Brand New It’s Magic
Chapter 9 part 2
May sampai di rumah Julie dan tak perlu susah-susah mengetuk pintu. Julie menunggunya di depan pintu dengan tampang cemas.
Julie langsung menarik tangan May.
Julie berkata, “May… aku mimpi Yunhwa oppa
kalah. Gimana nih??”
“Kalau itu Cuma mimpi kita mungkin tidak
perlu secemas ini, Jul,” jawab May, “tapi gimana kalau itu Propechy? aku takut…
yang kulihat itu Propechy.”
“Kita harus gimana?”
“Kesana. Ke tempat mereka bertarung.”
“Tapi kita tidak bisa kesana kan? Lagian aku…”
May melirik tangan Julie yang menghitam. Ya…
Julie kehilangan kemampuan Heal dan bertarungnya sekaligus.
“Aku harus memikirkan… gimana caranya…”
May kaget tiba-tiba Dragon Bow muncul di tangannya. Seakan Wind Crystal mengendalikan dirinya, dia mengarahkan busur itu ke udara kosong dan membuat suatu lingkaran di
hadapannya. Lingkaran itu
berpendar kehijauan. Di dalam lingkaran yang makin membesar sebesar manusia
itu, May melihat tempat yang
berbeda. Bukan di dunia ini.
“May,
ini…”
“Julie, masuk!”
May menarik lengan Julie dan masuk ke
dalam lingkaran itu. sensasi aneh seperti mencelupkan diri ke dalam air namun tak
basah mereka rasakan waktu melangkah melewati lingkaran itu. lalu mereka masuk
ke tempat di dalam lingkaran itu. Nafas mereka sesak. May menoleh ke belakang dan mendapati lingkaran atau lubang itu hilang. Julie terbatuk di samping
May.
“Kurasa ini dunia vampire.”
“Tapi bukannya Cuma vampire yang bisa membawa
kita masuk kesini? Gimana kau bisa membuat lingkaran yang seperti tadi itu?”
“Entahlah, Julie. Kupikir kita harus mencari
jejak Yunhwa oppa. Aku benar-benar tak punya ide, tapi… kita perlu memastikan
keselamatannya. Dan para sandera.”
Tiba-tiba May mendengar langkah
tergesa-gesa di belakangnya. Dia siap siaga, melindungi Julie, dan
mencabut sebuah Dragon Arrow dari punggungnya dan memasangnya pada posisi siaga. Seketika yang mereka lihat adalah… Amelz. Itu benar-benar Amelz, berlari tergesa-gesa.
“Amelz! Koq kau bisa ada disini?”
Amelz terengah, “jangan tanya aku, aku juga bingung. Tadi pagi aku lagi mikirin Mbum, eh
taunya Dawn Sword muncul di depanku dan membimbingku membuat lingkaran aneh.
Aku masuk saja dan tau-tau muncul disini.”
“Persis dengan yang dilakukan May dengan
Dragon Bow tadi!” ucap Julie.
May berujar, “Melz, kami bermimpi… entahlah untukku itu mimpi
atau Propechy, tapi yang
jelas… aku melihat Yunhwa oppa terluka parah. Kami takut dia…”
“Ayo, kita cari jejak tempat pertarungan itu,” ajak Amelz.
Julie berujar, “tapi kata Junsu oppa, kita
tak akan mungkin bisa
memasuki tempat itu kan?”
“Tadi kita sudah melakukan sesuatu yang aneh. Kita bisa
memasuki dunia vampire tanpa bantuan vampire. Mungkin saja kan kita melakukan sesuatu yang lebih aneh
lagi?”
“Iya. Setidaknya kita mencoba,” kata May.
