Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Thursday, 5 April 2012

Just You chapter 6


Just You
Chapter 6

CHAPTER FOUR

Member ZE:A baru menyelesaikan makan malam mereka. Seperti biasa, Kevin memasak banyak sekali mengingat Taehun, Heechul dan Hyungshik bisa makan sangat banyak. Sesuai jadwal piket, hari ini Hyungshik dan Kevin-lah yang bertugas membereskan meja dan mencuci piring. Member yang lain sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Kwanghee dan Siwan memonopoli TV di ruang tengah dengan main game; Minwoo membaca novel yang baru dibelinya; Junyoung sibuk dengan ponselnya; Heechul membuka paket-paket kiriman fans dibantu Taehun; sedangkan Dongjun sibuk jadi penyemangat Kwanghee dan Siwan, duduk bersama Minwoo di sofa. Membaca kisah novel yang mengenaskan, Minwoo jadi teringat pada Minna. Dia meraih ponselnya dan mengetik pesan.

To: Minna
Anyeong, Minna. Tiba-tiba aku ingin ketemu Ryeowook hyung. Kau juga tidak pernah menemuinya kan? Kurasa akan lebih baik kalau kau menemuinya. Aku akan menemanimu. Eoddeohke?

                Sambil menunggu balasan, Minwoo melanjutkan membaca novel. Ketika Dongjun melonjak di sofa yang mereka duduki, tidak ada yang menyadari ponsel Minwoo meluncur dan jatuh perlahan ke karpet dekat Heechul duduk. Minwoo menguap, lalu berbaring seenaknya, meletakkan kepalanya di pangkuan Dongjun.

Yaaaah~ Minwoo hyung! Tidur saja di kamar!” hardik Dongjun.
“Aku hanya mau berbaring sebentar. Diamlah, Dongjun,” pinta Minwoo.

Tapi Dongjun akhirnya membiarkan Minwoo berbaring di pangkuannya. Lama-kelamaan, Minwoo meletakkan novelnya di atas dadanya dan dia memejamkan matanya, semakin mengantuk. Dongjun memperhatikan wajah hyung-nya yang sedang tidur. Ternyata… wajah Minwoo terlihat begitu polos. Memang selama ini, Dongjun-lah yang membangunkan para hyung-nya di dorm dan pastinya dia cukup sering melihat wajah tidur hyung-hyung-nya. Namun, Dongjun tidak pernah memperhatikan kalau Minwoo tampak begitu damai saat tidur (maklum, Minwoo sekamar dengan Heechul dan Taehun). Dongjun mengelus rambut keriting-pirang Minwoo, bahkan yang dielus rambutnya masih tertidur tenang.

“Minwoo tidur?” tanya Junyoung yang baru berdiri di dekat sofa.
Ne, hyung. Mungkin Minwoo hyung capek,” duga Dongjun.
“Ayo, Dongjun, kita pindahkan dia ke kamar saja.”

Dongjun dan Junyoung bekerjasama untuk mengangkat tubuh tertidur Minwoo. Untunglah Minwoo cukup ringan, jadi mereka tidak menemui banyak kesulitan.

“Whoaaaaaaa… kalian mengangkat Minwoo seolah dia Cuma boneka saja,” protes Kwanghee.

Junyoung memandangi Kwanghee seolah ingin mengatakan: kau jangan banyak protes, kau tidak membantu kami. Setelah membaringkan Minwoo di ranjangnya, Junyoung dan Dongjun keluar kamar.

“Kendalikan suara kalian, dia sudah tidur.”
Arasso,” hanya Heechul yang menyahut.

Sebuah ponsel berdering nyaring. Heechul mengira ponselnya, tapi ketika dia mengeluarkan benda itu dari saku celana pendeknya, tidak ada sesuatu yang muncul di ponsel itu.

“Ponsel siapa yang berbunyi?” tanya Siwan, terusik konsentrasinya oleh suara nyaring itu.
“Oh, kurasa itu ponselnya Minwoo. Kan dia yang biasanya pakai suara dering telepon nyaring itu,” tebak Taehun.
“Tapi kenapa bunyinya di dekat sini?” tanya Heechul bingung.

Ketika bergeser, barulah Heechul menemukan ponsel Minwoo. Dia mengambilnya dan memutuskan akan mengantarkannya pada Minwoo di kamar, namun tanpa sengaja, matanya mengamati layar ponsel itu. Sebuah pesan masuk, dari Minna. Dahi Heechul berkerut.

