Love’s Arrived
Chapter 15 part 2
Hai semua, ini aku, Gisela Mai. Aku harap kalian semua yang
mengunjungi situsku membacanya. Terima kasih untuk kalian yang selalu membelaku
(The Pure Snow, kalian keren!!!), kalian membuat hidupku lebih cerah (Jeanne,
the leader, huge kiss for you ^^). Tapi aku mohon, supaya kalian nggak
bertengkar lagi soal aku. Aku benar-benar lelah. Aku akan jelaskan semuanya.
Aku pernah mencintai seorang personil dari LI LIANG. Aku nggak akan menyebutkan
namanya, mudah-mudahan kalian bisa menebak dia siapa. Kami sempat pacaran, tapi
nggak bertahan lama. Dia nggak mau mengakui aku sebagai pacar kepada semua
fansnya, karena dia takut kehilangan fansnya. Hampir setiap hari aku menerima
surat kaleng, paket aneh dan banyak ancaman sejenis dari fans pernonil LI LIANG
itu. Tapi dia nggak tahu soal semua ini, karena kurasa dia nggak mau peduli
padaku lagi. Aku tahu semua fansnya nggak suka dengan aku. Aku bisa memahami
itu, soalnya aku Cuma artis datangan.
Karena aku sadar diri, aku akan mengundurkan diri dari dunia
artis dan pulang ke Indonesia setelah aku menyelesaikan syuting ‘Happiness,
Where Is It?’ terima kasih untuk kalian semua yang telah memberikan kritik
untukku, semuanya benar-benar membangun aku jadi lebih dewasa. Terima kasih
sekali lagi untuk kalian yang membelaku. Sesungguhnya, aku nggak mau kalian
bertengkar soal aku. Semoga kalian bisa menghentikan perdebatan setelah membaca
pernyataan ini.
Best
regards, Gisela Mai
*******
Nathan sedang tiduran di ranjangnya, laptopnya dibuka
di hadapannya. Sekadar memantau keributan fans, Nathan mengakses ke situs
Gisela. Nathan terkejut saat membaca pernyataan Gisela.
“Mei-Mei… kenapa kau ngomong begini? Kau nggak
memikirkan resikonya, ya? Kau masih dalam kontrak, Mei-Mei! Ya ampun, apa yang
bakal dikatakan Yan jie dan yang lainnya waktu berita ini sampai ke telinga
mereka?” tanya Nathan, berbicara pada dirinya sendiri, “aduh! Masalahnya jadi
tambah ribet, kan?”
Handphone Nathan bergetar. Nomor yang tidak dikenali.
“Wei, wan an. Wo shi Nathan Lin.”
“Ming Jun, ini Zhou Mama,” terdengar suara Zhou Mama
menjawab sapaan Nathan di handphone.
“Zhou Mama? You shen me shi? (ada masalah apa?)”
tanya Nathan, yang tadinya tiduran di ranjangnya, langsung duduk.
Zhou Mama belum pernah menelepon Nathan sebelum ini. Ada apa, ya? Suara Zhou Mama kedengaran
panik.
“Ming Jun, maaf merepotkan dan mengganggumu
malam-malam begini. Ayi mau minta tolong padamu.”
“Nggak apa-apa, Zhou Mama. Ming Jun akan menolong.”
“Ming Jun, Xiang Chen belum pulang ke rumah. Ayi tahu
dia ada jadwal syuting sampai jam 5 sore tadi, tapi dia belum pulang sampai
sekarang. Dia meninggalkan handphonenya,” kata Zhou Mama, suaranya bergetar.
“Berarti dia udah hilang 5 jam.”
“Ming Jun, tolong temukan dia.”
“Tenang, Zhou Mama, Ming Jun akan mencarinya. Zhou
Mama jangan panik, tunggu dulu di rumah.”
“Xie xie, Ming Jun, kau baik sekali.”
“Jangan formal begitu, Zhou Mama. Tunggu kabar dari
Ming Jun, ya.”
Begitu telepon ditutup, Nathan langsung menuju kamar
Albert. Albert sedang memakai kacamata, memandangi laptopnya, dan wajahnya
berkerut. Ada kesalahan lagi pada skripsinya.
