Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Monday, 21 May 2012

It's A Love Story chapter 5


It’s A Love Story
Chapter 5

Mugung menikmati sarapan sambil melanjutkan pekerjaannya yang tertunda semalam. Begitu bangun jam 10 tadi, Mugung melihat GO sudah menyiapkan sarapan untuk Mugung berupa roti bakar yang sudah dilapisi gula dan madu. Selain tumpukan roti di piring, ada juga segelas jeruk peras di meja. Mugung memandangi tumpukan roti yang diletakkan di samping laptopnya itu.

“GO… dia benar-benar…” ucap Mugung pelan.

Mugung menggigit roti bakar itu dan rasa yang manis memenuhi indra pengecapnya. Sambil tersenyum, Mugung akhirnya hari ini menyelesaikan satu novel.

“Lumayan, kerja kebut dalam dua hari. Tapi malam ini aku masih harus bergadang.”

Mugung mengambil ponselnya dan melihat sekarang sudah jam 3. Mugung melupakan makan siangnya.

“Sudahlah. Nanti malam saja. Mungkin tim Love Scandal akan menyediakan makan malam berhubung misi dimulai jam 5 kan? Ngomong-ngomong soal misi… apa ya misi hari ini?”

Mugung keluar kamar dan menghempaskan dirinya di sofa. Tangan kirinya mulai mengotak-atik remote TV sementara tangan kanannya masih menggenggam ponsel.

“Apartemen sepi tanpa GO…”

Mugung terhenyak. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Andwae… apakah aku… mulai merindukannya? Michyeoseo, Mugung! Dia itu artis, mana boleh kau menyukainya! Aish…”

Mugung menekan layar ponselnya. Home lock screen dan wallpaper ponselnya masih dihiasi dengan wajah Thunder, sudah satu tahun belakangan begitu. Tapi…

“Thunder-ah, masalahnya adalah… aku mengenal GO dan aku tidak mengenalmu. Aku juga… tidak tau apakah baik meminta GO mengenalkan aku padamu.”

Mugung mengubah beberapa setting dan meletakkan ponselnya di meja setelah itu. Rasa kantuk menyerang Mugung dan tanpa terasa, Mugung terlelap di sofa…

***

Ponsel Mugung berdering kencang, lagu Superman-nya Super Junior. Mugung terlonjak dan meraih ponsel itu dengan cepat. Nomor yang tidak dikenal.

“Yo… yoboseyo?” sapa Mugung linglung.
“Yoboseyo, Mugung. Apa kau sedang tidur?” tanya sebuah suara yang dikenal Mugung sebagai suara GO.
“Ne… hanya ketiduran.”
“Mianhae mengganggumu, aku ingin kau bersiap-siap karena jam 5 nanti aku akan menjemputmu,” pinta GO.
“Dimana kau sekarang?” tanya Mugung penasaran.
“Sedang di suatu tempat. Bersiap-siaplah, oke?” ujar GO, “tampil cantik dan seperti apa adanya dirimu.”
“Oh, ehm… ne,” kata Mugung.
“Sampai ketemu,” pamit GO.

Mugung meletakkan ponselnya lagi.

“Tampil cantik? Jam 5?” tanya Mugung bingung, “apakah ini berhubungan dengan misi selanjutnya?”

Mugung mandi dan sangat sibuk mempercantik diri setelahnya. Mugung memilih gaun hitam yang terbuka di bagian bahu dan mempertontonkan payudaranya yang montok; pinggang gaun itu sangat pas di tubuh berisinya; rok gaun itu melebar di bagian lutut. Mugung menutupi bagian bahunya dengan selendang berwarna senada dan memberi bros berbentuk malaikat berwarna putih untuk menyatukan kedua ujung selendang di perutnya. Dia memandangi bayangannya di cermin.

“Tidak jelek. Nah… sekarang tinggal make-up-nya.”

Mugung tidak pintar menggunakan peralatan make-up, tapi setidaknya dia tau beberapa teknik sederhana. Eyeshadow-nya berwarna merah berlapis oranye, blush-on pink, lip-gloss transparan membuat bibirnya tampak mengilap… Mugung tersenyum pada dirinya. Tidak perlu repot, kan GO bilang dia harus tampil seperti apa adanya dirinya. Terakhir, Mugung menyemprotkan parfum beraroma buah-buahan segar di sekujur tubuhnya. Saat itu juga, bel apartemen berbunyi. Sudah jam 5 kurang 5 menit saat itu. Mugung memakai high heels 7 cm-nya dan bergegas membuka pintu.

