When Our Dreams Come True
Secretly in Love
Chapter 6
Ternyata waktu
berjalan cepat, meski Amelz mengharapkan waktu berjalan lambat. Amelz telah
cerita pada kedua sahabatnya dan mereka mau ikut ketemu Lee Hom. Terasa sangat
kontras melihat mereka yang bersemangat dan Amelz yang lesu. Amelz belum pernah
cerita sama mereka kalo dia udah dua kali ketemu Lee Hom. Amelz datang dua jam
lebih cepat dari jam siarannya, dan kedua sahabatnya akan menyusul nanti. Amelz
langsung menerima script talk show dari Casey, dan Rysa mengajarkan teknik2
talk show instan pada Amelz. Amelz duduk di ruang tamu, memandangi script talk
show dan pertanyaan2nya dengan gugup. Lee Hom terlalu tampan dan gampang
membuatnya gugup. Tiba2 dia mendengar langkah2 memasuki studio. Dia mengira itu
kedua sahabatnya makanya dia langsung berdiri. Tapi ternyata yang dilihatnya
adalah 2 cwo dan 3 cwe. Amelz tertegun, salah satu cwo yang lumayan tampan dan
dewasa berdiri di hadapannya.
Cwo: “Studio
Imagination FM kan? Kami dari rombongan Wang Lee Hom. Aku Rico Zhang, manager
Lee Hom. Studio leadernya ada?”
Amelz: “A… da. Di
dalam. Saya… akan mengantarkan ka…kalian.”
Cwo di belakang
Rico membuka kacamata hitamnya dan topinya. Wajah tampannya tersenyum manis.
Lee Hom: “Bing
Qiao?”
Amelz: “Hah?”
Lee Hom: “Yin
Bing Qiao kan?”
Rico: “Loh?
Kalian saling kenal?” 0.0
Lee Hom: “Dia kru
syuting iklan di gedung 101!”
Amelz:
“Sebenarnya namaku bukan Bing Qiao.”
Lee Hom: “Shen me
yi shi?”
Dengan suara
kecil dan gugup, Amelz cerita waktu itu dia mau bertemu dengan Ri Na dan Jiro,
dan dia kebelet ke toilet jadi meminjam ID Card kru yang dikenalnya. Mendengar
ceritanya, Rico dan Lee Hom tertawa ngakak.
Rico: “Baru
sekali ini aku dengar cerita konyol begini.” XDD
Lee Hom: “Jadi
siapa namamu mei?”
Amelz: “Amelz
Chen.”
Rico: “Apa Amelz
yang jadi hostnya?”
Amelz: “Bareng
Rysa jie sih.”
Rico: “Baguslah
kalo gitu, soalnya kalian udah kenal.”
Amelz: “Oh ya,
aku ajak kalian ke studio leader kami yah.”
Setelah itu
suasana jadi rame dan agak kacao. Irene dan Karen udah datang dan membuat
keadaan tambah rame. Mereka minta tanda tangan dan foto bareng Lee Hom,
sedangkan Amelz Cuma duduk di pojokan ruangan, berusaha mempelajari script. Lee
Hom menoleh memandang Amelz dan ingin ngobrol banyak dengannya, tapi gak bisa
bergerak karena dia benar2 jadi pusat perhatian saat ini. Akhirnya 10 menit
menjelang acara talk show, Lee Hom, Rysa dan Amelz masuk ke ruang siaran,
sementara beberapa kru menunggui di ruang operator. Irene dan Karen menunggu di
luar, sambil mata mereka gak lepas dari wajah Lee Hom. Rysa lagi sibuk
mempersiapkan peralatan, Lee Hom duduk di antara mereka berdua.
Lee Hom: “Amelz…”
Amelz: “Hah?”
Lee Hom: “Gugup
yah?”
Amelz: “Ehm…”
Lee Hom: “Anggap
ajah aku Jiro yang kau kenal.”
Amelz:
*mengangguk*
Lee Hom: “Aku
pengen ngobrol denganmu, tapi sepertinya keadaannya gak memungkinkan, yah?”
