The X Life Story 2
Chapter 16
RINI’S POV
Aku
membuka mataku yang masih terasa berat. Ponselku berbunyi dan bergetar hebat di
meja di samping ranjangku. Aku perlu menggeliat melepaskan diri dari pelukan
Wookie oppa untuk meraih ponselku.
“Rini?
Kenapa?” tanya Wookie oppa.
“Ponselku…
oppa,” jawabku.
Aku
melihat layarnya… Ivana-lah yang menelepon.
“Yoboseyo,
Ip… aku di dorm Suju bersama Wookie oppa… APA KATAMU? DIMANA? BAIK, KAMI
KESANA!”
“Kenapa
kau menjerit begitu, Rin?”
“Oppa,
kita harus ke rumah sakit sekarang, Kibum oppa dan Amelz kecelakaan!”
“APA?
KAJJA!”
Dalam
setengah jam kami sudah sampai di pelataran rumah sakit. Wookie oppa memarkir
mobilnya di tempat yang masih tersisa. Aku berjalan terburu-buru, tapi mataku
terpaku pada sebuah mobil Mazda seri terbaru berwarna cokelat. Plat mobil itu…
JHC?
“Ayo,
Rini, kita harus cepat.”
“Tunggu,
oppa… itu… mobil Jungchul oppa,” kataku sambil menunjuk mobil yang menarik
perhatianku.
“ZE:A?”
“Ya.
Dia cukup dekat dengan May akhir-akhir ini…”
“Mungkin
May juga sudah di rumah sakit kalau begitu. Kajja.”
Aku
membiarkan Wookie oppa menggandeng tanganku masuk ke rumah sakit, langsung
menuju bagian UGD seperti yang disampaikan Ivana tadi. Tapi aku melihat sesosok
pria yang menggendong seseorang… meletakkannya ke salah satu ranjang dorong…
memberi pesan pada dokter dan perawat yang mendorong ranjang itu menuju bagian
UGD… aku mengenalnya.
“Jungchul
oppa?” panggilku.
Dan
dugaanku benar, dia memang Jungchul oppa. Wajah tampannya pucat dan
berkeringat. Dia menghampiri kami dengan tergesa-gesa.
“Ryeowook
hyung, Rini…” sapanya, tanpa senyum.
“Kebetulan
sekali kita bertemu disini. Apa anggota keluargamu sakit?” tanya Wookie oppa.
“Itu
May. Dia… aku khawatir dia keguguran.”
“APA?
BAGAIMANA BISA BEGITU?” jeritku.
“Ceritanya
panjang. Kalian sendiri?”
“Amelz
dan Kibum mengalami kecelakaan, kami akan kesana,” jawab Wookie oppa.
“Hah?
Bagaimana bisa begitu?”
“Ayo,
kita ke daerah UGD.”
Langsung
saja aku mengenali sosok-sosok yang memenuhi lorong UGD: Leeteuk, Heechul,
Hangeng, Yesung, Shindong, Kangin, Eunhyuk, Siwon, Sungmin, Zhoumi, Henry,
Julie (menggendong Dongmi), Ivana dan Yenny. Kami bertiga bergabung dengan mereka.
Yesung oppa-lah yang menyadari kehadiranku pertama kali.
“RINI!
KATAKAN PADAKU, APA ITU TADI MAY? MAY YANG MASUK KE UGD?” teriak Yesung oppa,
mengguncang tubuhku.
“Aku…”
gagapku.
Aku
menoleh pada Jungchul, memintanya membantuku. Aku tidak tau kenapa May juga
bisa dibawa ke rumah sakit. Jungchul maju selangkah.
“Yesung
hyung, bisakah kita bicara? Empat mata,” pinta Jungchul.
Aku
yakin aku melihat kilat kemarahan di mata Yesung saat memandang Jungchul.
Apakah Yesung oppa sudah tau hubungan May dan Jungchul? Kalau tidak, kenapa dia
bisa memandangnya begitu?
“Aku
memang perlu bicara denganmu,” ujar Yesung oppa dingin.
Keduanya
melangkah menjauh. Kuremas lengan Wookie oppa.
“Oppa,
tolong ikuti mereka diam-diam. Aku akan jelaskan semuanya nanti. Tapi aku harap
oppa bisa melerai mereka kalau… terjadi sesuatu,” pintaku.
Wookie
oppa tampak bingung, tapi menggangguk.
“Baiklah.
Nanti jelaskan padaku,” pinta Wookie oppa.