“Wen Chun, tadi Zhou Mama menelepon. Dia bilang Xiang
Chen udah menghilang 5 jam. Aku takut dia berbuat aneh-aneh.”
Albert langsung melepas kacamatanya.
“Aku akan mencarinya. Kerahkan tenaga yang lain,”
pinta Albert, mengambil jaket putihnya.
Nathan duduk di ranjang Albert. Aduh… kenapa handphone Xiao Wei nggak bisa dihubungi? Udahlah, kalau
Xiang Chen ketemu dia juga belum tentu dia mau pulang. Oh, Gracia!
“Wei, Ming Jun, ada apa?” tanya Gracia, begitu
menyambut telepon Nathan.
“Kau belum tidur, kan, Gracia? Dengar, Xiang Chen
menghilang. Aku harap kau, Moniq dan Quiny bisa bantu mencarinya. Aku takut dia
berbuat aneh-aneh,” jawab Nathan panjang, “soalnya aku kasih lihat semua
suratnya kemarin.”
“Oke, kami berangkat sekarang.”
“Nggak perlu susah-susah telepon ke handphonenya, dia
tinggalin handphonenya.”
“Oke.”
Dan aku tinggal
menghubungi Xiao Li. Semakin banyak yang mencari, semakin mudah bocah itu
ditemukan.
*******
Mei-Mei… aku
nggak pantas kau cintai… aku memang bodoh! Aku nggak bisa melindungimu! Untuk
apa aku memiliki fans, memiliki popularitas sebagai Alex Zhou, tanpa kamu di
hidupku? Wo ai ni… aku mencintaimu sampai hatiku sakit… waktu kau pergi dari
hadapanku… tapi semua ini memang salahku! Kenapa aku nggak berani mengakuimu?
Padahal hatiku jelas tahu kau adalah tujuan hatiku. Mei-Mei, aku tahu semua
udah terlambat… sekarang kau bersama Xiao Wei, tapi aku masih belum bisa
membiasakan diriku… aku bodoh…
Hujan yang turun mulai membasahi bumi. Alex meminum
sebotol bir, duduk di jalanan, membiarkan air hujan membasahi wajahnya,
berharap air hujan bisa menghanyutkan hatinya yang hancur.
Yi
Jian Hei Se Mao Yi
(One black woolen sweater)
(One black woolen sweater)
Liang
Ge Ren De Hui Yi
(Two people's memories)
(Two people's memories)
Yu
Guo Zhi Hou Geng Nan Wang Ji
(After the rain, it becomes harder to forget)
(After the rain, it becomes harder to forget)
Wang
Ji Wo Hai Ai Ni
(To forget that I still love you)
(To forget that I still love you)
Ni
Bu Yong Zai Yi
(You don't have to mind)
(You don't have to mind)
Liu
Lei Ye Zhi Shi Gang Hao Er Yi
(As the tears are just a coincidence)
(As the tears are just a coincidence)
Wo Zao Yi
Jing Dai Zai Gu Di
(I'm already at the bottom of the valley)
(I'm already at the bottom of the valley)
Wo
Zhi Dao Bu Neng Zai Liu Zhu Ni
(I know I can't hold you back)
(I know I can't hold you back)
Ye
Zhi Dao Bu Neng Mei You Gu Qi
(And I know that I cannot lose my dignity)
(And I know that I cannot lose my dignity)
Gan
Ji Ni Rang Wo Yong You Qiu Tian De Mei Li
(But I'm grateful that you let me experience autumn’s beauty)
(But I'm grateful that you let me experience autumn’s beauty)
Kan
Zhe Na Bai Se De Qing Ting
(Looking at the white dragonfly)
(Looking at the white dragonfly)
Zai
Kong Zhong Wang Le Qian Jin
(Motionless in air, as if it has forgotten how to go forward)
(Motionless in air, as if it has forgotten how to go forward)
Hai
Neng Bu Neng Chong Xin Bian Zhi
(Is it possible to rebuild)
(Is it possible to rebuild)
Nao
Hai Zhong Qi Mao Qiu De Ji Yi
(The torrent of memories in my mind?)