Amelz:
*mengangguk lagi* “Tapi apa yang mau ge ge obrolkan denganku?”
Lee Hom: “Tentang
dirimu, tentang diriku.” ^^ “Ahh, aku kasih YM ID-ku ajah yah. Ada komputer di
rumah?”
Amelz: “Aku
chatting lewat hape.”
Lee Hom: “Nah,
cukup kalo gitu. Jangan kasih tau yang lain yah ID ku ini.”
Amelz: *menerima
kertas kecil yang disodorkan Lee Hom di bawah meja* “Hao, ge ge…”
Lee Hom: ^^
***
Pertemuan ketiga
mereka berdua yang menyenangkan berlanjut ke chatting via YM. Sekarang mereka
telah banyak saling mengenal. Tiga bulan telah berlalu dari pertemuan terakhir
mereka, dan Lee Hom banyak curhat mengenai pekerjaannya yang terlalu padat dan
tentang Rico yang cerewet. Di lain pihak, Calvin telah masuk ke babak final
audisi artis yang direkomendasikan Jiro. Minggu depan adalah grand final, dan
Amelz kebingungan memilih baju untuk dipakainya pada saat krusial itu. dia akan
menemani Calvin, sedangkan Chen Mama lebih suka di rumah mendoakan anaknya.
Amelz curhat pada Lee Hom.
alex> audisi
artis? Ah, itu kan dari perusahaan rekamanku
melz> beneran
ge?
Alex> aku
malah mau tampil di acara grand final itu. nyanyi 2 lagu
Melz> hah… aku
sih bingung mau cari baju apa. Di rumah gak ada baju yang cocok
Amelz yakin Lee
Hom paham soal keadaan rumahnya. Lee Hom udah banyak terbuka dengan Amelz, dia
merasa gak masalah membagikan ceritanya juga untuk Lee Hom.
Alex> aah
melz, aku temani kau cari baju mau?
Melz> kenapa?
Emang ge ge sempat?
Alex> no prob.
Hari jumat ini aku ada jadwal kosong dari jam 6-9 malam. Jangan khawatir, ntar
aku jemput pake mobil baruku. Akhirnya aku dapat driving license.
Melz> tapi…
Alex> kau gak
mau jalan bareng artis beken XD
Melz> justru
itu. apa gak bakal ketahuan?
Alex> urusan
penyamaran serahkan padaku. Yang penting kau jangan kasih tau siapa2 yah
Melz> iyah ge
Alex> siap2
jam 6 kurang di halte bus dekat apartemenmu itu, aku akan menjemputmu dari sana
Melz> xie xie
ge…
Calvin diam2
melihat Amelz yang senyum2 melihat layar hapenya. Mungkin mei2ku udah mulai
jatuh cinta, pikir Calvin ngasal.
***
Seperti yang udah
dijanjikan, Amelz menunggu Lee Hom di halte bus dekat apartemennya. Baru 5
menit Amelz sampai, ada mobil Ferrari hitam mewah berhenti di depannya. Kaca
pintu dibuka dan terlihat Lee Hom duduk di balik setir.
Lee Hom: “Silakan
masuk, xiao jie.”
Amelz girang dan
masuk ke mobil Lee Hom. Lee Hom tampak biasa ajah, rambut yang biasanya
dilapisi gel kali ini dibiarkan jatuh alami. Rambutnya sangat hitam dan lembut,
membingkai wajah sempurnanya.
Lee Hom: “Ya? Ada
yang salah dengan wajahku?”
Amelz: “Gak… gak,
ge.”
Lee Hom: “Gak
mirip kan?”
Amelz: “Agak
beda.”
Lee Hom: “Bagus.”
Lee Hom memacu
Ferrari-nya cepat menuju pusat perbelanjaan terkenal di Taipei. Amelz
menggelengkan kepalanya.
Amelz: “Bu yao.”
Lee Hom: “Disini
akan ketemu banyak baju yang cocok untukmu, miss tomboy. Kau harus jadi manis.”
Amelz: “Disini
mahal barang2nya ge.”
Lee Hom: “Aku
yang akan traktir.”