“Apa ponselku tertinggal di luar?” tanya Minwoo, muncul di ruang tengah sambil menggosok-gosok matanya.
“Oh, ini dia. Aku baru akan mengantarkannya ke kamar. Sepertinya ada pesan masuk.”
“Oh, gomawo, Heechul hyung,” ujar Minwoo.

Minwoo mengambil ponsel itu dari tangan Heechul dan segera kembali ke kamarnya. Dia tersenyum melihat balasan pesan dari Minna. Sementara itu Heechul berpikir lagi… Minna? Dan kekhawatiran mulai menjalari hati Heechul… karena Minna dan Minwoo… sepertinya hubungan mereka semakin akrab saja.

***

Bel apartemen Minna berbunyi. Dia meninggalkan laptopnya dan membuka pintu, rupanya Hyomi yang datang.

Eonni, apa sedang sibuk?” tanya Hyomi.
Aniyo, Hyomi,” jawab Minna, “masuklah.”
Eonni, aku sudah pikir… aku akan menerima tawaran dari Samsung itu, sesuai saran eonni.”
“Oh, jeongmal? Baguslah kalau begitu. Ah, kau mau mencicipi banana cake? Eonni baru saja buat dan tidak tau apakah rasanya enak,” jelas Minna.
“Wah… aku mau, eonni.”

Hyomi duduk di sofa sambil menikmati banana cake buatan Minna. Ketika keduanya asyik mengomentari banana cake, ponsel Minna berbunyi: gonggongan anjing. Si pemilik ponsel tersenyum ketika membaca pesan yang rupanya dari Minwoo. Minna berpikir sejenak sebelum membalas pesan itu.

To: Minwoo
Aku masih tidak yakin, Minwoo-sshi. Kenapa Minwoo-sshi merasa aku bisa lebih baik dengan mengunjungi Ryeowook oppa?

Eonni tersenyum sambil membalas pesan. Itu pasti bukan tentang pekerjaan kan, eonni?” tebak Hyomi.
“Oh, bukan. Ini dari Minwoo-sshi.”
“Minwoo? Ha Minwoo oppa?” tanya Hyomi heran.
Ne.”
Eonni… sejak kapan dekat dengannya?”
“Oh… err… ceritanya panjang. Tapi dia orang yang baik dan perhatian. Bukan hanya dia saja sih, Heechul-sshi juga baik.”

Minna memotong potongan banana cake berikutnya.

Eonni, aku… suka pada Heechul oppa.”

Minna nyaris menjatuhkan pisau yang dipegangnya, lalu memandangi wajah Hyomi. Dia berusaha mengendalikan kegugupannya.

“Aku sudah lama sekali suka padanya, tepatnya semenjak aku jadi trainee,” cerita Hyomi.
“Oh… itu… bagus. Maksud eonni… seperti yang eonni bilang tadi, Heechul-sshi orang yang baik.”
“Apakah eonni juga dekat dengan Heechul oppa?” tanya Hyomi.
Ani… kami tidak sedekat itu, Hyomi.”

Naluri Minna jelas membawanya untuk berbohong sebaik mungkin saat ini. Jantungnya sudah berdebar tegang dari tadi.

“Aku baru saja ingin eonni membantuku kalau kalian akrab.”

Minna terdiam. Hyomi menyukai Heechul? Lalu bagaimana dengan dirinya sendiri? Heechul… kenapa harus Heechul?

***

“Bagaimana aku bisa mengatasi ini?”

Minna frustasi. Dia sedang membaca surat kontrak dari Samsung, lalu merasa bingung dengan isinya. Minna melemparkan surat itu dan beralih ke surat tawaran untuk Hyomi dari perusahaan makanan terkenal di Korea. Lagi-lagi, isi surat itu tampak membingungkan, tidak jelas apakah Hyomi akan menjadi spokeperson satu-satunya atau bersama artis lain. Sekarang sudah malam, Minna lembur (lagi) dan dia tidak yakin menelepon Dongwook sunbae-nya untuk membantunya mengatasi masalah ini sekarang. Ponsel Minna berbunyi dan membuatnya makin kalang kabut.

Yoboseyo, Kim Minna-imnida,” sahut Minna, menyambut telepon.

Kali ini tawaran acting-lah yang muncul. Minna berusaha mencatat jadwal ketemuan mereka pada notes kecilnya. Setelah menerima telepon, SMS masuk.

