Brand New It’s Magic
Chapter 9 part 4
“Semuanyaaaaa! Jiro ge!!” seru May.
May
sangat bersyukur bisa kembali melihat Jiro, dan Jiro tampak tidak terluka.
Jiro berlari memeluk May, “May!! May tidak apa-apa?”
“May tidak apa-apa ge… tapi Julie…”
Jiro seakan tersentak dan berlari memeluk
Julie. Julie langsung memeluk Jiro dengan erat.
“Jiro ge… dui bu qi…” sesal Julie.
Jiro menghardik, “Julie… jangan menangis. Tidak perlu minta maaf. Aku tidak apa-apa…”
“Tapi aku jahat sama gege…”
“Tidak begitu.”
“Aku dan Yunhwa oppa…”
“Sudahlah… pasti ada sesuatu yang bisa menyebabkan itu terjadi kan? Aku akan
ngerti, Julie, tenanglah. Kita akan menemukan jawabannya.”
Kimbum berucap, “syukurlah mereka sudah berbaikan. Amelz…”
Setelah memanah dan melukai salah satu
hantu, May menoleh dan
melihat Kimbum dan Amelz yang kembali berkumpul.
“Mbum…” panggil Amelz.
“Kau tidak apa-apa kan Melz? Jangan melukai dirimu demi aku…”
“Mbum bodoh!! Aku akan melakukan apapun
untukmu, tau!!”
“Harusnya aku kan yang melindungimu?”
Kimbum memanah salah satu hantu dengan tepat. Amelz terharu dan memeluknya.
Annie bersorak, “ahh… aku jadi senang dan bersemangat. Kalian semua sudah mengintimidasi teman-teman kami yah! Mati kalian! Silver Chain!”
May merasa sangat senang melihat teman-temannya datang menyelamatkan mereka. Annie, Stella, Hyunjoong, Ryeowook, Vani, Kimbum, dan… May tidak tau siapa cowok
terakhir ini. Bagi May, cowok itu sangat cakep. Matanya begitu sipit, bentuk wajahnya tirus dan indah, dan dia mengingatkan May pada seseorang. Yesung menoleh pada May dan tersenyum
padanya. May merasa malu. Dia takut
si cowok bisa Reading Mind. Tapi May
tidak bisa memungkiri bahwa dia
benar-benar cakep.
Amelz menusuk vampire yang mengincar May, “May, konsentrasi!!”
“Ahh… dui bu qi Melz…” sesal May.
Tapi May benar-benar tak bisa konsentrasi
dengan baik. May melihat
gerakannya yang begitu
lincah, cepat dan tepat. May menebak apakah dia salah satu vampire. Tapi seingatnya,
Hyunjoong tidak pernah bercerita tentang dia ini. May benar-benar tidak pernah melihat ada
orang yang gaya bertarungnya setangguh ini. May jadi bertanya, apakah Yunhwa juga bergerak secepat ini?
Atau apakah kalau Yunhwa mampu bertarung seperti ini, dia tidak akan kalah? Atau kalau Yunhwa tidak
terluka… dia…
Yesung menarik lengan May, “May!!”
May kaget waktu merasa melayang, Yesung menarik lengannya dan mereka melayang, sementara Yesung menyerang hantu di dekatnya. Pikiran May jadi terusik. Dia menyesali
dirinya yang termenung, padahal dia seorang leader.
May memutuskan, “aku… aku akan berusaha lebih keras!”
“Syukurlah. Kalau tidak semuanya dibantai Stella tuh,” kata Yesung.
Yesung benar, Cuma tersisa 3 vampir. Keadaan jadi begini
gampang setelah kedatangan Yesung. Menurut May, Yesung sangat… luar biasa tangguh. Kalau memang Yesung berada di
pihak Warriors terus, May yakin mereka akan lebih
gampang lagi menang…
Stella bersorak, “yap. Itu yang terakhir.”
Stella benar-benar menghabisi vampir terakhir. Tanpa senjata saja Stella sudah sekuat ini. May jadi berpikir
apa jadinya Stella kalau dia
mendapatkan senjatanya yang entah apa bentuknya.