Amelz: “Hah?? Bu
ke yi!!”
Lee Hom: “Ke yi.
Sebagai tanda terimakasihku karena Amelz bersedia jadi tempat curhatku.”
Amelz: “Ke shi…”
Lee Hom: “Ayo,
matahariku, kita belanja.”
Lee Hom gak
membiarkan Amelz bicara lebih banyak lagi, dia menggandengnya turun dari mobil
dan hunting. Lee Hom punya selera belanja yang bagus, Amelz langsung dibawa ke
toko2 mewah, baju2nya membuat Amelz mupeng. Amelz agak lega karena kayaknya gak
ada yang kenal Lee Hom. Dengan sekali lihat, Lee Hom langsung bisa memilihkan
baju2 yang cocok dengan Amelz dalam berbagai gaya: tomboy, manis atopun casual.
Dari rencana mencari satu gaun, akhirnya malah mereka menenteng banyak kantong
baju. Amelz merasa bersalah melihat Lee Hom menggesekkan kartu kreditnya seakan
kartu itu gak penting untuknya. Jam 9 mereka kembali ke Ferrari dengan jok
belakang penuh dengan kantong baju, kaki pegal dan perut kenyang.
Amelz: “Ge… aku
berhutang padamu.”
Lee Hom: “Jangan
ngomong gitu. Semuanya hadiah untukmu.”
Amelz: “Tapi… aku
ingin membalas kebaikan ge ge.”
Lee Hom: “Kalo
gitu gampang. Kau mau melakukannya?”
Amelz: “Ya? Apa
ge? Aku pasti setuju.”
Lee Hom: Yang
pertama, Calvin ge harus menang besok. Aku tau itu tergantung kemampuannya,
tapi kau harus menyupportnya supaya menang. Yang kedua, kau harus tetap jadi
teman curhatku sampe kapanpun. Dan yang ketiga, apapun yang terjadi, jangan
tinggalkan aku. Okey?”
Amelz: “Tentu
ajah, ge!! Aku akan memenuhi semuanya!”
Lee Hom: “Janji
yah?” *menyodorkan jari kelingking*
Amelz: *nyengir
dan mengaitkan jari kelingkingnya* “Da ying ni…”
Lee Hom: “Bagus.”
Tiba2 mata Lee
Hom sendu dan wajahnya gak bersinar.
Amelz: “Kenapa
ge?”
Lee Hom: “Soalnya
demi kesibukanku jadi artis ini, aku nyaris kehilangan semuanya. Ortuku di USA,
aku tinggal dengan nai2ku. Teman2ku juga. Sebagian menganggapku sombong karena
gak pernah menghabiskan waktu dengan mereka, sebagian berubah menganggapku
idola bukan lagi teman. Emang sih masih ada beberapa sahabatku yang masih
peduli, tapi aku merasa bersalah karena gak pernah perhatian sama mereka lagi.
Kalo dengan teman sesama artis… kebanyakan mereka sibuk sendiri. Juga kalo punya
teman artis lawan jenis, aku akan diterpa gosip gak enak. Kadang2 jadi iri sama
boyband yang membernya banyak kayak Super Junior.” XD
Amelz: “Tapi…
tapi… ge ge perhatian padaku. Aku jadi merasa bersalah.”
Lee Hom: “Lho
koq?”
Amelz: “Berarti
di waktu luang, aku yang merebut waktu ge ge dari keluarga dan teman2 ge ge.
Padahal aku mungkin gak sepenting sahabat2 ge ge itu.”
Lee Hom: “Gak
begitu. Bagiku Amelz udah benar2 membantu, dan sangat pantas aku menghabiskan
waktuku dengan Amelz.”
Amelz: “Wei shen
me?”
Lee Hom: “Ying
wei… ru guo ni shi Lee Hom, na wo shi Amelz, ni ye hui zuo yi yang, dui bu
dui?”
Amelz terdiam.
Ya. Dia tau dia akan menjawab ya. Sekalipun yang artis adalah dia dan yang fans
adalah Lee Hom, Amelz jelas akan menghabiskan waktu lebih banyak dengan Lee
Hom. Karena Lee Hom… telah menyentuh dasar hatinya yang paling dalam.