May berlari ke arah kanan, mengikuti instingnya, sementara Amelz menggandeng Julie,
berlari mengikutinya. Mereka khawatir… mereka benar-benar takut… tidak lagi bisa
melihat Yunhwa, Jiro dan Kimbum…
***
Jiro dan Kimbum memandang putus asa pada dinding kastil tempat
mereka dikurung bersama tawanan lainnya. Di depan mereka adalah sel yang
besinya sangat kuat, bahkan Honor Bow tak bisa menembusnya. Di belakang mereka adalah tembok kastil yang kuat, dan
ada satu jendela yang tidak
terlalu besar, jauh di atas sana. Satu persatu tawanan diambil, dan mereka
menghitung, pola pengambilan tawanan itu satu orang per satu hari. Sekarang
sisa tawanan adalah 15 orang, disini termasuk mereka berdua, kedua ortu Fennie
dan teman sekantor Alend. Semuanya terlalu takut untuk bersuara, hanya Jiro dan
Kimbum yang sangat aktif mencari jalan keluar. Kimbum terus menerus memandang
jendela itu.
Kimbum mengeluh, “duuuh, andaikan aku bisa Fly…”
“Disini tak ada alat yang bisa membantu kita memanjat
kesana,” Jiro juga
mengeluh.
Kimbum menoleh dan melihat kedua ortu
Fennie yang gemetaran. Bahkan mamanya Fennie menangis. Kimbum menghampirinya.
“A
yi… tenanglah…”
Ayi mengeluh, “ayi takut Fennie juga akan ditangkap… dia putri tunggal kami…”
“Aku yakin Fennie dilindungi oleh kedua
adikku, ayi,” kata Jiro, “jangan khawatir.”
“Iya. Kami akan pikirkan jalan keluar dari
sini,” yakin Kimbum.
Tiba-tiba ada yang mendekati sel dan membuka pintu sel. Itu
salah satu vampir penjaga. Kimbum tau hanya ada satu hal yang bisa
dilakukannya…
“Honor Bow!!”
Kimbum memanah penjaga itu, dan vampir itu
terluka. Tapi dia mengerang murka.
“Semua, berdiri di belakangku! Aku akan
melindungi kalian!”
Jiro berseru, “Kimbum… jangan begitu! Ada lebih banyak vampire
di luar sana…”
“Tidak, Jiro ge, hanya ini yang bisa
kulakukan. Dan aku adalah wakil kehormatan para Warriors’ Helper, jadi aku
harus bertindak, sekalipun ini akhir hayatku.”
“Jangan bodoh, gimana dengan Amelz?”
Kimbum tertawa hampa. Dia mengarahkan
Honor Bow pada vampire yang melesat ke arahnya…
“Tolong jaga dia untukku, Jiro ge…”
“Jangan, Kimbum!!”
***
Junsu, Hyunjoong dan Junki duduk lesehan di kamar Hyunjoong dengan tampang cemas. Mereka tak tau
apa yang sebaiknya mereka lakukan.
Hyunjoong bertanya, “Junsu, kau yakin tidak ada
cara lain untuk memasuki lokasi pertarungan Yunhwa dan Bella?”
“Aku yakin tidak ada cara lain, hyung,” jawab Junsu, “itu memang
kesepakatannya.”
“Gimana kalau kita ajak May dan yang lain kesini? Untuk
berdiskusi? Aku ingin memastikan apakah ini Propechy atau bukan. May kan juga bisa melakukannya,” usul Junki.
Junsu setuju, “kau benar, Junki.”
Junsu terdiam dan berkonsentrasi. Tapi
wajahnya berkerut. Dia membuka matanya kembali.
“May, Amelz dan Julie tak bisa dihubungi. Annie dan Stella menerima
Telepathy-ku, aku merasakan itu.”
“Aaah mungkin Stella lagi kuliah,” ucap
Junki, “mati aku, aku lupa hari ini ada kuliah.”
“Tapi kemana tiga cewek itu??”
“Bukannya tempat yang tidak bisa ditembus Telepathy adalah… kalau beda dunia?” Tanya Hyunjoong.
Junki balik bertanya, “maksud hyung?”
“Mereka di dunia vampire?”
“Apa Ryeowook yang membawa mereka?” Tanya Junsu.
Beberapa detik kemudian, setelah Junsu
memejamkan matanya, Ryeowook
muncul di kamar Hyunjoong.
