, mereka dapat 9 botol minuman), membidik sasaran panah mainan (Adrian yang paling banyak dapat hadiah), memancing ikan kertas (Karen sangat menikmatinya sampe perlu ditarik supaya meninggalkan stand itu) dan menangkap ikan dengan jala kecil (Irene membuat iri para cwo dengan menangkap 8 ikan dalam waktu 10 menit). Mereka makan di stand masakan Korea, makan sampe puas dan kekenyangan, sementara langit mulai gelap dan di pasar malam dipasang banyak lampu taman dan obor2 tinggi menjulang. Amelz dan Karen kebelet ke toilet, begitu juga para cwo, sementara Irene menunggui mereka di luar toilet dan memegang barang2 cwe yang dititipkan padanya. Setelah itu mereka sibuk berkeliling pasar malam lagi. Ada kandang besar yang berisi macan, beruang, sapi Inggris (yang bercak hitam putih XD) pokoknya ini pasar malam yang menyenangkan. Amelz dan Lee Hom sekarang sedang asyik memperhatikan akuarium ikan duyung yang jelek dan aneh.

Amelz: “Iiiih aneh ah… ya kan, Irene?” *menoleh* “Loh, Karen? Irene?”
Lee Hom: *menoleh* “Waah… teman2 kita menghilang.”
Amelz: “Ayo kita hubungi mereka, ge.” *mengambil hape*
Lee Hom: *menahan tangan Amelz* “Gak perlu. Beri mereka waktu pribadi, Melz.”
Amelz: “Hah? Maksud ge ge?”
Lee Hom: “Kayaknya Adrian suka sama Irene dan Wayne suka sama Karen loh.” XD
Amelz: “Benarkah?? Wah benar, aku gak jadi menghubungi mereka.”
Lee Hom: “Dan kita juga butuh waktu pribadi kan?”
Amelz: “Wo men?”
Lee Hom: *mengangguk* “Ayo, ke stand yang lain.”

Lee Hom lupa menggandeng Amelz. Lee Hom berjalan agak cepat dan Amelz segera kesusahan mengejar langkahnya. Terdengar decak kagum orang2 di luar tenda. Begitu keluar tenda, Amelz tau apa yang dikagumi orang2 itu. rupanya lagi ada kembang api. Amelz berhenti di dekat pintu masuk tenda aquarium2 dan ikut mengagumi indahnya kembang api. Semua orang juga terpaku di tempat mereka berdiri dan mendongak, seperti yang Amelz lakukan.

Amelz: “Aaah… Lee Hom ge.”

Amelz lupa kalo tadi dia sedang mengejar Lee Hom. Dia menoleh panik dan gak menemukan sosok Lee Hom. Dengan cerdas, Amelz langsung menarik hapenya untuk menghubungi Lee Hom. Tapi hapenya gak ada sinyal, karena keadaan yang terlalu rame. Amelz mulai panik. Dia gak suka seperti ini. Amelz berjalan meninggalkan tempatnya, berjalan menabrak orang2 dalam usahanya mencari Lee Hom ato teman2nya. Rasa panik mulai menguasai akal sehatnya. Matanya terasa basah. Dia takut… takut di keramaian… takut gak bisa bertemu Lee Hom lagi… dan tiba2 ada yang menarik lengan kiri Amelz. Sosok itu menariknya menjauh dari kerumunan menuju samping tenda yang sepi. Amelz ketakutan… dia diculik! Amelz berontak berusaha melepaskan diri, namun tarikan itu sangat kuat.

Lee Hom: “Zhe shi wo, Amelz.”
Amelz: “Fang kai! Fang kai wo!!”
Lee Hom: “Amelz! Wo shi Wang Lee Hom!”
Amelz: “Fang kai wo!!”

Lee Hom kaget dan melepas tarikan pada tangan Amelz. Amelz memandang wajah Lee Hom dengan ketakutan, jelas akal sehatnya membuatnya buta bahwa itu emang Lee Hom yang asli, yang udah melepaskan topinya. Lee Hom balik memandang Amelz dengan tatapan terluka. Dia ketakutan, batin Lee Hom, karena salahku, aku membuatnya ketakutan! Wang Lee Hom, kau pantas mati! Lee Hom maju dan memeluk Amelz. Amelz mulai berontak dan tenaganya kuat sekali. Tapi Lee Hom bertahan meski Amelz mulai memukuli punggungnya.