Menjaga
jarak, Wookie oppa melangkah menjauhi kami. Aku menoleh dan memandang sahabatku
satu persatu. Leeteuk oppa terlihat sangat stress, wajahnya pucat dan dia duduk
di kursi panjang ditemani Kangin oppa.
“Apa
yang terjadi pada Amelz?”
“Polisi
menelepon Leeteuk oppa, menyampaikan Amelz dan Kibum kecelakaan,” jawab Yenny.
“Mobil
Kibum menabrak pohon setelah ditabrak mobil lain. Mobilnya hancur… namun
keadaan mereka belum bisa dipastikan,” Heechul oppa memberi penjelasan
tambahan.
Mobil
hancur… Amelz dan Kibum… apa yang akan terjadi pada mereka? May… keguguran? Ya
Tuhan, kenapa semua ini bisa terjadi?
“May,
dia… dan Jung Heechul…” ujar Zhoumi oppa.
“Jungchul
oppa mengantar May, katanya… May mungkin keguguran,” jelasku.
“May
hamil? Kenapa tidak seorangpun dari kami tau?” tanya Hangeng oppa.
“Aku
yakin Yesung oppa-pun tidak tau.”
“Tapi
Jung Heechul tau? Bagaimana bisa begitu?” tanya Sungmin oppa.
“Aku
akan menjelaskan pada oppa,” Ivana-lah yang menjawab.
Percakapan
kami terputus ketika dokter dan suster keluar dari salah satu ruang UGD. Kangin
oppa langsung berdiri dan menghampiri sang dokter.
“Dokter,
bagaimana keadaan Amelz dan Kibum kami?” desaknya.
“Beruntung
tidak terjadi sesuatu yang serius pada mereka. Amelz kepalanya pecah, Kibum
terkilir pada tangan dan kakinya, tapi tidak ada masalah yang lebih serius
daripada itu. Mereka belum sadar, tapi akan segera kami pindahkan ke kamar
rawat inap,” jelas sang dokter setengah baya sambil tersenyum.
“Oh,
terima kasih Tuhan,” kata Siwon oppa lega.
“Aku
akan menunggui mereka,” putus Shindong oppa.
“Kalian
pergilah, aku akan disini, menunggui May,” ucap Leeteuk oppa.
Kangin
oppa, Leeteuk oppa, Ivana, Yenny, Julie dan aku memilih tetap di depan ruang
UGD untuk menunggui kabar May. Kalau May harus keguguran… sayang sekali.
Kandungannya sudah berusia 2 bulan lebih… bahkan Yesung oppa sebelum ini tidak tau…
Ya Tuhan, tolong, lindungilah May.
***
AUTHOR’S POV
Yesung
mengikuti langkah Jung Heechul yang memasuki kantin. Beruntung, suasana kantin
di pagi hari tidak terlalu ramai sehingga mereka cukup mudah menemukan tempat
privasi di pojokan kantin. Ryeowook, menjaga langkahnya, berhenti mengikuti
mereka dan duduk beberapa meja sebelum keduanya duduk, memastikan dia bisa
mendengar pembicaraan mereka dan memastikan dia akan cukup cepat bereaksi
apabila… seperti kata Rini tadi, dia perlu melerai.
“Hyung
bilang ada yang ingin hyung bicarakan denganku?” tanya Jung Heechul, sopan.
“Kurasa
dengan mendengar penjelasanmu, aku akan tau semuanya,” jawab Yesung, dingin dan
tajam.
Jung
Heechul menghela nafas panjang.
“May
hamil. Usia kandungannya sudah 9 minggu. Dan tadi pagi… aku tidak tau apa yang
bisa menyebabkan May tiba-tiba mengeluarkan darah… mungkin dia marah karena
aku… berbuat kesalahan. Jadi… hyung, salahkan aku, kalau terjadi sesuatu pada
May.”
“Untuk
apa aku menyalahkanmu? Itu urusan kalian, kan?”
“Hyung,
itu bukan anakku. Itu anak hyung. Anak hyung dan May.”
Mata
Yesung terbelalak lebar.
“Aku
memang berhubungan dengan May, aku bersalah. Tapi… kami baru berhubungan
sekitar satu setengah bulan, tidak sesuai dengan usia kandungan May. Itu anak
hyung.”
Ryeowook
bereaksi ketika Yesung menarik kerah kemeja Jungchul… namun tidak ada yang
terjadi setelahnya. Ryeowook menahan langkahnya. Jungchul tidak bereaksi, namun
wajahnya tampak menyesal.
“Jika
May keguguran dan itu kesalahanku, hyung boleh membalasku dengan melakukan
apapun sesuka hati hyung,” ujar Jungchul.
