Just You
Chapter 6
CHAPTER FOUR
Member ZE:A baru menyelesaikan makan malam mereka. Seperti
biasa, Kevin memasak banyak sekali mengingat Taehun, Heechul dan Hyungshik bisa
makan sangat banyak. Sesuai jadwal piket, hari ini Hyungshik dan Kevin-lah yang
bertugas membereskan meja dan mencuci piring. Member yang lain sibuk dengan
kegiatannya masing-masing. Kwanghee dan Siwan memonopoli TV di ruang tengah dengan
main game; Minwoo membaca novel yang baru dibelinya; Junyoung sibuk dengan
ponselnya; Heechul membuka paket-paket kiriman fans dibantu Taehun; sedangkan
Dongjun sibuk jadi penyemangat Kwanghee dan Siwan, duduk bersama Minwoo di
sofa. Membaca kisah novel yang mengenaskan, Minwoo jadi teringat pada Minna.
Dia meraih ponselnya dan mengetik pesan.
To:
Minna
Anyeong, Minna. Tiba-tiba aku ingin
ketemu Ryeowook hyung. Kau juga tidak
pernah menemuinya kan? Kurasa akan lebih baik kalau kau menemuinya. Aku akan
menemanimu. Eoddeohke?
Sambil menunggu balasan, Minwoo
melanjutkan membaca novel. Ketika Dongjun melonjak di sofa yang mereka duduki,
tidak ada yang menyadari ponsel Minwoo meluncur dan jatuh perlahan ke karpet
dekat Heechul duduk. Minwoo menguap, lalu berbaring seenaknya, meletakkan
kepalanya di pangkuan Dongjun.
“Yaaaah~ Minwoo hyung! Tidur saja di kamar!” hardik
Dongjun.
“Aku hanya mau berbaring sebentar. Diamlah, Dongjun,” pinta
Minwoo.
Tapi Dongjun akhirnya membiarkan Minwoo berbaring di pangkuannya.
Lama-kelamaan, Minwoo meletakkan novelnya di atas dadanya dan dia memejamkan
matanya, semakin mengantuk. Dongjun memperhatikan wajah hyung-nya yang sedang tidur. Ternyata… wajah Minwoo terlihat begitu
polos. Memang selama ini, Dongjun-lah yang membangunkan para hyung-nya di dorm dan pastinya dia cukup
sering melihat wajah tidur hyung-hyung-nya.
Namun, Dongjun tidak pernah memperhatikan kalau Minwoo tampak begitu damai saat
tidur (maklum, Minwoo sekamar dengan Heechul dan Taehun). Dongjun mengelus rambut
keriting-pirang Minwoo, bahkan yang dielus rambutnya masih tertidur tenang.
“Minwoo tidur?” tanya Junyoung yang baru berdiri di dekat
sofa.
“Ne, hyung. Mungkin Minwoo hyung capek,” duga Dongjun.
“Ayo, Dongjun, kita pindahkan dia ke kamar saja.”
Dongjun dan Junyoung bekerjasama untuk mengangkat tubuh
tertidur Minwoo. Untunglah Minwoo cukup ringan, jadi mereka tidak menemui
banyak kesulitan.
“Whoaaaaaaa… kalian mengangkat Minwoo seolah dia Cuma boneka
saja,” protes Kwanghee.
Junyoung memandangi Kwanghee seolah ingin mengatakan: kau
jangan banyak protes, kau tidak membantu kami. Setelah membaringkan Minwoo di
ranjangnya, Junyoung dan Dongjun keluar kamar.
“Kendalikan suara kalian, dia sudah tidur.”
“Arasso,” hanya
Heechul yang menyahut.
Sebuah ponsel berdering nyaring. Heechul mengira ponselnya,
tapi ketika dia mengeluarkan benda itu dari saku celana pendeknya, tidak ada
sesuatu yang muncul di ponsel itu.
“Ponsel siapa yang berbunyi?” tanya Siwan, terusik
konsentrasinya oleh suara nyaring itu.
“Oh, kurasa itu ponselnya Minwoo. Kan dia yang biasanya pakai
suara dering telepon nyaring itu,” tebak Taehun.
“Tapi kenapa bunyinya di dekat sini?” tanya Heechul bingung.
Ketika bergeser, barulah Heechul menemukan ponsel Minwoo. Dia
mengambilnya dan memutuskan akan mengantarkannya pada Minwoo di kamar, namun
tanpa sengaja, matanya mengamati layar ponsel itu. Sebuah pesan masuk, dari
Minna. Dahi Heechul berkerut.