“Dan aku akan menghisap hantu-hantu ini sebelum kita menolong Junsu oppa,” putus Annie, “Heaven’s Mirror!”
Seperti biasa, cermin lonjong itu muncul
di tangan Annie. Tapi cermin itu sekarang berpendar warna-warni.
“Loh? Kenapa yah?”
“Heaven’s Mirror melakukan cloning!!”
teriak Ryeowook.
Ryeowook benar. Cermin itu benar-benar melakukan cloning. Kembaran Heaven’s
Mirror, sama persis ukuran dan warnanya, terbang menuju… Hyunjoong.
Hyunjoong bertanya, “hah? Ap…a maksud…nya?”
“Kurasa itu cukup jelas,” jawab Yesung
sambil tertawa, “Heaven’s Mirror ingin dimiliki olehmu juga, Hyunjoong.”
Hyunjoong meraih pegangan Heaven’s Mirror dan sinar
Heaven’s Mirror berubah putih cemerlang. Yesung benar. Heaven’s Mirror ingin dimiliki Hyunjoong.
“Berarti bukan aku satu-satunya Ghost Buster disini. Mau praktek, oppa?”
tawar Annie.
Hyunjoong mengarahkan Heaven’s Mirror ke hantu-hantu yang terkapar, “wah… wah… aku benar-benar
Ghost Buster juga.”
“Bukannya ini agak aneh?” Tanya Stella, “Hyunjoong oppa kan vampire.
Vampire dan hantu kan sama-sama makhluk gelap. Koq bisa-bisanya…?”
Cuma May yang mendengar celotehan ngawur Stella, soalnya
dia berada di dekat May
sekarang.
“Semuanya siap? Ayo kita serbu Bella dan
menyelamatkan Junsu!”
ajak Vani.
Julie berteriak, “Junsu oppa terdesak! Kita harus cepat! Aku… berkomunikasi lewat Telepathy
dengannya!”
“Semuanya, terbang!” perintah May, “aku akan mengantar kalian!”
“Aku juga bisa koq,” ujar Yesung.
***
Aaron menghardik, “jangan bercanda. Kalian ini… cerita
kalian tak masuk akal!”
Aaron terus menggeleng-gelengkan
kepalanya, menolak mempercayai cerita tentang Element Warriors dan
rombongannya.
“Aku
tadinya juga menolak percaya,” cerita Alend, “tapi itulah kenyataannya,
Aaron. Kita benar-benar dalam
dunia yang berbahaya.”
“Ini akan membuatmu lebih percaya, Aaron?”
Tanya Youngsaeng.
Youngsaeng melayang di tengah-tengah ruangan teater dan membuat mata Aaron
membelalak.
Chun mengeluh, “aaah hyung mendahuluiku… padahal aku juga mau Fly
tadinya.”
Chun bergabung dengan Youngsaeng di udara dan membuat Aaron pucat.
“Kalau yang ini?” tawar Clara, “Horizon Spear!”
Aaron makin pucat saat melihat tombak yang
panjangnya melebihi tinggi badan Clara muncul di tangannya.
“Clara, kau membuat Aaron kaget,” hardik Kyujong.
“Uuuups… dui bu qi…”
Tentu saja Clara sengaja melakukan itu. dia masih
setengah ingin mengerjai Aaron yang sudah membuatnya menangis dulu.
Youngsaeng bertanya, “jadi May dan Element Warriors kemana, Junki?”
“Mereka ke dunia vampir,” jawab Junki, “dari
cerita singkat yang disampaikan Ryeowook, katanya Yunhwa hyung kalah dalam duel
dengan Bella, dan Junsu menggantikannya. Ada dugaan May, Amelz dan Julie
melakukan cara ajaib hingga mereka bisa memasuki dunia vampire tanpa bantuan
vampire sendiri.”
“Yunhwa…
kalah??” Tanya Youngsaeng.
“Iya, hyung. Yunhwa hyung kalah.”
Youngsaeng, entah apa yang dipikirkannya, mendarat
dengan lemas. Berbagai pikiran berkecamuk di benaknya. May… bagaimana dia
menghadapi kenyataan ini?