“Anyeong, Mugung,” sapa GO.

Jantung Mugung berdetak kencang. Bukan hanya karena GO menyodorkan buket tulip ungu pada Mugung, tapi juga karena penampilan si namja. GO memakai setelan jas berwarna putih dan kemeja cokelat di dalamnya, rambut cokelatnya dibiarkan jatuh natural dan senyumnya… GO menyodorkan bunga itu dekat sekali pada Mugung dan menyadarkannya dari lamunan.

“Oh… gomawo…”
“Yuk, kita pergi.”
“Kita mau kemana?”
“Lihat dan kau akan tau.”

GO menggandeng tangan Mugung dan ketika itu Mugung baru tau ada seorang cameramen yang mensyuting mereka sekarang.

“Jangan pedulikan aku. Anggap saja aku tidak ada. Jangan lihat ke kamera, oke?” pinta si cameramen sambil tertawa ringan.

GO mengajak Mugung masuk ke mobil Nissan seri terbaru yang berwarna hitam mengilap, bahkan GO yang membukakan pintu bagi Mugung. Mugung berpikir… seumur-umur, dia tidak pernah diperlakukan begini istimewa. Si cameramen duduk di jok belakang mobil. GO menyetel lagu-lagu MBLAQ di dalam mobil mewahnya. Mugung terus bertanya kemana dia akan dibawa tapi hanya dijawab GO dengan senyuman. Akhirnya mobil berhenti di suatu rumah yang besar. Mobil masuk ke pekarangan rumah yang berupa rerumputan dan parkir disana. Kali ini Mugung melihat lebih banyak sosok staff Love Scandal.

“Dimana ini?” tanya Mugung bingung.
“Ini di rumah orangtua Seungho hyung,” jawab GO.
“Mau ngapain kita disini?”

GO kembali tersenyum dan turun dari mobil, membukakan pintu untuk Mugung berikut mengunci Mugung dalam gandengan tangannya. Mereka tidak memasuki rumah, tetapi mengitari rumah untuk sampai ke halaman belakang rumah yang juga berupa rerumputan. Disana sudah ada meja bulat dan dua kursi dilapisi kain putih dengan aksen pita-pita berwarna hijau dan yang paling menarik perhatian Mugung adalah kehadiran grand piano berwarna putih tak jauh dari meja itu. GO membimbing Mugung untuk duduk di salah satu kursi sebelum dia duduk di kursi lainnya.

“Apakah kau menyukai ini, Mugung?”
“Omona… ini romantic sekali. Dan masakan ini…”
“Semuanya aku yang masak. Mudah-mudahan kau tidak bosan memakan masakanku.”

GO pasti sudah berusaha keras menata meja ini sedemikian rupa hingga ke makanan yang disajikan bak di hotel mewah. Mugung bersumpah tidak pernah melihat lobster sebesar ini sebelumnya.

“Apakah Seungho-sshi dan orangtuanya ada disini?”
“Oh, ani. Hanya kita berdua.”

Tentu saja, dengan anggapan tidak ada tujuh kru yang berjalan hilir mudik di belakang kamera, dengus Mugung. GO menuangkan minuman berwarna keemasan ke gelas Mugung dan gelasnya.

“Keberatan dengan alcohol?”
“Ani. Aku menyukai alcohol.”

GO dan Mugung bersulang. Mugung perlahan menyesap minuman itu… agak pahit dan keras baunya pada awalnya, namun manis ketika ditelan. Hampir semua whisky begitu. Ini pastilah V.S.O.P Remy Martin, tebak Mugung, melirik botol minuman keras yang kertas merk-nya sudah dicabut.

“Ayo, kita makan dulu,” ajak GO.

Mugung dan GO mengobrol santai sambil menikmati makan malam. Mugung tidak pernah menyangka, mengobrol dengan seorang idola itu ternyata semudah ini. GO membuat segalanya terasa lebih mudah baginya. Namun ada yang Mugung pikirkan. Hal ini… terlalu mengganggunya. GO beranjak untuk menyalakan lilin-lilin di meja dan grand piano, lalu duduk di kursi piano setelah selesai makan.

