Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Tuesday, 3 April 2012

The X Life Story 2 chapter 16


The X Life Story 2
Chapter 16

RINI’S POV

Aku membuka mataku yang masih terasa berat. Ponselku berbunyi dan bergetar hebat di meja di samping ranjangku. Aku perlu menggeliat melepaskan diri dari pelukan Wookie oppa untuk meraih ponselku.

“Rini? Kenapa?” tanya Wookie oppa.
“Ponselku… oppa,” jawabku.

Aku melihat layarnya… Ivana-lah yang menelepon.

“Yoboseyo, Ip… aku di dorm Suju bersama Wookie oppa… APA KATAMU? DIMANA? BAIK, KAMI KESANA!”
“Kenapa kau menjerit begitu, Rin?”
“Oppa, kita harus ke rumah sakit sekarang, Kibum oppa dan Amelz kecelakaan!”
“APA? KAJJA!”

Dalam setengah jam kami sudah sampai di pelataran rumah sakit. Wookie oppa memarkir mobilnya di tempat yang masih tersisa. Aku berjalan terburu-buru, tapi mataku terpaku pada sebuah mobil Mazda seri terbaru berwarna cokelat. Plat mobil itu… JHC?

“Ayo, Rini, kita harus cepat.”
“Tunggu, oppa… itu… mobil Jungchul oppa,” kataku sambil menunjuk mobil yang menarik perhatianku.
“ZE:A?”
“Ya. Dia cukup dekat dengan May akhir-akhir ini…”
“Mungkin May juga sudah di rumah sakit kalau begitu. Kajja.”

Aku membiarkan Wookie oppa menggandeng tanganku masuk ke rumah sakit, langsung menuju bagian UGD seperti yang disampaikan Ivana tadi. Tapi aku melihat sesosok pria yang menggendong seseorang… meletakkannya ke salah satu ranjang dorong… memberi pesan pada dokter dan perawat yang mendorong ranjang itu menuju bagian UGD… aku mengenalnya.

“Jungchul oppa?” panggilku.

Dan dugaanku benar, dia memang Jungchul oppa. Wajah tampannya pucat dan berkeringat. Dia menghampiri kami dengan tergesa-gesa.

“Ryeowook hyung, Rini…” sapanya, tanpa senyum.
“Kebetulan sekali kita bertemu disini. Apa anggota keluargamu sakit?” tanya Wookie oppa.
“Itu May. Dia… aku khawatir dia keguguran.”
“APA? BAGAIMANA BISA BEGITU?” jeritku.
“Ceritanya panjang. Kalian sendiri?”
“Amelz dan Kibum mengalami kecelakaan, kami akan kesana,” jawab Wookie oppa.
“Hah? Bagaimana bisa begitu?”
“Ayo, kita ke daerah UGD.”

Langsung saja aku mengenali sosok-sosok yang memenuhi lorong UGD: Leeteuk, Heechul, Hangeng, Yesung, Shindong, Kangin, Eunhyuk, Siwon, Sungmin, Zhoumi, Henry, Julie (menggendong Dongmi), Ivana dan Yenny. Kami bertiga bergabung dengan mereka. Yesung oppa-lah yang menyadari kehadiranku pertama kali.

“RINI! KATAKAN PADAKU, APA ITU TADI MAY? MAY YANG MASUK KE UGD?” teriak Yesung oppa, mengguncang tubuhku.
“Aku…” gagapku.

Aku menoleh pada Jungchul, memintanya membantuku. Aku tidak tau kenapa May juga bisa dibawa ke rumah sakit. Jungchul maju selangkah.

“Yesung hyung, bisakah kita bicara? Empat mata,” pinta Jungchul.

Aku yakin aku melihat kilat kemarahan di mata Yesung saat memandang Jungchul. Apakah Yesung oppa sudah tau hubungan May dan Jungchul? Kalau tidak, kenapa dia bisa memandangnya begitu?

“Aku memang perlu bicara denganmu,” ujar Yesung oppa dingin.

Keduanya melangkah menjauh. Kuremas lengan Wookie oppa.

“Oppa, tolong ikuti mereka diam-diam. Aku akan jelaskan semuanya nanti. Tapi aku harap oppa bisa melerai mereka kalau… terjadi sesuatu,” pintaku.

Wookie oppa tampak bingung, tapi menggangguk.

“Baiklah. Nanti jelaskan padaku,” pinta Wookie oppa.