Mwoya? Jadwal syuting CF berubah? Aish, aku harus merombak jadwal Hyomi untuk seminggu ke depan kalau begini! Ini… jadwalnya bertabrakan dengan jadwal syuting Midnight Hope! Eoddeohke?”

Minna mulai mencoret notesnya, menggumam sendiri sambil memandangi kalender meja di hadapannya. Kepala Minna pusing dan matanya berkunang-kunang. Sekarang, bahkan ada yang mengetuk pintu ruang kerja Minna. Dia memutar bola matanya, lelah.

“Silakan masuk,” kata Minna lemah.

Minna menyesal sudah bersuara seenggan itu ketika melihat Junyoung-lah yang mengunjunginya. Junyoung memakai setelan jas putih yang rapi, sepertinya baru pulang performance atau sejenis itu.

“Junyoung-sshi…”
“Aku kebetulan lewat ruanganmu, Minna, lalu kulihat kau begitu sibuk. Sudah makan malam?” tanya Junyoung.

Junyoung meletakkan sekotak makanan di meja Minna. Dia bisa membauinya… itu ramen sapi. Tepat ketika Junyoung mengambil kursi untuk duduk di samping Minna, perutnya berbunyi nyaring. Cacing-cacing tengah main konser dengan serunya di dalam sana, protes pada pemilik perut supaya segera memberi mereka makan. Minna merapikan poninya, malu setengah mati.

“Ternyata kau melewatkan makan malammu lagi. Kau mirip sekali dengan Jisuk hyung, sering lupa makan kalau sedang sibuk. Atau apakah semua manager seperti kalian?”

Junyoung membukakan kotak makanan itu (benar rupanya itu ramen sapi yang masih hangat dan berkuah banyak), lalu menyerahkan sumpit ke tangan Minna.

“Lupakan soal pekerjaan dan makan dulu,” bujuk Junyoung.
“Tapi… aku harus menyusun ulang jadwal Hyomi. Harus kuselesaikan malam ini. Aku juga harus membaca ulang kontrak dan surat penawaran ini.”
“Makanlah. Aku disini juga untuk membantumu. Selama ini bisa dibilang akulah asisten Jisuk hyung saat dia mengalami masa stress,” cerita Junyoung, “jadi aku benar-benar mengerti tentang managerial.”

Tanpa menunggu protes Minna, Junyoung memaksa tangannya memegang sumpit. Junyoung mengambil notes kecil Minna dan menarik kalender kecil ke hadapannya. Junyoung membaca coretan Minna di notes itu.

“Jadi kapan jadwal syuting CF diubah?”

Tanpa sadar, Minna sudah terlibat diskusi dengan Junyoung sambil dirinya menikmati ramen yang terasa begitu lezat. Junyoung melakukan semuanya seolah dia adalah seorang manager artis juga. Junyoung merapikan catatan di notes Minna (bahkan tulisannya sangat rapi untuk ukuran seorang pria), menjelaskan surat kontrak Samsung dan surat penawaran yang membuat Minna pusing sebelumnya. Selesai menyusun berkas Minna sampai rapi, Junyoung mengecek computer dan merampungkan ketikan. Selesai Minna makan, semua pekerjaannya sudah diselesaikan Junyoung.

“Kurasa kau harus meluangkan waktu untuk merapikan file-file di komputermu, Minna. Kalau kau menyimpan semuanya di My Documents seperti ini, kau akan kesulitan mencarinya dengan cepat ketika diperlukan,” saran Junyoung, “jangan-jangan file di laptopmu juga begitu?”
“Err… iya, aku juga baru kepikiran ingin merapikannya ketika aku ada waktu luang, Junyoung-sshi.”
“Sekarang sudah jam 9 malam. Apa kau lelah dan ingin pulang? Semua kerjaanmu sudah selesai.”
“Aku ingin merapikan file saja kalau begitu. Toh baru jam 9 malam.”
“Aku akan menemanimu. Kau bisa merapikan yang di laptopmu sementara aku rapikan yang di computer,” saran Junyoung.
“Junyoung-sshi tidak sedang sibuk?”
Ani, kami sudah menyelesaikan jadwal kami dua jam yang lalu, makanya aku bisa ada disini.”
“Apakah member ZE:A yang lain juga masih disini?”
“Kupikir mereka sudah pulang. Aku sudah menyuruh mereka untuk tidak menungguku. Lagipula mereka sudah kelihatan lelah,” jawab Junyoung sambil tersenyum tipis pada Minna.
“Tapi… aku merepotkan Junyoung-sshi kalau begini.”
“Tidak, koq. Aku selalu suka membantu urusan managerial… dan aku suka membantumu, Minna.”