“Apa ponselku tertinggal di luar?” tanya Minwoo, muncul di
ruang tengah sambil menggosok-gosok matanya.
“Oh, ini dia. Aku baru akan mengantarkannya ke kamar.
Sepertinya ada pesan masuk.”
“Oh, gomawo, Heechul hyung,”
ujar Minwoo.
Minwoo mengambil ponsel itu dari tangan Heechul dan segera
kembali ke kamarnya. Dia tersenyum melihat balasan pesan dari Minna. Sementara
itu Heechul berpikir lagi… Minna? Dan kekhawatiran mulai menjalari hati
Heechul… karena Minna dan Minwoo… sepertinya hubungan mereka semakin akrab
saja.
***
Bel apartemen Minna berbunyi. Dia meninggalkan laptopnya dan
membuka pintu, rupanya Hyomi yang datang.
“Eonni, apa sedang
sibuk?” tanya Hyomi.
“Aniyo, Hyomi,”
jawab Minna, “masuklah.”
“Eonni, aku sudah
pikir… aku akan menerima tawaran dari Samsung itu, sesuai saran eonni.”
“Oh, jeongmal?
Baguslah kalau begitu. Ah, kau mau mencicipi banana cake? Eonni baru saja buat dan tidak tau apakah rasanya enak,” jelas
Minna.
“Wah… aku mau, eonni.”
Hyomi duduk di sofa sambil menikmati banana cake buatan
Minna. Ketika keduanya asyik mengomentari banana cake, ponsel Minna berbunyi:
gonggongan anjing. Si pemilik ponsel tersenyum ketika membaca pesan yang
rupanya dari Minwoo. Minna berpikir sejenak sebelum membalas pesan itu.
To:
Minwoo
Aku
masih tidak yakin, Minwoo-sshi.
Kenapa Minwoo-sshi merasa aku bisa
lebih baik dengan mengunjungi Ryeowook oppa?
“Eonni tersenyum
sambil membalas pesan. Itu pasti bukan tentang pekerjaan kan, eonni?” tebak Hyomi.
“Oh, bukan. Ini dari Minwoo-sshi.”
“Minwoo? Ha Minwoo oppa?”
tanya Hyomi heran.
“Ne.”
“Eonni… sejak kapan
dekat dengannya?”
“Oh… err… ceritanya panjang. Tapi dia orang yang baik dan
perhatian. Bukan hanya dia saja sih, Heechul-sshi juga baik.”
Minna memotong potongan banana cake berikutnya.
“Eonni, aku… suka
pada Heechul oppa.”
Minna nyaris menjatuhkan pisau yang dipegangnya, lalu
memandangi wajah Hyomi. Dia berusaha mengendalikan kegugupannya.
“Aku sudah lama sekali suka padanya, tepatnya semenjak aku
jadi trainee,” cerita Hyomi.
“Oh… itu… bagus. Maksud eonni…
seperti yang eonni bilang tadi,
Heechul-sshi orang yang baik.”
“Apakah eonni juga dekat
dengan Heechul oppa?” tanya Hyomi.
“Ani… kami tidak
sedekat itu, Hyomi.”
Naluri Minna jelas membawanya untuk berbohong sebaik mungkin
saat ini. Jantungnya sudah berdebar tegang dari tadi.
“Aku baru saja ingin eonni
membantuku kalau kalian akrab.”
Minna terdiam. Hyomi menyukai Heechul? Lalu bagaimana dengan
dirinya sendiri? Heechul… kenapa harus Heechul?
***
“Bagaimana aku bisa mengatasi ini?”
Minna frustasi. Dia sedang membaca surat kontrak dari
Samsung, lalu merasa bingung dengan isinya. Minna melemparkan surat itu dan
beralih ke surat tawaran untuk Hyomi dari perusahaan makanan terkenal di Korea.
Lagi-lagi, isi surat itu tampak membingungkan, tidak jelas apakah Hyomi akan
menjadi spokeperson satu-satunya atau bersama artis lain. Sekarang sudah malam,
Minna lembur (lagi) dan dia tidak yakin menelepon Dongwook sunbae-nya untuk membantunya mengatasi masalah ini sekarang. Ponsel
Minna berbunyi dan membuatnya makin kalang kabut.
“Yoboseyo, Kim
Minna-imnida,” sahut Minna, menyambut
telepon.