Junki kaget bukan kepalang,
memegangi dadanya tempat jantungnya nyaris berhenti berdetak.
Ryeowook menjawab, “aku tak membawa May, dkk
ke dunia kita loh.”
“Tapi bagaimana mung…”
Belum selesai Junsu bicara, tiba-tiba Junsu menghilang. Ketiga cowok ini kaget.
“Loh? Tadi Junsu bukan Teleport kan?”
Tanya Hyunjoong.
Ryeowook menjawab, “jelas bukan. Teleport tidak
bisa dilakukan sambil duduk gitu kan?”
“Jadi kemana Junsu?” Tanya Junki.
“Aku akan mengeceknya.”
Kali ini Junki udah siap siaga begitu Ryeowook menghilang. Keduanya menunggu dengan
cemas, apalagi Junki
mencemaskan May, yang kalau
kata Junsu benar, berarti tengah berpetualang di dunia vampir bersama Amelz dan
Julie.
***
Kimbum telah berhasil membawa rombongan yang berteriak ketakutan hingga keluar
dari ruang penjara. Mereka sekarang diberi pilihan, akan jalan ke kanan, atau ke kiri. Kimbum telah membantai 4 vampir, dan dia terluka di banyak
tempat. Jiro sangat khawatir.
Jiro menyarankan, “Kimbum, jangan paksakan dirimu.”
“Tak bisa, ge,” tolak Kimbum, “justru kalian harus mengandalkan aku
sekarang. Ayo, beri aku dukungan.”
Kimbum merasakan sakit di sekujur tubuhnya
sebelum sekali lagi merentangkan Honor Bow ke arah para vampir yang
menghadangnya. Ada 3 vampir sekaligus.
“Love Magic Stick!!” seru sebuah suara
wanita.
Semuanya kaget melihat ketiga vampir
penghadang terpental begitu saja. Dan mereka melihat sosok seorang gadis yang muncul di belakang para
vampir. Kimbum tidak pernah
melihat cewek ini, tapi jelas, cewek ini membantu mereka.
Vani memperkenalkan, “aku Vani, adik Hyunjoong
oppa dari dunia vampir. Apakah kau Warriors’ Helper?”
“Iya. Aku oppa-nya Julie, Light Warrior,”
balas Kimbum, “Kimbum.”
“Wahh, kalian mirip. Ayo, kita bereskan
mereka dan keluar dari tempat sial ini.”
Kimbum dan Vani berjuang berdua dan
berhasil mengatasi ketiga vampir itu.
“Ikuti aku.”
Vani memimpin Kimbum, Jiro dan para
tawanan berjalan ke arah kiri, dan akhirnya mereka memasuki ruangan yang sangat
luas. Di ujung sana ada sebuah pintu.
“Kalau kita bisa keluar lewat pintu itu, kita akan selamat.”
Tapi saat mereka menyebrangi ruangan itu,
pintu di depan mereka tertutup, disusul pintu di belakang mereka.
Jiro menjerit, “kita terkurung!”
“Tunggu sebentar… aku mendengar suara…”
pinta Vani.
Julie memohon, “seseorang… siapa saja…
bisa dengar aku?? Aku Julie… aku di dunia vampir bersama May dan Amelz. Stella,
Annie, Hyunjoong oppa, Junki, Kimbum oppa, Youngsaeng oppa, Junsu, Ryeowook,
Vani, Yunhwa oppa… kami terjebak. Banyak musuh disini. Tolong kami…”
“Aku mendapat Telepathy dari Julie. Dia, May
dan Amelz ada disini. Kita harus keluar dan menolong mereka.”
Vani, yang yakin pintu itu tidak akan terbuka dengan mudah, menyerang
pintu dengan Love Magic Stick. Tapi pintu itu bergeming. Lalu entah darimana
muncul 13 vampir sekaligus, mengepung mereka.
Kimbum memerintah, “semuanya, merapat! Kami akan melindungi kalian!”
Dalam hati, Vani merasa kalut. Berdua
begini… gimana bisa mengatasi 13 vampir sekaligus?
***
No comments:
Post a Comment