Kali ini senyum Junyoung membuat Minna gugup. Sambil merapikan poni, dia mengambil laptop dari dalam tasnya. Keduanya mulai berdiskusi untuk merapikan file. Anehnya, bekerja bersama Junyoung membuat Minna tidak depresi sama sekali, pekerjaannya terasa ringan. Diskusi bersama Junyoung terasa seperti mengobrol santai, sama sekali tidak memberikan beban. Minna jadi berpikir… betapa beruntungnya Jisuk memiliki artis sejenius dan serajin Junyoung. Dan ZE:A juga harusnya bangga memiliki leader sekelas Junyoung. Seorang leader yang tampak sempurna. Tanpa keduanya sadari, Heechul berdiri di depan pintu ruangan Minna.  Dia melihat senyum yang terukir di wajah Junyoung dan Minna. Hal itu membuat jantung Heechul berdegup kencang… dia tidak menyukainya. Dia melangkah menuju ujung koridor dan menekan nomor ponsel Minna. Dalam dering keempat, panggilan Heechul dijawab.

Yoboseyo, Heechul-sshi,” sapa Minna.
Yoboseyo, Minna. Eodie?” tanya Heechul.
“Oh, aku masih di Star Empire. Aku harus lembur lagi malam ini. Heechul-sshi, eodie?”
“Aku baru berpikir ingin mengajakmu makan malam,” kata Heechul.
“Hmm… mianhae, Heechul-sshi, aku sudah makan malam. Lagipula aku ingin menyelesaikan sedikit lagi pekerjaanku.”
“Oh… baiklah kalau begitu. Selamat bekerja, Minna. Ingatlah, jangan terlalu lelah.”
Arasso, Heechul-sshi. Gomawo.”
Ne. Anyeong…”
Anyeong…”

Heechul memutus hubungan telepon dan dia merasa makin tidak tenang, makin tidak suka. Bukan hanya sekali ini Minna menolak keluar dengan Heechul, padahal sebelum ini hubungan mereka terlihat baik. Heechul sedang menebak… sebenarnya apa yang terjadi dengan hubungan mereka? Apa karena Junyoung dan Minwoo? Yang mana sebenarnya di antara keduanya? Dan mengapa harus mereka?

“Minna, apa itu Heechul?” tanya Junyoung.
“Hmm… iya. Heechul-sshi mengajakku makan malam. Tapi kan aku sudah makan ramen tadi,” jawab Minna jujur.

Junyoung tersenyum tipis.

“Ayo, kita selesaikan ini secepatnya.”

Semua file dirapikan hanya dalam waktu kurang dari dua jam. Minna mengecek computer dan laptopnya, lalu merasa puas. Junyoung benar, pekerjaan Minna akan lebih mudah jika semua file rapi begini.

“Wow, daebak! Junyoung-sshigomawo.”
“Jangan berterimakasih padaku, kan kau juga mengerjakannya.”
“Tapi Junyoung-sshi menyemangatiku. Kalau tidak ada Junyoung-sshi, entah kapan aku baru mau merapikan file-file ini. Lalu semua yang membuatku bingung tadi… Junyoung-sshi sudah membantuku terlalu banyak.”
“Jangan merasa sungkan denganku, Minna. Ingat, jangan pernah,” wanti Junyoung.

Minna tersenyum sambil mengangguk. Junyoung mengambil suatu barang dari dalam backpack yang dari tadi dia letakkan di bawah meja. Junyoung mengeluarkan sebungkus lilin kecil yang bentuknya bulat lebar dikelilingi sejenis logam.

“Kau belum berhasil mengatasi insomniamu, kan, Minna? Ini dia lilin aromatheraphy yang pernah kubicarakan itu. Mulai malam ini, cobalah pakai ini sebelum tidur. Kau bisa meninggalkannya dan tidur saja, lilinnya akan padam sendiri setelah dua jam dibakar.”
“Eh? Kenapa Junyoung-sshi tau kalau aku masih insomnia?”
“Kadang-kadang lingkaran hitam itu tidak bisa ditutupi oleh make-up tipismu, Minna.”