“Kenapa
kau menyentuh May-ku? Kenapa?”
“Hyung,
kami saling mencintai… ah tidak, aku mencintainya. Aku mencintainya dengan rasa
cinta yang tidak bisa kubendung, tidak bisa kukendalikan. Melihat senyumnya,
merasakan kehadirannya, adalah hal terbaik yang terjadi di duniaku. Semuanya
terjadi begitu saja, secara alami…”
“Kau
bilang… kalian saling mencintai?”
“Hyung,
jangan salahkan May. Salahkan saja aku. Pada awalnya, akulah yang memulainya.
Andaikan aku tidak berjanji dengannya lewat Twitter, andaikan aku… ah, hyung.
Akulah yang bersalah. Tolong, jangan salahkan May.”
“Lalu
apa yang kau inginkan dariku? Menghajarmu hingga habis, heh, Jung Heechul?”
“Hyung
boleh melakukannya kalau itu memang yang hyung inginkan. Yang aku inginkan…
adalah berada di sisi May, walaupun aku hanya berada di balik bayang-bayang
kalian… bolehkah, hyung?”
“BERANI-BERANINYA
KAU MINTA ITU DARIKU! KAU PIKIR AKU RELA MEMBAGI MAY DENGANMU?” jerit Yesung,
tangan kanannya terangkat untuk meninju wajah Jungchul.
Ryeowook
berdiri, namun kembali mengurungkan niatnya ketika Yesung juga menghentikan
tinjunya hanya beberapa cm dari wajah Jungchul. Jungchul tidak menghindar, dia
hanya memejamkan mata, seakan pasrah pada apa yang akan diterimanya. Nafas
Yesung memburu, wajahnya memerah menahan amarah.
“Cinta…
cintalah yang membuatku berani meminta itu dari hyung. Aku mencintai May.
Andaikan hyung berada di sisiku… andaikan hyung mengerti apa yang kurasakan…
hyung akan melakukan hal yang sama.”
Yesung
terdiam cukup lama. Ryeowook lega saat melihat Yesung melepaskan pegangan
tangannya di kerah kemeja Jungchul dan menjauhkan tinjunya.
“Pergilah
dari kehidupan kami. Jangan pernah muncul lagi. Jangan minta apapun dariku,
karena kau tau, aku tidak akan memberimu apapun yang kau inginkan itu.”
Yesung
berdiri dan berjalan menjauh dari mejanya dan Jungchul. Jungchul masih
bergeming di tempatnya duduk.
“Aku
tidak akan berhenti…” ujar Jungchul pada punggung Yesung, “aku tidak akan
berhenti mencintainya.”
Yesung
sempat berhenti sejanak, lalu kembali melanjutkan langkahnya tanpa menoleh
ataupun membalas pernyataan Jungchul. Dia tidak menyadari saat melewati sosok
Ryeowook. Ryeowook menghela nafas, lalu melangkah menuju Jungchul. Jungchul
yang melihat keberadaan Ryeowook yang menggantikan posisi Yesung untuk duduk di
hadapannya.
“Oh,
Ryeowook hyung.”
“Heechul-ah…
gwaenchana?” tanya Ryeowook.
Jungchul
memberikan senyum tipis pada Ryeowook.
“Ne
hyung. Gwaenchana…”
“Maukah
kau menceritakannya padaku? Tentang hubunganmu dan May?”
Yesung
melangkah kembali ke UGD. Tapi yang menunggu di depan ruang UGD tinggal Julie
dan Dongmi.
“Yesung
oppa, May sudah dipindahkan ke kamar inap. Dan jangan khawatir, bayi kalian
selamat,” jelas Julie cepat.
Yesung
menarik nafas lega.
“May
belum sadarkan diri. Bisakah oppa pulang dan mengambil apa-apa saja yang
diperlukan May? Kami tadinya ingin kesana, tapi kami tidak tau password
apartemen oppa.”
“Gwaenchana,
Julie, aku akan pulang. Kau ingin titip sesuatu?” tanya Yesung.
“Tidak,
oppa. May-lah yang membutuhkan oppa.”