Lee Hom: “Amelz, dui bu qi… zhen de dui bu qi… zhe shi wo de cuo…”
Amelz: “Fang kai…”

Lee Hom memeluk Amelz lebih kencang dan tenaga Amelz makin menghilang. Lee Hom mengambil jarak dan meletakkan kedua tangannya di bahu Amelz dan memandang wajahnya. Mata Amelz masih memancarkan sorot ketakutan. Lee Hom menjaga kontak matanya dan membatin supaya Amelz mengenalnya. Ato dia akan dibunuh Calvin, sesegera mungkin. Amelz mulai lebih tenang, dan pandangannya mulai hangat. Matanya berair.

Lee Hom: “Oh, bu yao, Amelz, bu yao ku...”
Amelz: “Lee Hom ge… dui bu qi…”
Lee Hom: “Kau udah bisa mengenaliku? Oh, dui bu qi Amelz, aku meninggalkanmu. Dui bu qi…”
Amelz: .><.
Lee Hom: “Bu yao ku. Zhen de… yuan liang wo. Aku yang ketakutan, Amelz, aku pikir kau yang meninggalkanku. Kau adalah matahariku, bagaimana aku bisa bertahan tanpamu? Dui bu qi…”

Amelz berusaha menahan air matanya yang nyaris jatuh. Memalukan. Dia gak seharusnya menangis. Ini gak tampak seperti Amelz Chen yang biasanya tomboy dan kuat. Lee Hom panik melihatnya, dan rupanya kata2nya malah membuat Amelz bingung. Gak ada jalan lain, pikir Lee Hom. Dengan cepat, Lee Hom menarik tubuh Amelz mendekat dan mengecup bibirnya. Amelz berdiri kaku. Ini ciuman pertamanya, oleh cinta pertamanya. Dia gak ngerti bagaimana membalas ciuman Lee Hom yang hangat dan berasa mint. Kedua lengan dewasa Lee Hom melingkar di punggung dan pinggang Amelz. Ciuman itu membimbingnya… dan Amelz tau bagaimana membalasnya. Dia merasakan bibir Lee Hom yang lembut mengecup lembut bibirnya, seakan takut bibir Amelz akan terluka kalo dia melakukannya dengan bernafsu. Dan setelah sekian lama yang gak Amelz tau dengan pasti, dan ketika masih dalam pesta kembang api, Lee Hom melepaskan Amelz. Amelz memandang Lee Hom dengan wajah memerah dan menutupi bibirnya dengan tangan kanannya. Lee Hom tersenyum sangat manis.

Lee Hom: “Dui bu qi Amelz, aku merebut ciuman pertamamu.” XD
Amelz: “Ge ge…”
Lee Hom: “Sekarang kau ngerti, kan? Tetaplah di sampingku, okey? Aku juga gak akan meninggalkanmu.”
Amelz: ^^
Lee Hom: “Ayo, aku gak akan melepaskanmu lagi.”

Masih banyak orang yang asyik menonton pesta kembang api sambil berdiri ketika Lee Hom menggandeng Amelz mencari stand2 lain. Mereka gak merasa kembang api menarik lagi, karena yang menarik bagi mereka adalah kehadiran satu sama lain. Akhirnya mereka sampai di tenda yang putih dan bersinar. Keduanya bertukar pandang memandang tulisan di pintu masuk tenda: STAND TAROT BERSAMA MADAM MAY.

Amelz: “Aaaah… kalo yang ini aku tau!!”
Lee Hom: “Hah? Maksudnya tarot? Aku juga tau.”
Amelz: “Bukan ge, Madam May. Dia ini peramal terkenal, loh. Ri Na onnie pernah cerita tentangnya. Selain ramalannya tepat dan udah keliling di banyak negara, dia juga bisa ngomong banyak bahasa.”
Lee Hom: “Oh ya? Mau masuk?”
Amelz: “Karena tendanya putih, jadi gak terlalu ngeri. Ayo masuk, ge.”

Mereka berdua sempat ragu di depan pintu masuk tenda. Ada aura aneh disana. Tapi aura itu bukan membuat mereka takut, mereka hanya segan. Aura itu terasa lembut dan mereka mencium bau wangi misterius.

Cwe: “Selamat datang, Amelz Chen dan Wang Lee Hom. Silakan masuk dan jangan takut.”

Jelas Amelz dan Lee Hom takut karena Madam May tau nama mereka. Mereka masuk dengan perlahan, dan menemukan sosok Madam May duduk di balik meja kecil. Ternyata itu yang namanya Madam May. Umurnya mungkin gak beda jauh dengan Jiro. Dia tersenyum manis pada kedua tamunya, dan memakai kerudung putih. Interior tenda semuanya berwarna putih, bukan hitam seperti pada umumnya paranormal.

May: “Aku Madam May. Duduklah di kedua kursi di depanku. Aku mempersiapkan dua kursi karena tau kalian akan datang.”