Menjaga jarak, Wookie oppa melangkah menjauhi kami. Aku menoleh dan memandang sahabatku satu persatu. Leeteuk oppa terlihat sangat stress, wajahnya pucat dan dia duduk di kursi panjang ditemani Kangin oppa.

“Apa yang terjadi pada Amelz?”
“Polisi menelepon Leeteuk oppa, menyampaikan Amelz dan Kibum kecelakaan,” jawab Yenny.
“Mobil Kibum menabrak pohon setelah ditabrak mobil lain. Mobilnya hancur… namun keadaan mereka belum bisa dipastikan,” Heechul oppa memberi penjelasan tambahan.

Mobil hancur… Amelz dan Kibum… apa yang akan terjadi pada mereka? May… keguguran? Ya Tuhan, kenapa semua ini bisa terjadi?

“May, dia… dan Jung Heechul…” ujar Zhoumi oppa.
“Jungchul oppa mengantar May, katanya… May mungkin keguguran,” jelasku.
“May hamil? Kenapa tidak seorangpun dari kami tau?” tanya Hangeng oppa.
“Aku yakin Yesung oppa-pun tidak tau.”
“Tapi Jung Heechul tau? Bagaimana bisa begitu?” tanya Sungmin oppa.
“Aku akan menjelaskan pada oppa,” Ivana-lah yang menjawab.

Percakapan kami terputus ketika dokter dan suster keluar dari salah satu ruang UGD. Kangin oppa langsung berdiri dan menghampiri sang dokter.

“Dokter, bagaimana keadaan Amelz dan Kibum kami?” desaknya.
“Beruntung tidak terjadi sesuatu yang serius pada mereka. Amelz kepalanya pecah, Kibum terkilir pada tangan dan kakinya, tapi tidak ada masalah yang lebih serius daripada itu. Mereka belum sadar, tapi akan segera kami pindahkan ke kamar rawat inap,” jelas sang dokter setengah baya sambil tersenyum.
“Oh, terima kasih Tuhan,” kata Siwon oppa lega.
“Aku akan menunggui mereka,” putus Shindong oppa.
“Kalian pergilah, aku akan disini, menunggui May,” ucap Leeteuk oppa.

Kangin oppa, Leeteuk oppa, Ivana, Yenny, Julie dan aku memilih tetap di depan ruang UGD untuk menunggui kabar May. Kalau May harus keguguran… sayang sekali. Kandungannya sudah berusia 2 bulan lebih… bahkan Yesung oppa sebelum ini tidak tau… Ya Tuhan, tolong, lindungilah May.

***

AUTHOR’S POV

Yesung mengikuti langkah Jung Heechul yang memasuki kantin. Beruntung, suasana kantin di pagi hari tidak terlalu ramai sehingga mereka cukup mudah menemukan tempat privasi di pojokan kantin. Ryeowook, menjaga langkahnya, berhenti mengikuti mereka dan duduk beberapa meja sebelum keduanya duduk, memastikan dia bisa mendengar pembicaraan mereka dan memastikan dia akan cukup cepat bereaksi apabila… seperti kata Rini tadi, dia perlu melerai.

“Hyung bilang ada yang ingin hyung bicarakan denganku?” tanya Jung Heechul, sopan.
“Kurasa dengan mendengar penjelasanmu, aku akan tau semuanya,” jawab Yesung, dingin dan tajam.

Jung Heechul menghela nafas panjang.

“May hamil. Usia kandungannya sudah 9 minggu. Dan tadi pagi… aku tidak tau apa yang bisa menyebabkan May tiba-tiba mengeluarkan darah… mungkin dia marah karena aku… berbuat kesalahan. Jadi… hyung, salahkan aku, kalau terjadi sesuatu pada May.”
“Untuk apa aku menyalahkanmu? Itu urusan kalian, kan?”
“Hyung, itu bukan anakku. Itu anak hyung. Anak hyung dan May.”

Mata Yesung terbelalak lebar.

“Aku memang berhubungan dengan May, aku bersalah. Tapi… kami baru berhubungan sekitar satu setengah bulan, tidak sesuai dengan usia kandungan May. Itu anak hyung.”

Ryeowook bereaksi ketika Yesung menarik kerah kemeja Jungchul… namun tidak ada yang terjadi setelahnya. Ryeowook menahan langkahnya. Jungchul tidak bereaksi, namun wajahnya tampak menyesal.