(The torrent of memories in my mind?)
Zai
Shuo Wo Ai Ni
(Once again, let me say "I Love You")
(Once again, let me say "I Love You")
Ke Neng Yu Ye Bu Hui Ting
(Maybe then, the rain will still not stop)
(Maybe then, the rain will still not stop)
Hei
Se Mao Yi
(Black woolen sweater)
(Black woolen sweater)
Chang
Zai Na Li
(Where is it hidden)
(Where is it hidden)
Jiu
Rang Hui Yi Yong Yuan Ting Zai Na Li
(Let memories stop there too, forever)
(Let memories stop there too, forever)
(Hei Se
Mao Yi-Black Woolen Sweater by Jay Zhou)
Tapi sakit hati itu masih juga belum pergi. Alex
menangis, berteriak, berharap semua bisa kembali seperti dulu. Aku merindukanmu… senyummu… aku akan gila!!!
“Xiang Chen!”
Gracia berlari-lari menghampiri Alex. Gracia baru
ingat pantai ini, di mana Alex sering melepaskan kekesalannya. Memang letak
pantai ini tidak jauh dari rumah LI LIANG sendiri, tapi Gracia lebih tahu
dimana tepatnya Alex bersembunyi di sekitar pantai ini. Di bagian tepi jalan
yang agak tertutup, Alex menyandarkan tubuhnya di pagar pembatas jalanan dan
pantai. Gracia berlutut di sampingnya. Hatinya ikut hancur melihat Alex
terpuruk, melihatnya menangis. Alex meminum sebotol bir lagi.
“Jangan minum lagi! Hentikan! Kau bisa mati! Ayo kita
pulang! Nanti kau sakit!” teriak Gracia mengatasi hujan yang turun makin deras,
menjauhkan botol bir dari jangkauan Alex.
“Kalau aku mati, aku juga nggak bisa mengubah
segalanya! Mengubah keadaan dimana Mei-Mei sekarang nggak ada di sisiku! Dan
aku sendirilah yang bodoh, aku nggak bisa melindunginya!” teriak Alex pada
Gracia, “aku ingin menebus dosaku! Aku mau mati, Gracia jie! Biarkan aku
disini, membeku! Aku benci dunia ini!”
Gracia menangis dan memeluk tubuh Alex yang basah.
Alex menangis di pelukan Gracia dan tubuhnya gemetar hebat.
“Kau nggak boleh mati! Itu bukan caranya untuk
menebus dosa! Segalanya masih bisa diperbaiki! Kau nggak boleh menyerah!”
“Apa lagi yang bisa diperbaiki? Mei-Mei pacaran
dengan Xiao Wei, dan aku tahu itu pilihan yang tepat untuknya! Jadi aku memilih
pergi, supaya nggak mengganggu hubungan mereka!” teriak Alex, “aku doakan
mereka berbahagia! Aku ingin pergi, aku nggak sanggup melihat mereka berdua!
Aku nggak sanggup menanggung malu dan mengakui kebodohanku!!!”
“Mereka belum pacaran, Xiang Chen! Kita bisa
memikirkan caranya! Selalu ada cara untuk memperbaiki tali cinta yang
seharusnya masih terjalin! Maka aku mohon padamu, jangan menyerah!” teriak
Gracia, memeluk Alex lebih erat, “aku mohon… ayo kita pulang.”
“Jie jie… aku bodoh sekali. Aku nggak bisa melupakan
Mei-Mei… aku selalu ingat senyumnya… aku ingat dia selalu meneleponku,
mengingatkan jadwalku dalam sehari…” isak Alex, “kini semua itu nggak ada… dan
aku nggak pernah membuatnya senang… aku egois… aku pantas mati! Aku akan
tenggelam di pantai ini!”
“Dan aku akan membawamu kembali! Xiang Chen, jangan
begini lagi!”
Gracia merasakan tubuh Alex makin lemas. Gracia
memandang wajah Alex, bibirnya kebiruan.
“Ming Jun!!! tolong Xiang Chen! Ming Jun!!!”