Rin bertanya, “apa?? Tak mungkin…”
Rin, merasa sedih, sama seperti Youngsaeng memikirkan keadaan May yang pasti
shock mengetahui kejadian ini. Namun Rin juga merasa penasaran, sebenarnya ada
apa di antara May dan Yunhwa di masa lalu? Hal yang belum pernah dijelaskan Yunhwa
dan tidak diingat Junsu… Rin berdiri mendekati jendela ruangan
teater yang menghadap ke lapangan. Tiba-tiba dia terkesiap.
“Teman-teman!
Vampir! Banyak!”
Semuanya langsung berlarian menghampiri
jendela dan berdesakan di jendela tertutup itu. mereka kaget. Mereka melihat belasan
vampire melompat, sosok-sosok berjubah hitam mereka tampak lincah dan cekatan. Mereka mengincar mangsa-mangsa mereka.
Junki memerintah, “pakai alat-alat penyamaran, tutupi wajah kita! Aaron ge, Thia,
Chun, Fennie, Kyujong hyung,
Youngsaeng hyung, Alend, karena
kalian tak bersenjata dan
bahkan bukan Warriors’ Helper, berlindung di tengah, bersama aku! Kita baru
akan kirimkan si kecil kalau keadaan gawat!”
“Kita tidak akan biarkan keadaan gawat
kan?” Tanya Calvin, “inilah perang yang sesungguhnya. Flying
Sword!”
Sebelas anak muda itu keluar dari ruang
teater dengan berbagai penyamaran, terutama mereka mengenakan topeng-topeng aneh, sampai topeng binatang (monyet maksudnya)
yang dipakai Junki.
Rin menjerit, “Luna Bow!”
Chun, terpana pada Rin yang tampak mahir
mengendalikan Luna Bow. Ini kedua kalinya Rin beraksi di depan Chun, tapi Rin
tampak lebih bersemangat dalam keadaan ramai seperti ini. Junki menghitung, ada 16 vampir yang tampaknya
tau bahwa mangsa-mangsa
manusia biasa kalah menarik dibanding para Warriors’ Helper yang ada disini.
Meski beberapa masih berpencar untuk menangkap mangsa, sebagian besar mengepung
Warriors’ Helper. Junki
melirik si kecil berwarna biru di pundaknya. Si kecil, seperti biasa, memandang
dengan wajah innocent.
“Nanti, Junki,” saran Youngsaeng, “kita kan tak tau apakah
justru keadaan di dunia vampir yang lebih gawat sekarang…”
“Huaaa… andaikan aku Warriors’ Helper juga,
aku akan membantu!!” jerit Thia geram.
Youngsaeng berucap, “aku Warriors’ Helper, Thia, tapi aku Cuma bisa Fly. Aku juga tak membantu kan?”
“Tapi… aku… mau… membantu!!”
Teriakan Thia yang memekakkan telinga
rupanya benar-benar
menghasilkan sesuatu. Vampir yang akan menyerang Clara terpental saat sudah sangat dekat dengan punggung Clara.
“Apa itu tadi, Thia?” Tanya Calvin yang
menyaksikan kejadian ajaib itu.
“Aku tidak tau…”
Junki dan Youngsaeng berpandangan. Ya. Mereka pernah melihat itu… dilakukan
oleh Amelz…
Junki dan Youngsaeng bertanya, “Attacking Shield, kan?”
“Apa?”
“Kupikir itu Attacking Shield,”
opini Junki, “mungkin kau Warriors’ Helper.”
“Benarkah?”
“Kenapa tak dicoba? Kerahkan kemampuanmu pada semua orang.
Attacking Shield bisa dipakai untuk melindungi sekaligus melukai loh, Thia,” jelas Youngsaeng.
“Baik!!!”
Thia
sangat bersemangat. Thia memandang sosok Rin baik-baik dan berteriak kencang…
“Attacking Shield!!!”
Dan sekali lagi mereka melihat vampir yang
berada dalam radius setengah meter dari Rin langsung terpental.
Chun memuji, “good job, Thia…”
“Wow… kali ini aku bisa membantu,” kata Thia.
Aaron terpaku di tempatnya. Rupanya
semuanya memang benar. Tentang
para vampire dan teman-temannya
sendiri yang aneh ini…
***
No comments:
Post a Comment