Mereka berdua duduk di kursi di hadapan May. Rasa takut berkurang dalam diri mereka setelah tau Madam May masih muda dan cukup manis (author narsis, maaf XDD). Ada kesan Melayu pada kulitnya yang cokelat. Dia tersenyum pada kedua tamunya lagi.

May: “Meramal masa depan?”
Lee Hom: “Ya… ya… madam.”
May: “Amelz duluan?”
Amelz: “He-eh.”

May mengambil setumpuk kartu tarot dari bawah meja. Seketika lampu di dalam tenda mati, Amelz mencengkeram lengan Lee Hom, dan cahaya redup nampak ketika ada sebatang lilin putih yang dinyalakan May. May tersenyum pada Amelz.

May: “Gak perlu takut. Kau akan mengetahui apa yang pantas kau ketahui, Amelz. Kocok kartunya.”

Amelz menerima kartu tarot dari May dan mulai mengocok dengan pikiran kosong. Dia terlalu takut untuk tau bahwa ramalan May biasanya tepat dan penuh teka-teki. Ri Na pernah bilang dia ketakutan karena ramalan itu tepat. Ri Na pernah diberi teka-teki mengenai kecelakaan, dan ternyata Jiro dan Teukie, appanya, jatuh dari tangga perusahaan yang licin. Amelz menyerahkan kartu yang telah dikocoknya pada May. May menyebarkan kartu itu di meja kecilnya.

May: “Ambil satu kartu, Amelz.”

Tangan Amelz bergetar ketika menarik satu kartu. May mengambil alih dan membuka kartu itu. amelz dan Lee Hom mendekatkan wajah mereka pada kartu itu. gambar sebuah roda keberuntungan: The Wheel of Fortune.

May: “Awal dan akhir, sebuah perubahan keadaan, kau bertanggungjawab atas nasibmu sendiri, Amelz. Roda itu berputar terus selamanya dan tidak ada yang tau apa yang akan dihasilkan di kehidupan ini. Kau telah memilih awalmu dengan mengganti pekerjaan dan merubah keadaan dengan memilih Lee Hom. Benarkah itu?”
Amelz: “I… i… iyah…”
May: “Ambil kartu berikutnya.”

Amelz kembali menarik satu kartu. May membukanya: Three of Cups (tiga piala).

May: “Bergembira, perayaan, kegembiraan, merepresentasikan pemenuhan. Kartu yang paling penuh kegembiraan. Calvin Chen akan masuk asrama bulan depan, dan itu akan jadi sumber kebahagiaan kalian. Ambil kartu berikutnya.”

Amelz makin ketakutan. Dan kartu yang dipilihnya kali ini adalah: The Devil (setan). Amelz dan Lee Hom menegang bersamaan. May tersenyum.

May: “Jangan takut. Ini berarti frustasi, penghalang, rintangan, rasa takut, ini menghubungkan semua yang gelap dan memalukan. Akan ada penghalang dan rintangan, Amelz. Untuk melepaskan diri dari keadaan ini hanyalah dengan kepercayaan. Harus saling percaya, namun juga harus berhati-hati untuk percaya.”
Amelz: “Maksudnya?”
May: “Yang baik belum tentu bisa dipercaya, yang jahat belum tentu tampak jahat seperti yang kau bayangkan.”

Amelz merenung memikirkan teka-teki May.

May: “Dan kau, Lee Hom, kocok kartunya dan lakukan seperti Amelz tadi.”

Lee Hom mengambil kartu tarot yang disodorkan May dan mengocoknya cepat. Seperti Amelz tadi, May menyebarkan kartu Lee Hom. Lee Hom mengambil satu kartu dengan sorot mata penasaran, lupa bahwa Amelz sibuk merenung. Dasar anak muda XD Dan kartu itu dibuka May: The Sun (matahari).

May: “Energi, optimisme, kegembiraan, kepercayaan, citra kelahiran kembali dan cahaya yang menyusul kegelapan. Dua sisi jiwa dan simbol keutuhan dan integrasi. Karirmu bagus, Lee Hom, kau harus melakukannya dengan optimisme dan Amelz memberimu kegembiraan. Kau akan jadi artis yang terkenal sedunia.”
Lee Hom: “Hahahahah… asyik2.” XDD
May: “Kartu kedua.” *menunggu Lee Hom* “Six of Wands (enam tongkat), wow, ckckck… keberhasilan, kemenangan, prestasi, bersayap kemenangan. Bersilangan membangun bentuk X. ini gampang, Lee Hom, koleksi pialamu nanti akan cukup memenuhi satu ruangan besar di rumahmu.”

Lee Hom makin bahagia. Dia sekarang benar2 lupa Amelz masih merenung. Kartu ketiga: The Lovers (kekasih).

