Just You
Chapter 13
Setelah empat hari absen dari Star Empire, hari kelima Minna
sudah kembali ke kantor lagi. Minna kaget ketika menemukan Junyoung menunggunya
di dalam kantor.
“Junyoung-sshi…”
panggil Minna.
“Akhirnya kau datang juga Minna. Aku tidak akan lama, hanya
mengantarkan berkas-berkas untukmu dari Jisuk hyung,” jelas Junyoung, “sejak kapan kau berkacamata, Minna?”
“Oh, ini… aku selama ini pakai kontak lens, Junyoung-sshi, tapi aku menggantinya dengan
kacamata saja supaya lebih menghemat waktuku bersiap-siap. Apa aku kelihatan
aneh?”
Minna memperbaiki poninya dan Junyoung tau jelas itu tandanya
dia malu. Junyoung berdiri dan melangkah mendekati Minna, membuatnya semakin
gugup. Apalagi mata Junyoung sekarang terang-terangan menelusuri wajah imut
Minna, menatap kacamata yang membingkai kedua matanya. Minna tidak tahan lagi
melihat wajah Junyoung dalam jarak sedekat itu, jadi dia menundukkan kepalanya.
“Ani, Minna neomu kyopda.”
Menerima pujian dari Junyoung, Minna menatapnya tidak percaya
dengan mata melebar. Junyoung mengambil kesempatan ini untuk mengecup kilat
pipi kanan Minna, tersenyum, lalu berjalan cepat menuju pintu.
“Kim Minna… hwaiting,”
ujar Junyoung menyemangati Minna.
Wajah Minna memerah sepenuhnya, tangannya masih memegangi
pipi tempat Junyoung baru saja mengecupnya tadi. Junyoung sudah pergi. Minna
menjatuhkan tubuhnya dengan lelah di kursinya, membenamkan wajahnya ke
permukaan meja.
“Aaaaah… hentikan, Minna, hentikan! Kau tampak memalukan!”
seru Minna, menegur dirinya sendiri.
Minna jadi tidak berkonsentrasi sementara melanjutkan
pekerjaannya hari itu. Sesekali dia masih mengingat peristiwa tadi dengan
jelas, bahkan tangannya juga sesekali masih menyentuh pipinya. Minna
menggelengkan kepalanya, tapi tau jelas bahwa dia sedikit menyukainya.
“Apa? Aku… menyukai perlakuan Junyoung? Apa yang terjadi
padaku sebenarnya? Ya~ Kim Minna! Kau
kan bukannya mencintai Heechul?” tanya Minna pada dirinya sendiri.
Minna memukul kepalanya, menghukum otaknya.
“Tapi… Heechul… mungkinkah saat ini sudah jadian dengan
Hyomi? Aku tidak tau kan… jadi aku seharusnya tidak boleh lagi mengharapkan
dia.”
Minna tersenyum miris.
“Ah… aku tidak bisa melupakannya. Aku mencintai Heechul, aku…
masih bersungguh-sungguh dengan perasaanku ini.”
Minna sempat termenung sebentar lalu menyadari dia nyaris
terlambat untuk janji pengobatan hari pertamanya. Minna membereskan semua
peralatannya, mencari kesana-kemari berkas-berkas yang kira-kira akan
dikerjakannya malam ini di apartemen. Ketika itulah, tiba-tiba muncul cahaya
terang dari tumpukan buku Minna. Dia mengerjapkan matanya, menggelengkan
kepalanya. Dia mencoba menatap tumpukan buku itu lagi, mencari dari manakah
cahaya seterang itu muncul.
“Tidak ada apapun... Masa sih buku bisa bersinar? Jadi yang
tadi itu… apa ya? Ah sudah, lupakan saja. Aku kan sudah tau mataku sakit,” ujar
Minna, “aku harus cepat-cepat.”
***
“Minwoo, apakah kau sedang sibuk?”
Minwoo menoleh ke pintu untuk mendapati Junyoung mengintip
lewat celah pintu yang terbuka. Minwoo sedang berbaring tengkurap di ranjang di
hadapan laptopnya yang terbuka, sibuk membaca mention di Twitter-nya. Dua
penghuni kamar yang lain yaitu Heechul dan Taehun sedang keluar untuk belanja
stock makanan di dorm. Minwoo tersenyum pada leader mereka itu.
“Ani. Masuklah, hyung,” pinta Minwoo.
Junyoung duduk bersila di samping Minwoo, ikut membaca
mention-mention yang begitu banyak. Sesekali Minwoo tertawa ketika membaca.
“Ah, hyung… kenapa
diam saja? Mianhae, aku tenggelam
membaca lelucon para Styles ini.”
“Gwaenchana. Aku
Cuma mau tanya… apakah kau masih sering berhubungan dengan Minna?” tanya
Junyoung.
Minwoo menaikkan alisnya.
“Ne, masih hyung. Kami masih mengirimkan SMS secara
regular dan saling telepon terkadang. Kami seperti sahabat.”
Minwoo menekan nada bicaranya di kalimat terakhir. Dia tidak
ingin Junyoung salah paham pada kedekatannya dan Minna. Junyoung meletakkan
tangannya di bahu Minwoo, seolah menenangkan Minwoo.
“Minna akhir-akhir ini murung. Semenjak pulang dari rumah
sakit, dia makin murung dan makin pucat. Apa dia mengatakan padamu kalau dia
sakit atau bagaimana?” tanya Junyoung.
Minwoo duduk juga dan merasa agak tegang.
“Ani, hyung, dia tidak bilang. Aku sudah lama
juga tidak melihatnya langsung. Kenapa hyung
tidak tanya langsung padanya?”
“Dia bilang dia tidak apa-apa, hanya pemulihan dari
kekurangan gizi dan cairannya yang kemarin. Maukah kau bertanya padanya? Siapa
tau dia lebih terbuka padamu,” usul Junyoung.
“Hmm… aku akan meneleponnya malam ini, hyung. Akan kuberitaukan pada hyung
hasilnya nanti.”
“Ne, Minwoo. Maaf
merepotkanmu.”
“Tidak repot koq, hyung.”
Minwoo tersenyum menenangkan Junyoung. Malam itu dia sungguh
menelepon Minna, tapi Minna mengatakan jawaban yang sama mengenai sakit seperti
yang dia katakan pada Junyoung. Tapi Minwoo sudah berhubungan terlalu dekat
dengan Minna, dia bisa mendengar nada ragu dalam suara Minna.
“Baiklah, Kim Minna, kau pikir kau bisa menutupi sesuatu dari
seorang Ha Minwoo? Kau akan menyesalinya,” ujar Minwoo, tersenyum licik.
***
itu itu ... so sweet bgd yh yg junyoung natap minna, trus
ReplyDeleteblg minna imud, trus maen nyium pipi minna ajah lg :O
wooo ada cahaya terang dr buku O_O
ini knapa jd horror (?) cerita'a xD
“Baiklah, Kim Minna, kau pikir kau bisa menutupi sesuatu dari seorang Ha Minwoo? Kau akan menyesalinya,” ujar Minwoo, tersenyum licik.
[*] bwahahahaa!! si minwoo gaya bgd. keren sie hrs'a, tp klo minwoo yg imud ini yg begaya kek gini, jd'a tetep lucu xD
~Stella.