Lee Hom: “Irene
dan Karen… kapan2 kita jalan sama mereka dan aku bawa dua teman cwoku yah? Aku
akan pake mobil Rico ge biar semuanya muat.”
Amelz: “Mereka
akan senang.” ^0^
Lee Hom: “Aku
akan atur jadwal kosong lagi. Ayo sekarang kita pulang. Besok kita bertemu di
acara grand final yah.” XD
***
Amelz memandang
siluet dirinya yang memakai gaun. Gaun itu berwarna merah soft dengan tali
tipis di bahu, roknya sepanjang lutut dan jatuh mengikuti bentuk tubuh Amelz.
Dia agak ragu. Ini terlalu seksi.
Calvin:
*mengintip ke kamar* “Itu pantas dipakai mei2ku untuk acara penting ge ge nya.”
Amelz: “Ini
terlalu mencolok gak ge??” ><
Calvin: “Itu
pantas, mei. Ayo, kita pergi.”
Calvin sendiri
telah memakai setelan jas yang dia beli dari hasil keringat sendiri. Karen
telah meminjamkan mobil Jaguar-nya beserta sopir setianya untuk mengantar dan
menjemput Calvin dan Amelz malam ini. Dia sendiri gak datang karena sedang
sibuk belajar dan toh gak bisa masuk ke acara. Yang diperbolehkan masuk
hanyalah maksimal 3 orang anggota keluarga peserta yang masuk ke babak grand
final. Calvin membantu Amelz turun dari mobil dan berjalan anggun memasuki
gedung penyelenggaraan grand final. Gedung itu lumayan rame dan ada para
wartawan yang akan meliput jalannya acara. Amelz menggandeng Calvin dan takut
berpisah dengannya, soalnya terlalu rame disini dan dia merasa terlalu seksi. Setelah
menanyakan pada banyak orang, mereka masuk lift dan naik ke lantai sepuluh.
Lagi2 lantai 10 rame dan tampak penuh sesak oleh orang2 yang berpakaian bagus. Tiba2
ada SMS masuk ke hape Nokia Amelz. Amelz melirik hapenya.
Kau di lantai 10 kan? Dari lobi tempat kau masuk
maju terus dan belok ke lorong di kanan. Di ujungnya yang agak jauh ada balkon.
Aku ada disana.
Rupanya SMS dari
Lee Hom. Amelz menarik Calvin supaya lebih merapat. Saking ramainya, Amelz gak
yakin suaranya bisa didengar Calvin.
Amelz: “Ge, aku
mau ketemu sama Lee Hom ge.”
Calvin: “Emangnya
dia dimana?”
Amelz: “Kami
janjian di balkon.”
Calvin: “Okey,
Amelz pergi ajah. Ge ge siap2 di tempat duduk dulu yah…”
Amelz: “Hao, ge
ge.”
Amelz menyelipkan
diri ke kerumunan orang untuk maju ke depan dan akhirnya menemukan sebuah
lorong di kanan. Lorong itu cukup sempit, mungkin hanya muat untuk dua orang
berjalan, dan sepi. Amelz bisa menghirup udara segar begitu masuk ke lorong
itu. di sepanjang lorong ada dua ato tiga pintu yang dilewati Amelz di
kiri-kanannya. Dan benar, di ujung lorong ada balkon. Amelz agak lelah waktu
sampe disana. Dan Lee Hom menoleh. Sosoknya sempurna seperti biasanya. Dia
memakai jas putih mewah, dan tampak seperti pangeran abad pertengahan. Amelz
jadi kaku gak bergerak.
Lee Hom: “Halo,
xiao jie.” *mengibaskan tangannya di depan wajah Amelz*
Amelz: “Hah?
Apa?”
Lee Hom: “Jangan
bengong loh, mudah kesambet.”
Amelz: ^^
Lee Hom: “Aku kan
udah bilang kalo gaun itu terlihat cocok untukmu.”