Kali ini tawaran acting-lah yang muncul. Minna berusaha
mencatat jadwal ketemuan mereka pada notes kecilnya. Setelah menerima telepon,
SMS masuk.
“Mwoya? Jadwal
syuting CF berubah? Aish, aku harus
merombak jadwal Hyomi untuk seminggu ke depan kalau begini! Ini… jadwalnya
bertabrakan dengan jadwal syuting Midnight Hope! Eoddeohke?”
Minna mulai mencoret notesnya, menggumam sendiri sambil
memandangi kalender meja di hadapannya. Kepala Minna pusing dan matanya
berkunang-kunang. Sekarang, bahkan ada yang mengetuk pintu ruang kerja Minna.
Dia memutar bola matanya, lelah.
“Silakan masuk,” kata Minna lemah.
Minna menyesal sudah bersuara seenggan itu ketika melihat
Junyoung-lah yang mengunjunginya. Junyoung memakai setelan jas putih yang rapi,
sepertinya baru pulang performance atau sejenis itu.
“Junyoung-sshi…”
“Aku kebetulan lewat ruanganmu, Minna, lalu kulihat kau
begitu sibuk. Sudah makan malam?” tanya Junyoung.
Junyoung meletakkan sekotak makanan di meja Minna. Dia bisa
membauinya… itu ramen sapi. Tepat ketika Junyoung mengambil kursi untuk duduk
di samping Minna, perutnya berbunyi nyaring. Cacing-cacing tengah main konser
dengan serunya di dalam sana, protes pada pemilik perut supaya segera memberi
mereka makan. Minna merapikan poninya, malu setengah mati.
“Ternyata kau melewatkan makan malammu lagi. Kau mirip sekali
dengan Jisuk hyung, sering lupa makan
kalau sedang sibuk. Atau apakah semua manager seperti kalian?”
Junyoung membukakan kotak makanan itu (benar rupanya itu
ramen sapi yang masih hangat dan berkuah banyak), lalu menyerahkan sumpit ke
tangan Minna.
“Lupakan soal pekerjaan dan makan dulu,” bujuk Junyoung.
“Tapi… aku harus menyusun ulang jadwal Hyomi. Harus
kuselesaikan malam ini. Aku juga harus membaca ulang kontrak dan surat
penawaran ini.”
“Makanlah. Aku disini juga untuk membantumu. Selama ini bisa
dibilang akulah asisten Jisuk hyung
saat dia mengalami masa stress,” cerita Junyoung, “jadi aku benar-benar
mengerti tentang managerial.”
Tanpa menunggu protes Minna, Junyoung memaksa tangannya
memegang sumpit. Junyoung mengambil notes kecil Minna dan menarik kalender
kecil ke hadapannya. Junyoung membaca coretan Minna di notes itu.
“Jadi kapan jadwal syuting CF diubah?”
Tanpa sadar, Minna sudah terlibat diskusi dengan Junyoung
sambil dirinya menikmati ramen yang terasa begitu lezat. Junyoung melakukan
semuanya seolah dia adalah seorang manager artis juga. Junyoung merapikan
catatan di notes Minna (bahkan tulisannya sangat rapi untuk ukuran seorang
pria), menjelaskan surat kontrak Samsung dan surat penawaran yang membuat Minna
pusing sebelumnya. Selesai menyusun berkas Minna sampai rapi, Junyoung mengecek
computer dan merampungkan ketikan. Selesai Minna makan, semua pekerjaannya
sudah diselesaikan Junyoung.
“Kurasa kau harus meluangkan waktu untuk merapikan file-file
di komputermu, Minna. Kalau kau menyimpan semuanya di My Documents seperti ini,
kau akan kesulitan mencarinya dengan cepat ketika diperlukan,” saran Junyoung,
“jangan-jangan file di laptopmu juga begitu?”
“Err… iya, aku juga baru kepikiran ingin merapikannya ketika
aku ada waktu luang, Junyoung-sshi.”
“Sekarang sudah jam 9 malam. Apa kau lelah dan ingin pulang?
Semua kerjaanmu sudah selesai.”
“Aku ingin merapikan file saja kalau begitu. Toh baru jam 9
malam.”
“Aku akan menemanimu. Kau bisa merapikan yang di laptopmu
sementara aku rapikan yang di computer,” saran Junyoung.
“Junyoung-sshi
tidak sedang sibuk?”
“Ani, kami sudah
menyelesaikan jadwal kami dua jam yang lalu, makanya aku bisa ada disini.”
“Apakah member ZE:A yang lain juga masih disini?”