“GO bisa main piano?”
“Aku tidak pernah menunjukkan skill-ku yang ini kan sebelumnya? Mugung akan menjadi yang pertama melihatnya.”

GO memainkan nada dasar beberapa kali sekadar untuk pemanasan jari-jarinya.

“Mugung, dengar. Lagu ini untukmu.”

Jari-jari GO mulai menyentuh piano itu dan suaranya mengalun lembut dan serak, mengiringi melodi indah yang dimainkannya…

I think of you in everything that I do
To be with you what ever it takes I'll do
Cause you my love, you're all my heart desires
You've lightened up my life forever I'm alive

Since I found you my world seems so brand new
You've showed me the love I never knew
Your presence is what my whole life through
Since I found you my life begins so new
Now who needs a dream when there is you
For all of my dreams came true
Since I found you

Mugung mencengkeram sisi meja dengan kencang. Since I Found You dari Christian Bautista. Memang, pelafalan GO tidak sejelas penyanyi aslinya, tapi GO mampu memberikan warna baru pada lagu itu. Mugung memandangi wajah GO yang sedang bernyanyi (kadang matanya melihat tuts piano, kadang pada teks lagu, kadang menerawang, kadang menatap Mugung) yang posisinya di piano terlihat agak serong dari tempat duduknya sekarang. Sebutir air mata menetes… dia pastilah yeoja paling beruntung di dunia ini.

“Mian, Mugung, bahasa Inggris-ku buruk sekali. Aku sudah latihan setengah mati tapi jam latihannya… Mugung, kau kenapa?” tanya GO.

GO langsung menghampiri Mugung dan meletakkan kedua tangannya di bahu Mugung. Dia menelusuri wajah Mugung dan bekas aliran air mata tampak jelas di wajah cantik itu.

“Sssst… uljima. Mianhae… apakah aku menyakitimu?” tanya GO bingung, “mianhae…”
“Ani…” Mugung menggelengkan kepalanya, “GO bukan menyakitiku. Aku… aku… terharu.”
“Babo,” tukas GO.

GO menghapus aliran air mata Mugung dengan ibu jarinya. Mugung tersenyum dalam tangisnya, begitu pula GO.

“Mian… aku memang gampang menangis,” ujar Mugung.
“Gwaenchana. Dan lihat, Mugung,” kata GO, menunjuk langit, “langitnya indah sekali.”

Mugung mendongakkan kepalanya dan langit bertaburan bintang yang banyak sekali. Tidak ada bulan, tapi bintangnya sungguh sangat banyak. GO membimbing Mugung duduk di rerumputan. GO merebahkan tubuhnya, menyangga kepalanya dengan kedua tangannya. Mugung melihat namja itu tersenyum. Mugung juga ikut berbaring, lupa sepenuhnya pada cameramen di sekitar mereka. Sempurna, pikir Mugung, jika saja semua ini menjadi kenyataan… jika saja GO akan selalu di sampingnya dan mereka bisa mengalami malam romantic ini berkali-kali…

“Apakah kau menyukai semua ini, Mugung?”
“Sangat. Gomawo, GO ah~”
“Omona!” jerit GO tiba-tiba, langsung terduduk.
Mugung ikut bangun, “apa? Kenapa? Ada apa?”
“Aku lupa… harusnya aku menyiapkan kado untukmu.”
“Untuk apa kado? Aku tidak sedang ulangtahun. Masih sebulan lagi aku baru ulangtahun.”
“Tapi aku tidak berhasil menyempurnakan acara ini.”

Mugung tertawa kecil melihat wajah menyesal GO.

“GO ah… kado yang paling kuinginkan sudah kau berikan. Kau membuatku merasa special. Itu yang paling penting untukku.”

GO diam dan memandangi wajah Mugung begitu lama. Mugung bersumpah dia ingin jatuh ke dalam tatapan mata itu, ingin jatuh ke dalam pelukannya, ingin… dia ingin terus berada di dekat GO. Tapi ini hanya sebuah acara reality show. Setelah semua ini berakhir… tidak akan ada lagi segala hal yang indah ini. Rasanya seperti terbangun dari mimpi.

“Baiklah, sekarang kita pulang ke apartemen. Peserta lain juga sudah on the way menuju  apartemen,” ujar salah satu kru memecah keheningan.

GO membantu Mugung berdiri dan keduanya berbalas senyum.

***

No comments:

Post a Comment