Mata Minna membulat dan dia merapikan poninya. Dia menerima bungkusan itu dari tangan Junyoung.

Gomawo, Junyoung-sshi,” kata Minna tulus.

Junyoung membalasnya dengan tersenyum.

Kajja, jipe gayo,” ajak Junyoung.

Minna membereskan barang-barang yang perlu dimasukkan ke dalam tas tangannya dan menyongsong Junyoung yang menunggunya di depan pintu ruangannya. Dalam hati Minna, dia berjanji akan menghadiahkan Junyoung banana cake buatannya karena sudah begitu baik padanya. Tapi ada suatu hal yang meresahkan Minna. Ini tentang Heechul. Apakah Heechul baik-baik saja? Ini sudah yang keempat kalinya Minna menolak keluar bersama Heechul dengan berbagai alasan. Dia merasa bersalah, namun di sisi lain, dia memikirkan Hyomi. Akhirnya Minna memutuskan akan mentraktir Heechul makan malam lain kali, walau hanya sekali, setidaknya dia tidak ingin Heechul salah paham padanya dan mengira dia tidak ingin berteman dengannya lagi. Semua ini terasa berat bagi Minna… dan pertanyaan ini kembali muncul di pikirannya… Kenapa harus Heechul?

2 comments:

  1. Jie, chapter 6 koq dtulisnya itu chapter four!? O_O

    Seperti biasa, Kevin memasak banyak sekali mengingat Taehun, Heechul dan Hyungshik bisa makan sangat banyak.
    [*] LMAO ini 8D

    Sesuai jadwal piket, hari ini Hyungshik dan Kevin-lah yang bertugas membereskan meja dan mencuci piring.
    [*] Jadwal Piket LOLXD KEVSHIK *O* ini kevin kasian bgd, udh masak, tetep hrs piket u__u

    SIKWANG!! *O* Dongjun ganggu ajah lol
    Minwoo baca novel mengenaskan. omooo. jd inget minna yg mengenaskan ya xD
    ini anak udh tahu perasa, gampang nangis, baca'a yg mengenaskan2 xD

    OMG KENAPA MAKNAE LINE (MINWOO-DONGJUN) jd sooo sweet gini 8D
    itu cinta segitiga yg byasa'a ada di ZE:A XD minwoo-junyoung-dongjun 8D

    jadi jadi ... ryeowook msh ada? O_O msh bs dtemui? .___.

    lmao. minwoo pake nada dering telpon yg rame xD
    ini bener2 tipe anak2 bgd saya peratiin drtd si minwoo 8D

    whoah!!! akhirnya heechul mulai cemburu!!!! XD
    emank sms minna yg dlyat heechul, bunyi'a apa yh, jd penasaran :O

    DANG!!! knapa hyomi suka'a ama heechul juga D:

    “Aku baru saja ingin eonni membantuku kalau kalian akrab.”
    [*] YA AMPUN INI KATA-KATA YG PLG NYESEK !!! SAYA NGGAK SUKA INI T___T

    HEECHUL CEMBURU LAGI!!! 8D
    Junyoung baek yh u____u Si minna pake jantungnya ikut2 berdebar lg ama junyoung, nggak boleh D: ama heechul ajah lol
    heechul sedih bgd tawaran makan malam'a dtolak, pdhl itu kesempatan mendekatkan diri dg heechul, si minna lol

    minna pulang larut mulu dari SE perasaan dr awal chapter ampe skarang xD

    buseeet. tnyata udh 4 kali minna nolak ktemuan ama heechul. parah bgd T_T
    ini nggak adil :|

    ~Stella.

    ReplyDelete
  2. Jiah...itu Minwoo pake tidur jatohin hape sgala...
    Tadinya kupikir smsnya bakal dibaca heechul XD
    Tapi so sweet tidur di pangkuan Dongjun xD

    Wah, da ktauan Hyomi suka Heechul?
    Minna juga diem2 suka yah?
    Nah ini nih, yg kurang diekspos, say...
    Minna tau2 jadi suka Heechul? nah lho? kok bisa? XDDDD
    gara2 yg anterin pulang itu jugakah?
    Tapi ngak ada tanda2nya ._____.
    *apa ak yg lemot* LOL

    Udh, minna sama junyoung aja xD

    Junyoung baek banget di sini ><
    emank jiwa leader yak :D

    Heechul udh merasa ditolak gitu xD
    Nah, Minna mesti gimana nih?

    ReplyDelete