“Kupikir mereka sudah pulang. Aku sudah menyuruh mereka untuk
tidak menungguku. Lagipula mereka sudah kelihatan lelah,” jawab Junyoung sambil
tersenyum tipis pada Minna.
“Tapi… aku merepotkan Junyoung-sshi kalau begini.”
“Tidak, koq. Aku selalu suka membantu urusan managerial… dan
aku suka membantumu, Minna.”
Kali ini senyum Junyoung membuat Minna gugup. Sambil
merapikan poni, dia mengambil laptop dari dalam tasnya. Keduanya mulai
berdiskusi untuk merapikan file. Anehnya, bekerja bersama Junyoung membuat
Minna tidak depresi sama sekali, pekerjaannya terasa ringan. Diskusi bersama
Junyoung terasa seperti mengobrol santai, sama sekali tidak memberikan beban.
Minna jadi berpikir… betapa beruntungnya Jisuk memiliki artis sejenius dan
serajin Junyoung. Dan ZE:A juga harusnya bangga memiliki leader sekelas
Junyoung. Seorang leader yang tampak sempurna. Tanpa keduanya sadari, Heechul
berdiri di depan pintu ruangan Minna.
Dia melihat senyum yang terukir di wajah Junyoung dan Minna. Hal itu
membuat jantung Heechul berdegup kencang… dia tidak menyukainya. Dia melangkah
menuju ujung koridor dan menekan nomor ponsel Minna. Dalam dering keempat,
panggilan Heechul dijawab.
“Yoboseyo, Heechul-sshi,” sapa Minna.
“Yoboseyo, Minna. Eodie?” tanya Heechul.
“Oh, aku masih di Star Empire. Aku harus lembur lagi malam
ini. Heechul-sshi, eodie?”
“Aku baru berpikir ingin mengajakmu makan malam,” kata
Heechul.
“Hmm… mianhae,
Heechul-sshi, aku sudah makan malam.
Lagipula aku ingin menyelesaikan sedikit lagi pekerjaanku.”
“Oh… baiklah kalau begitu. Selamat bekerja, Minna. Ingatlah,
jangan terlalu lelah.”
“Arasso, Heechul-sshi. Gomawo.”
“Ne. Anyeong…”
“Anyeong…”
Heechul memutus hubungan telepon dan dia merasa makin tidak
tenang, makin tidak suka. Bukan hanya sekali ini Minna menolak keluar dengan
Heechul, padahal sebelum ini hubungan mereka terlihat baik. Heechul sedang
menebak… sebenarnya apa yang terjadi dengan hubungan mereka? Apa karena
Junyoung dan Minwoo? Yang mana sebenarnya di antara keduanya? Dan mengapa harus
mereka?
“Minna, apa itu Heechul?” tanya Junyoung.
“Hmm… iya. Heechul-sshi
mengajakku makan malam. Tapi kan aku sudah makan ramen tadi,” jawab Minna
jujur.
Junyoung tersenyum tipis.
“Ayo, kita selesaikan ini secepatnya.”
Semua file dirapikan hanya dalam waktu kurang dari dua jam.
Minna mengecek computer dan laptopnya, lalu merasa puas. Junyoung benar,
pekerjaan Minna akan lebih mudah jika semua file rapi begini.
“Wow, daebak!
Junyoung-sshi… gomawo.”
“Jangan berterimakasih padaku, kan kau juga mengerjakannya.”
“Tapi Junyoung-sshi
menyemangatiku. Kalau tidak ada Junyoung-sshi,
entah kapan aku baru mau merapikan file-file ini. Lalu semua yang membuatku
bingung tadi… Junyoung-sshi sudah
membantuku terlalu banyak.”
“Jangan merasa sungkan denganku, Minna. Ingat, jangan pernah,”
wanti Junyoung.
Minna tersenyum sambil mengangguk. Junyoung mengambil suatu
barang dari dalam backpack yang dari tadi dia letakkan di bawah meja. Junyoung
mengeluarkan sebungkus lilin kecil yang bentuknya bulat lebar dikelilingi
sejenis logam.
“Kau belum berhasil mengatasi insomniamu, kan, Minna? Ini dia
lilin aromatheraphy yang pernah kubicarakan itu. Mulai malam ini, cobalah pakai
ini sebelum tidur. Kau bisa meninggalkannya dan tidur saja, lilinnya akan padam
sendiri setelah dua jam dibakar.”
“Eh? Kenapa Junyoung-sshi
tau kalau aku masih insomnia?”