Amelz: “Xie xie
ni o~ ge.” ^^
Lee Hom: “Oh ya…
hari minggu. Ayo ajak Karen dan Irene. Kita akan main ke pasar malam. Jadi kita
janjian mulai jam 5 sore deh. Gimana?”
Amelz: “Beneran
kita mau jalan lagi, ge?”
Lee Hom: “Aku
geser kegiatan aku yang hari minggu. Kupikir aku pengen refreshing lebih lama.
Rico ge juga merasa aku pantas dapat refreshing. Dan kedua teman cwoku udah
setuju.”
Amelz: “Hao ge,
aku akan mengajak teman2ku.” ^^
Amelz maju dan
memperhatikan pemandangan dari balkon. Langit Taipei sangat bersih malam itu,
bulan sabit bersinar misterius, dan ada ribuan bintang balik memandang Amelz
sekarang. Di bawahnya, Amelz bisa melihat lahan parkir yang luas dan merasa
yakin telah melihat Jaguar silver Karen diparkir di tengah2 kerumunan mobil.
Lee Hom menoleh dan memperhatikan sosok Amelz. Amelz tengah mendongak dan sinar
keperakan dari bulan jatuh ke wajahnya yang polos dan cantik. Rambut pendek
Amelz telah dikuncir kuda dan sedikit di-spiral, memberikan sedikit kesan
kedewasaan. Amelz melingkarkan kedua tangannya di tubuhnya, menggigil. Lee Hom
maju dan menyampirkan jasnya di tubuh Amelz. Amelz menoleh dan kaget waktu
mendapati wajah Lee Hom hanya berjarak kurang dari 30 cm dari wajahnya.
Seketika rasa gugup dan perasaan dingin meliputi tubuhnya. Nafas Lee Hom
tercium segar seperti mint, dan senyumnya telah melumpuhkan syaraf2 Amelz.
Lee Hom: “Miss
tomboy gak tahan udara dingin rupanya.” ^^
Amelz masih gak
bisa bergerak. Dia udah terbius. Dan jantungnya yang baru pertama kali berdebar
hebat ini membuatnya menyadari sesuatu. Dia jatuh cinta. Ini cinta pertamanya.
Seorang artis terkenal. Dan dia dalam kesulitan besar. Lee Hom maju sedikit
lagi, dan Amelz merasa keringat dingin muncul di sekitar telapak tangannya. Lee
Hom telah meraih tangan kanan Amelz dan menggenggamnya. Dia tersenyum lagi.
Lee Hom: “Kupikir
acaranya dimulai dan aku harus duduk di belakang para juri.”
Amelz: “Eh…
iyah.”
Lee Hom: “Aku
jalan dulu yah, Melz. Daripada kau dapat kesulitan kalo jalan denganku.” XD
*berjalan menjauh*
Amelz: “Eh ge…
ini…” *menunjuk jas*
Lee Hom:
“Untukmu. Tanpa jas pun aku masih terlihat keren kan? Sampai jumpa hari
Minggu.” *melambai*
Amelz hanya mampu
memandang sosok sempurna itu sekali lagi sebelum menghilang di balik lorong.
Sekarang Amelz juga melangkahkan kakinya melewati lorong itu sekali lagi, dan
lobi terlihat agak kosong. Amelz mempercepat langkahnya dan memasuki ruangan.
Ruangan itu sangat besar dan kursi2nya tampak penuh. Amelz menerima SMS dari
Calvin yang memberitau tempat duduknya. Amelz langsung menemukan Calvin yang
duduk tegang di deretan para peserta. Kursi di kanannya kosong, dan Amelz
langsung mendudukinya.
Amelz: “Bu yao
jin zhang.” ^^
Calvin: “Hao…”
*menoleh* “Eh, Amelz, itu jas siapa?”