May: “Ahh… kartu ini. Ckckck… kontras sekali.”
Lee Hom: “Kenapa? Bukannya kartu pasangan berarti baik untuk para pasangan?”

Perhatian Amelz beralih. Dia memperhatikan gambar di kartu: sepasang muda-mudi yang akan dipanah cinta oleh cupid di langit, tapi di samping mereka ada seorang pria tua.

May: “Pilihan, pengorbanan, pengujian hubungan, setiap keputusan yang diambil tentang hubungan, pasti timbul akibat. Percintaan merupakan pilihan penting. Kalian akan mendapatkan ujian. Kupikir… kau dan Amelz dalam masalah yang sama. Kalian akan diuji. Kesulitan akan dilewati dengan pengorbanan.”
Lee Hom: *bingung* “Bisakah Madam menyampaikan langsung maksudnya?”
May: *tersenyum* “Tidak bisa. Aku hanya menyampaikan sebatas apa yang boleh kusampaikan. Kalian yang menyelesaikan teka-tekinya.” ^^
Amelz: “Tapi kami bingung.”
May: “Jalannya akan segera nampak. Amelz, pesanku untukmu, jaga kepercayaan, kau harus bisa tau bahwa kulit yang baik belum tentu berisi buah yang baik. Lee Hom, kau jangan terbuai dengan prestasimu, ada yang harus kau korbankan dalam hubungan percintaan ini.”
Amelz: “Tapi… kami… Madam, bisakah kami… bersama sampai akhir hayat kami?”
May: *tersenyum* “Tergantung bagaimana kalian melewati ujian ini.” ^^ “Sekarang kalian bisa keluar dan pulang. Irene, Karen, Adrian dan Wayne menunggu kalian dengan cemas di dekat mobil Ferrari hitammu, Lee Hom.”
Lee Hom: “Hah? Benarkah? Dan Madam… kami harus bayar berapa?”
May: “Tidak perlu. Aku membantu kalian. Dan juga… hanya orang2 yang terpilih yang bisa masuk ke tenda ini. Itu berarti aku punya jodoh dengan kalian.” ^^
Amelz: “Ri Na. madam pernah meramalnya. Ramalan Madam tepat.”
May: “Ahh, Lee Ri Na… dia udah cukup dapat banyak kesulitan. Dan Jiro Wang yang ceroboh telah jadi dewasa. Mereka akan bahagia. Sampaikan salamku pada mereka.” ^^
A+L: “Xie xie ni, Madam.”
May: ^^

Mereka bergegas keluar tenda dan mencari pintu keluar dari area pasar malam. Keduanya langsung menuju mobil Lee Hom diparkir. Madam May benar, keempat teman mereka menunggu dengan wajah cemas. Wayne memegang hape, jelas berusaha menghubungi Lee Hom.

Wayne: “Kalian membuat kami cemas!!”
Lee Hom: “Dui bu qi.”
Irene: “Tapi koq kalian tau kami disini?”
Amelz: “Dari seseorang yang hebat.” ^^
Lee Hom: “Sekarang udah hampir jam 10. Ayo kita bubar. Amelz, gimana kalian pulang?”
Amelz: “Sopir Karen akan mengantar kami pulang.”
Adrian: “Kapan2 kita jalan lagi yah…” ^^
Karen: “Tentu.”

Mereka saling berpamitan dan Lee Hom mengedip pada Amelz dan memberi isyarat bahwa Lee Hom akan meneleponnya nanti malam. Amelz pergi dengan senyuman. Lee Hom masuk ke Ferrari hitamnya, Wayne duduk di sampingnya dan Adrian duduk di jok belakang. Lee Hom mulai menjalankan mobilnya. Jaguar silver Karen telah menghilang.

Wayne: “Kau tampaknya menikmati malam ini yah, Lee Hom.”
Lee Hom: “Hahahahahaha… yah, gitu deh.” XD
Adrian: “Apa yang kau lakukan dengan Amelz? Kau memakannya?”
Lee Hom: “Memakan? Apa maksudnya itu?”
Adrian: “Istilah orang dewasa. Maksudku kalian… ahh… melakukan sesuatu di tempat sepi.”
Lee Hom: “Aku hanya menciumnya koq. Apakah itu sama dengan memakan?”
Wayne: “KAU MENCIUMNYA? Huahahahahahaha… kau dalam kesulitan, Wang Lee Hom.” XDD
Adrian: “Ternyata kau cukup agresif. Hati2, artis terkenal!” XDD

Lee Hom ikut tertawa bersama kedua sahabatnya. Malam ini sangat berarti untuknya. Juga untuk Amelz, tentunya.

***

No comments:

Post a Comment