Yesung
memanggil taxi dan pulang ke apartemen. Sepanjang perjalanan, dia memikirkan
banyak hal… May… Jungchul… dan Yesung tersenyum miris. Begitu sampai ke
apartemen mereka, Yesung langsung masuk ke kamar dan memasukkan baju dan barang-barang lainnya
yang sepertinya akan dibutuhkan May begitu May sadar, termasuk ponsel-ponsel
May. Ketika menghampiri meja belajar May, perhatian Yesung terpusat pada
genangan darah di sekitar kursi di hadapan meja itu. Yesung berlutut di dekat
genangan itu… dan hatinya teriris. Ini darah dari gadis yang sangat ia cintai…
Dan ketika mendongak, dia melihat laptop May yang masih menyala. Ketika
menggerakkan kursor, laptop May terkunci. Yesung berharap May tidak mengganti
password laptopnya… dan ternyata memang tidak diganti. Mata Yesung terbelalak
melihat halaman-halaman web yang terakhir dibuka May. Ternyata… penyebab
keguguran May adalah…Yesung mempercepat langkahnya untuk segera kembali ke
rumah sakit. Perasaan bersalah menyelimuti hati Yesung. Ketika masuk ke kamar
inap May, banyak orang berkumpul disana dan May sudah siuman. Dia duduk
bersandar di tumpukan bantal. Wajahnya pucat, namun dia tersenyum pada Yesung
ketika Yesung masuk ke kamar.
“Oppa…”
panggil May.
Hati
Yesung tersentak. Dia akui dia sudah terlalu lama tidak menelepon May, hanya
berhubungan lewat SMS, dan suara May terdengar begitu lemah…
“Ayo
kita keluar. Kupikir May dan Yesung hyung perlu diberi tempat privasi,” ajak
Kangin pada yang lainnya.
Semuanya
menggumam setuju dan keluar kamar, menyisakan Yesung yang duduk di sisi ranjang
May. May masih tersenyum pada Yesung yang menggenggam tangan May. Biasanya
tubuh May terasa sejuk, namun kali ini tangannya lebih dingin…
“May…”
panggil Yesung.
“Jangan
oppa, biar aku dulu. Banyak yang ingin kusampaikan pada oppa,” ujar May dengan
suara tercekat.
Begitu
cepatnya May mengubah ekspresinya menimbulkan keterkejutan lain di hati Yesung.
Ekspresi May berubah sedih.
“Oppa,
mianhae… maafkan aku atas… segalanya.”
Yesung
menggelengkan kepalanya, mulai panic, takut May menangis… namun terlambat. May
sudah meneteskan air matanya.
“Aku…
aku nyaris tidak bisa mempertahankan aegi kita… aku… aku… bukan istri yang baik
untuk oppa…”
“Jangan
katakan apa-apa, May. Sungguh… kau telah berjuang. Aegi kita… pasti bangga
memiliki eomma sepertimu.”
“Oppa…”
Banyak
hal yang ingin Yesung tanyakan pada May, tapi tidak sekarang. Tidak, ketika May
terlihat begitu rapuh, begitu hancur… Yesung duduk di tepian ranjang dan May
menjatuhkan diri dalam pelukan Yesung. Yesung menelusuri wajah May dengan
jarinya… menyadari betapa kurusnya May sekarang, betapa tampak tidak bahagianya
May dengan keadaan ini… tidak bahagia? Bagaimana kalau dia tau… Keraguan
memenuhi hati Yesung. Tidak… ada sesuatu yang salah… Dia yakin, ada sesuatu
yang salah… Yesung memeluk tubuh May erat-erat dan mencium kembali bau tubuh
May yang dirindukannya. Bibirnya maju untuk mengecup puncak kepala May. Dia
mencintai May, hanya itu yang dia rasakan sekarang, dia akan semakin mencintainya…
walau May telah bersalah padanya. Tidak, diapun telah bersalah pada May. Dia
akan menjelaskan segalanya pada May suatu saat nanti, dan berjanji tidak akan
melakukan apapun yang bisa meresahkan May lagi.
***
eh, akhrnya yesung ktemu Jungchul...
ReplyDeletekirain bakal jadi pertumpahan darah ><
*lebeh*
yesung melakukan kesalahan apa? :O
Aigoo...itu JHC jdi kecian :(
heh??? Amel & Kibum ngak knapa2 tapi palanya pecah?? :O
Untung May gpp yah :D
Btw, ngak kespot KyuHae di RS (?) XDDD
*penting bgt*
Lanjutt :D
Yeppa muncul jg akhirnya...
ReplyDeletejgn2 yesung selingkuh jg lagi??? (-.-)
Jadi ajang perselingkuhan di sini.
Hahahaha.....
Nasib Julie gimn tuch??
Jadi penasaran... ^_^
keren thor
ReplyDeletenext,,,
cepet ea thor lanjutin ff niyh soalnya aku dh gk sabaran pingn baca part 17
(Y)