“Kadang-kadang lingkaran hitam itu tidak bisa ditutupi oleh
make-up tipismu, Minna.”
Mata Minna membulat dan dia merapikan poninya. Dia menerima
bungkusan itu dari tangan Junyoung.
“Gomawo, Junyoung-sshi,” kata Minna tulus.
Junyoung membalasnya dengan tersenyum.
“Kajja, jipe gayo,” ajak Junyoung.
Minna membereskan barang-barang yang perlu dimasukkan ke
dalam tas tangannya dan menyongsong Junyoung yang menunggunya di depan pintu
ruangannya. Dalam hati Minna, dia berjanji akan menghadiahkan Junyoung banana
cake buatannya karena sudah begitu baik padanya. Tapi ada suatu hal yang
meresahkan Minna. Ini tentang Heechul. Apakah Heechul baik-baik saja? Ini sudah
yang keempat kalinya Minna menolak keluar bersama Heechul dengan berbagai
alasan. Dia merasa bersalah, namun di sisi lain, dia memikirkan Hyomi. Akhirnya
Minna memutuskan akan mentraktir Heechul makan malam lain kali, walau hanya
sekali, setidaknya dia tidak ingin Heechul salah paham padanya dan mengira dia
tidak ingin berteman dengannya lagi. Semua ini terasa berat bagi Minna… dan
pertanyaan ini kembali muncul di pikirannya… Kenapa harus Heechul?
Jie, chapter 6 koq dtulisnya itu chapter four!? O_O
ReplyDeleteSeperti biasa, Kevin memasak banyak sekali mengingat Taehun, Heechul dan Hyungshik bisa makan sangat banyak.
[*] LMAO ini 8D
Sesuai jadwal piket, hari ini Hyungshik dan Kevin-lah yang bertugas membereskan meja dan mencuci piring.
[*] Jadwal Piket LOLXD KEVSHIK *O* ini kevin kasian bgd, udh masak, tetep hrs piket u__u
SIKWANG!! *O* Dongjun ganggu ajah lol
Minwoo baca novel mengenaskan. omooo. jd inget minna yg mengenaskan ya xD
ini anak udh tahu perasa, gampang nangis, baca'a yg mengenaskan2 xD
OMG KENAPA MAKNAE LINE (MINWOO-DONGJUN) jd sooo sweet gini 8D
itu cinta segitiga yg byasa'a ada di ZE:A XD minwoo-junyoung-dongjun 8D
jadi jadi ... ryeowook msh ada? O_O msh bs dtemui? .___.
lmao. minwoo pake nada dering telpon yg rame xD
ini bener2 tipe anak2 bgd saya peratiin drtd si minwoo 8D
whoah!!! akhirnya heechul mulai cemburu!!!! XD
emank sms minna yg dlyat heechul, bunyi'a apa yh, jd penasaran :O
DANG!!! knapa hyomi suka'a ama heechul juga D:
“Aku baru saja ingin eonni membantuku kalau kalian akrab.”
[*] YA AMPUN INI KATA-KATA YG PLG NYESEK !!! SAYA NGGAK SUKA INI T___T
HEECHUL CEMBURU LAGI!!! 8D
Junyoung baek yh u____u Si minna pake jantungnya ikut2 berdebar lg ama junyoung, nggak boleh D: ama heechul ajah lol
heechul sedih bgd tawaran makan malam'a dtolak, pdhl itu kesempatan mendekatkan diri dg heechul, si minna lol
minna pulang larut mulu dari SE perasaan dr awal chapter ampe skarang xD
buseeet. tnyata udh 4 kali minna nolak ktemuan ama heechul. parah bgd T_T
ini nggak adil :|
~Stella.
Jiah...itu Minwoo pake tidur jatohin hape sgala...
ReplyDeleteTadinya kupikir smsnya bakal dibaca heechul XD
Tapi so sweet tidur di pangkuan Dongjun xD
Wah, da ktauan Hyomi suka Heechul?
Minna juga diem2 suka yah?
Nah ini nih, yg kurang diekspos, say...
Minna tau2 jadi suka Heechul? nah lho? kok bisa? XDDDD
gara2 yg anterin pulang itu jugakah?
Tapi ngak ada tanda2nya ._____.
*apa ak yg lemot* LOL
Udh, minna sama junyoung aja xD
Junyoung baek banget di sini ><
emank jiwa leader yak :D
Heechul udh merasa ditolak gitu xD
Nah, Minna mesti gimana nih?