“Jika May keguguran dan itu kesalahanku, hyung boleh membalasku dengan melakukan apapun sesuka hati hyung,” ujar Jungchul.
“Kenapa kau menyentuh May-ku? Kenapa?”
“Hyung, kami saling mencintai… ah tidak, aku mencintainya. Aku mencintainya dengan rasa cinta yang tidak bisa kubendung, tidak bisa kukendalikan. Melihat senyumnya, merasakan kehadirannya, adalah hal terbaik yang terjadi di duniaku. Semuanya terjadi begitu saja, secara alami…”
“Kau bilang… kalian saling mencintai?”
“Hyung, jangan salahkan May. Salahkan saja aku. Pada awalnya, akulah yang memulainya. Andaikan aku tidak berjanji dengannya lewat Twitter, andaikan aku… ah, hyung. Akulah yang bersalah. Tolong, jangan salahkan May.”
“Lalu apa yang kau inginkan dariku? Menghajarmu hingga habis, heh, Jung Heechul?”
“Hyung boleh melakukannya kalau itu memang yang hyung inginkan. Yang aku inginkan… adalah berada di sisi May, walaupun aku hanya berada di balik bayang-bayang kalian… bolehkah, hyung?”
“BERANI-BERANINYA KAU MINTA ITU DARIKU! KAU PIKIR AKU RELA MEMBAGI MAY DENGANMU?” jerit Yesung, tangan kanannya terangkat untuk meninju wajah Jungchul.

Ryeowook berdiri, namun kembali mengurungkan niatnya ketika Yesung juga menghentikan tinjunya hanya beberapa cm dari wajah Jungchul. Jungchul tidak menghindar, dia hanya memejamkan mata, seakan pasrah pada apa yang akan diterimanya. Nafas Yesung memburu, wajahnya memerah menahan amarah.

“Cinta… cintalah yang membuatku berani meminta itu dari hyung. Aku mencintai May. Andaikan hyung berada di sisiku… andaikan hyung mengerti apa yang kurasakan… hyung akan melakukan hal yang sama.”

Yesung terdiam cukup lama. Ryeowook lega saat melihat Yesung melepaskan pegangan tangannya di kerah kemeja Jungchul dan menjauhkan tinjunya.

“Pergilah dari kehidupan kami. Jangan pernah muncul lagi. Jangan minta apapun dariku, karena kau tau, aku tidak akan memberimu apapun yang kau inginkan itu.”

Yesung berdiri dan berjalan menjauh dari mejanya dan Jungchul. Jungchul masih bergeming di tempatnya duduk.

“Aku tidak akan berhenti…” ujar Jungchul pada punggung Yesung, “aku tidak akan berhenti mencintainya.”

Yesung sempat berhenti sejanak, lalu kembali melanjutkan langkahnya tanpa menoleh ataupun membalas pernyataan Jungchul. Dia tidak menyadari saat melewati sosok Ryeowook. Ryeowook menghela nafas, lalu melangkah menuju Jungchul. Jungchul yang melihat keberadaan Ryeowook yang menggantikan posisi Yesung untuk duduk di hadapannya.

“Oh, Ryeowook hyung.”
“Heechul-ah… gwaenchana?” tanya Ryeowook.

Jungchul memberikan senyum tipis pada Ryeowook.

“Ne hyung. Gwaenchana…”
“Maukah kau menceritakannya padaku? Tentang hubunganmu dan May?”

Yesung melangkah kembali ke UGD. Tapi yang menunggu di depan ruang UGD tinggal Julie dan Dongmi.

“Yesung oppa, May sudah dipindahkan ke kamar inap. Dan jangan khawatir, bayi kalian selamat,” jelas Julie cepat.

Yesung menarik nafas lega.

“May belum sadarkan diri. Bisakah oppa pulang dan mengambil apa-apa saja yang diperlukan May? Kami tadinya ingin kesana, tapi kami tidak tau password apartemen oppa.”
“Gwaenchana, Julie, aku akan pulang. Kau ingin titip sesuatu?” tanya Yesung.
“Tidak, oppa. May-lah yang membutuhkan oppa.”