Amelz: “Eh… ini…”
Calvin: “Oh, ge
ge tau…” ^^
Senyum Calvin
seolah menyatakan bahwa dia tau lebih dari sekadar milik siapa jas itu. calvin
sangat dekat hubungannya dengan Amelz, jadi Calvin yakin pasti mei2nya ini
sedang jatuh cinta. Amelz berusaha melupakan kejadian tadi dan bayangannya akan
hari Minggu dan berkonsentrasi pada acara grand final. Amelz melihat puncak
kepala Lee Hom di belakang meja para juri, dan deretan peserta dimulai dari 5
deret terdepan. Amelz dan Calvin yang duduk di barisan terdepan para peserta.
Para peserta mulai bernyanyi. Calvin menoleh gugup dan duduk makin tegang. Kini
tiba nomor peserta 6. nomor Calvin.
Amelz: “Ge ge…
jia you.” ^0^ *menggenggam kedua tangan Calvin*
Calvin gak
menjawab, tapi dia mengangguk gugup. Calvin maju perlahan dan sampai di tengah
panggung. Sorot lampu mengenai wajahnya, Calvin memejamkan matanya dan menarik
nafas dalam2. lalu lampu dipadamkan. Gak beberapa lama kemudian, intro sebuah
lagu dimainkan, dan lampu mulai menyorot dengan cahaya yang lebih lembut.
Calvin mulai bernyanyi dengan suaranya yang lembut. Sebuah lagu yang
dipopulerkan Lee Hom, Forever Love. Tipikal suara Calvin juga lembut, seperti
Lee Hom, jadi dia cocok menyanyikannya. Calvin telah membangkitkan bakat
bintang yang ada pada dirinya. Dia tampak percaya diri. Tepukan tangan
terdengar dimana-mana. Dan begitu selesai menyanyi, beberapa orang dan juri,
termasuk Lee Hom melakukan standing ovation. Calvin kembali duduk sambil
tersenyum puas.
Amelz: “Ge ge
tau? Aku bertaruh ge ge akan juara.”
Calvin: “Kalo mei
salah?”
Amelz: “Aku akan
mentraktir ge ge es krim seumur hidup.” XD
Calvin: “Cukup
berimbang.” XD
Hingga peserta
nomor 40 yang terakhir, suasana cukup tenang. Calvin punya beberapa saingan,
tapi yang jelas yang melakukan standing ovation gak sebanyak untuk Calvin tadi.
Para juri hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk menentukan para pemenang
lomba. 6 pemenang dengan skor tertinggi akan memasuki asrama. Ada gosip mereka
akan diorbitkan sebagai boyband. Amelz gak setegang Calvin dalam menunggu
pengumuman pemenang. Bahkan dia sangat menikmati penampilan hiburan dari Lee
Hom. Dan pengumuman pemenang dimulai. Juara keenam… gak ada nama Calvin… juara
kelima… juara keempat… semuanya juga bukan Calvin. Juara ketiga… juara kedua…
dan… juara pertama…
Juri: “Dan juara
pertama dengan total nilai 480, nilai nyaris sempurna dari para juri… dia
adalah… ahh, Wang Lee Hom, maukah Anda yang membacakan pemenangnya?”
Kali ini Amelz
menggenggam tangan Calvin. Ini kesempatan terakhir untuk mereka. Lee Hom maju
ke tengah panggung di samping juri berkumis, dan membuka amplop pemenang.
Wajahnya dihiasi senyum yang membuat para wanita menggelepar.
Lee Hom: “Wow,
dia juga masih muda. Meskipun aku masih lebih muda sih.”
Juri: “Menurutmu
bagaimana penampilannya?”
Lee Hom: “Aku
akan memberi dia point 100.”
Juri: “Siapakah
dia? Kau mengaguminya, Lee Hom?”
Lee Hom: “Ya. Aku
ingin bekerjasama dengannya kalo dia udah diorbitkan. Dia adalah Calvin Chen.”
Semua orang
bertepuk tangan, dan Amelz berteriak kencang sambil membenamkan wajahnya di
dada Calvin. Calvin linglung, maju ke panggung untuk bergabung dengan pemenang
lainnya. Sementara Amelz berderai air mata, Lee Hom malah tersenyum pada Calvin
di sampingnya, dan Amelz di tempat duduknya di kejauhan sana.
***
No comments:
Post a Comment