*******
“Mei-Mei, apa maksud semua yang kau tulis di situs-mu?”
Mrs. Yan menarik Gisela masuk ke salah satu ruangan
tertutup di gedung Famous Production. Gisela memandang Mrs. Yan dengan tenang.
“Yan jie, maksudku di situ sangat jelas. Aku akan
mengundurkan diri dari dunia artis, begitu syuting selesai. Aku ingin kembali
menjadi aku yang biasa.”
“Kalau itu memang pilihanmu, aku tidak akan
menghalangi. Tapi kau punya kontrak 5 tahun dengan Famous Production, dan kau
belum membayar lunas semua hutangmu,” Mrs. Yan mengingatkan, “ingat, rumahmu
dibelikan mereka.”
“Aku akan berusaha melunasi hutangnya, aku akan
memohon waktu beberapa tahun.”
“Mei-Mei, kau artis yang sangat berbakat. Kenapa kau
memilih secepat ini mengakhiri karirmu?”
“Mungkin memang karirku harus begini. Aku dan Xiao
Wei akan mengundurkan diri bersama. Kami akan tinggal di Indonesia, sebagai
orang biasa,” jelas Gisela.
“Kau dan Xiao Wei? Xiao Wei juga ikut-ikutan? Dengar,
kalian berdua tidak cukup dewasa dengan mengambil keputusan seperti ini! Hutang
kalian setelah pemutusan kontrak, tidak akan lunas hanya dalam waktu
setahun-dua tahun,” seru Mrs. Yan, terkejut, “bisa saja mengambil seluruh sisa
hidup kalian!”
“Dan kami akan menghadapinya bersama.”
Mrs. Yan menyerah.
“Terserah kalian. Tapi kau harus baca ini dulu. Kau
menerima lebih dari seribu surat seperti ini di bagian penerimaan surat tadi
pagi. Aku ambilkan beberapa sebagai contoh,” kata Mrs. Yan sambil melemparkan
setumpuk surat di meja, “baru kau ambil keputusan yang tepat.”
Mrs. Yan keluar dari ruangan. Gisela duduk di salah
satu kursi, mulai mengambil dan membuka surat-surat.
Gisela, apa benar yang kau tulis di situs-mu? Aku fans
beratmu semenjak melihatmu tampil di Moonlight at Taipei. Aku mohon kau
membatalkan niatmu. Kau imut sekali, aku benar-benar suka padamu.
With
love, Jack Tang
Gisela, aku adalah Bella Choi, ketua Official Fans Club
dari LI LIANG. Setelah membaca pernyataanmu, kami mengadakan rapat pengurus.
Kami semua kecewa dengan keputusanmu mengundurkan diri dan berharap kau
mengurungkan niatmu. Kami merasa malu kalau ada fans dari salah satu personil LI
LIANG yang telah menerormu. Kami akan mencari dan menangkap pelakunya. Yang
jelas, bakatmu sebagai aktris sangat cemerlang dan kami berharap kau selalu ada
dan saling mendukung dengan LI LIANG. Kami berada di belakangmu untuk
mendukungmu.
Ketua
Official Fans Club LI LIANG,
Bella
Choi
Gisela Mai, kami mewakili David Wang Official Fans Club memohon
supaya kau mengurungkan niatmu. Kami tahu kau berhubungan dengan Alex Zhou, dan
bagi kami itu tidak masalah sama sekali. Picik sekali pikiran orang-orang yang
tidak merestui hubungan kalian. Kalian sangat kompak dan serasi sebagai
pasangan. Kami akan menangkap pelaku penggencetan terhadapmu. Kami janji.
Sekretaris,
Paola Pheng
Gisela, kami sangat menyukaimu! Sosokmu
yang sederhana, imut dan aktingmu! Kami menyukai semuanya darimu! Tolong jangan
pergi dari kehidupan kami!
Stella
dan Vincenza Zhu
Air mata Gisela berderai.
“Semuanya… semuanya nggak mau aku berhenti… mengapa
aku begitu cepat menyerah? Mengapa? Xiao Wei, kita harus bagaimana?”
*******
No comments:
Post a Comment