Yesung memanggil taxi dan pulang ke apartemen. Sepanjang perjalanan, dia memikirkan banyak hal… May… Jungchul… dan Yesung tersenyum miris. Begitu sampai ke apartemen mereka, Yesung langsung masuk ke kamar  dan memasukkan baju dan barang-barang lainnya yang sepertinya akan dibutuhkan May begitu May sadar, termasuk ponsel-ponsel May. Ketika menghampiri meja belajar May, perhatian Yesung terpusat pada genangan darah di sekitar kursi di hadapan meja itu. Yesung berlutut di dekat genangan itu… dan hatinya teriris. Ini darah dari gadis yang sangat ia cintai… Dan ketika mendongak, dia melihat laptop May yang masih menyala. Ketika menggerakkan kursor, laptop May terkunci. Yesung berharap May tidak mengganti password laptopnya… dan ternyata memang tidak diganti. Mata Yesung terbelalak melihat halaman-halaman web yang terakhir dibuka May. Ternyata… penyebab keguguran May adalah…Yesung mempercepat langkahnya untuk segera kembali ke rumah sakit. Perasaan bersalah menyelimuti hati Yesung. Ketika masuk ke kamar inap May, banyak orang berkumpul disana dan May sudah siuman. Dia duduk bersandar di tumpukan bantal. Wajahnya pucat, namun dia tersenyum pada Yesung ketika Yesung masuk ke kamar.

“Oppa…” panggil May.

Hati Yesung tersentak. Dia akui dia sudah terlalu lama tidak menelepon May, hanya berhubungan lewat SMS, dan suara May terdengar begitu lemah…

“Ayo kita keluar. Kupikir May dan Yesung hyung perlu diberi tempat privasi,” ajak Kangin pada yang lainnya.

Semuanya menggumam setuju dan keluar kamar, menyisakan Yesung yang duduk di sisi ranjang May. May masih tersenyum pada Yesung yang menggenggam tangan May. Biasanya tubuh May terasa sejuk, namun kali ini tangannya lebih dingin…

“May…” panggil Yesung.
“Jangan oppa, biar aku dulu. Banyak yang ingin kusampaikan pada oppa,” ujar May dengan suara tercekat.

Begitu cepatnya May mengubah ekspresinya menimbulkan keterkejutan lain di hati Yesung. Ekspresi May berubah sedih.

“Oppa, mianhae… maafkan aku atas… segalanya.”

Yesung menggelengkan kepalanya, mulai panic, takut May menangis… namun terlambat. May sudah meneteskan air matanya.

“Aku… aku nyaris tidak bisa mempertahankan aegi kita… aku… aku… bukan istri yang baik untuk oppa…”
“Jangan katakan apa-apa, May. Sungguh… kau telah berjuang. Aegi kita… pasti bangga memiliki eomma sepertimu.”
“Oppa…”

Banyak hal yang ingin Yesung tanyakan pada May, tapi tidak sekarang. Tidak, ketika May terlihat begitu rapuh, begitu hancur… Yesung duduk di tepian ranjang dan May menjatuhkan diri dalam pelukan Yesung. Yesung menelusuri wajah May dengan jarinya… menyadari betapa kurusnya May sekarang, betapa tampak tidak bahagianya May dengan keadaan ini… tidak bahagia? Bagaimana kalau dia tau… Keraguan memenuhi hati Yesung. Tidak… ada sesuatu yang salah… Dia yakin, ada sesuatu yang salah… Yesung memeluk tubuh May erat-erat dan mencium kembali bau tubuh May yang dirindukannya. Bibirnya maju untuk mengecup puncak kepala May. Dia mencintai May, hanya itu yang dia rasakan sekarang, dia akan semakin mencintainya… walau May telah bersalah padanya. Tidak, diapun telah bersalah pada May. Dia akan menjelaskan segalanya pada May suatu saat nanti, dan berjanji tidak akan melakukan apapun yang bisa meresahkan May lagi.

***

3 comments:

  1. eh, akhrnya yesung ktemu Jungchul...
    kirain bakal jadi pertumpahan darah ><
    *lebeh*

    yesung melakukan kesalahan apa? :O
    Aigoo...itu JHC jdi kecian :(

    heh??? Amel & Kibum ngak knapa2 tapi palanya pecah?? :O

    Untung May gpp yah :D

    Btw, ngak kespot KyuHae di RS (?) XDDD
    *penting bgt*

    Lanjutt :D

    ReplyDelete
  2. lliiddwwiinnaa3 April 2012 at 20:12

    Yeppa muncul jg akhirnya...
    jgn2 yesung selingkuh jg lagi??? (-.-)

    Jadi ajang perselingkuhan di sini.
    Hahahaha.....

    Nasib Julie gimn tuch??
    Jadi penasaran... ^_^

    ReplyDelete
  3. keren thor
    next,,,
    cepet ea thor lanjutin ff niyh soalnya aku dh gk sabaran pingn baca part 17

    (Y)

    ReplyDelete