It’s A Love Story
Chapter 1
“Aaaargh!”
Jeritan
Eunjae membuat Mugung, Hami dan Haru melonjak. Mereka berempat tadinya sedang
berkonsentrasi penuh bermain monopoli.
“Kenapa
kau teriak begitu, Eunjae? Kerasukan?” tanya Haru dengan nada acuh.
“Kita
hampir ketinggalan Love Scandal nih!” jawab Eunjae.
Tanpa
permisi dengan si pemilik kamar, Mugung, Eunjae langsung melompat ke kasur
empuk Mugung untuk meraih remote TV layar datar Mugung. Mugung memandangi
Eunjae dengan pandangan datar.
“Kau
ini… tergila-gila sekali dengan acara itu…” keluh Mugung.
“Aku
juga suka sih, tapi tidak seekstrim Eunjae,” sambar Hami, duduk di samping
Eunjae di ranjang.
Akhirnya
Haru dan Mugung ikut menonton acara yang ditayangkan di MBC itu juga. Love
Scandal adalah acara dimana seorang artis Korea dipasangkan dengan pendaftar
acara yang tentu saja 99%-nya adalah para fans. Uniknya, para pendaftarpun
tidak bisa memilih ingin dipasangkan dengan artis mana. Semua itu diatur oleh
PD acara.
“Kurasa
sekarang mereka sedang menggilir member MBLAQ! Member SHINee juga!”
“Kau
benar, Hami. Toh waktu itu member B2ST dan Big Bang juga sudah digilir, kan?”
selidik Eunjae.
“Aku
pernah menonton episode yang ada Onew dan Seungho,” sambar Haru.
“Dan
sekarang ini Jonghyun dan Joon… member sisanya makin bisa ditebak.”
“Kalau
episode-nya Thunder kasih tau aku yah, aku mau nonton,” pinta Mugung.
“Kau
suka Thunder?” tanya Hami kaget.
“Tentu
saja. Kau ini kan sudah lama bersahabat denganku. Aku itu penyuka rapper.
G-Dragon, Jung Heechul, Eunhyuk, Choi Minho…”
Ketiga
sahabat Mugung tidak mendengarkan ocehannya lagi. Mereka menonton adegan lomba
makan antar pasangan yang dilanjutkan dengan syuting di apartemen yang mereka
tinggali bersama.
“Semua
itu hanya scenario, kan? Setiap interaksi para pasangan itu lho.”
“Harusnya
sih begitu. Tapi aku cukup penasaran juga… kalau scenario, bagaimana bisa
berakting begitu alami?” tanya Hami.
“Makanya
aku tidak tertarik pada reality show ini. Semuanya tipuan.”
Mugung
menggeliat menuju laptopnya. Hami dan Eunjae saling berpandangan penuh arti.
Sepertinya mereka merencanakan sesuatu lewat pandangan mata mereka… dan bahkan,
punggung Haru ikut menjadi sasaran lirikan mereka. Mengakhiri lirikan mereka,
sebentuk evil smirk muncul di wajah mereka.
***
Mugung
mencintai ketiga sahabatnya, tapi berubah sewot setiap melihat rasa antusias
berlebih Hami dan Eunjae tiap Love Scandal tayang. Mugung selalu berusaha tidak
ambil bagian dalam menonton dan menyibukkan dirinya di depan laptop
kesayangannya, main game.
“Hari
ini episode terakhir para pasangan ini. Harusnya ada pengumuman para pasangan
terpilih untuk episode 67-72!” cerocos Hami.
Haru
ikut menonton kali ini. Di layar kaca muncul wajah-wajah para artis yang akan
mengisi Love Scandal episode 67-72.
“Oooh…
Cho Kyuhyun! Mereka sudah mulai memakai Suju!” jerit Hami memekakkan telinga.
“Soohyun-nya
U-Kiss!” seru Eunjae tidak kalah heboh.
Berturut-turut
wajah Kyuhyun dan Soohyun muncul di layar TV, lalu berikutnya wajah Kim
Hyunjoong.
“Kenapa
semuanya favorite-ku?” protes Hami.
Lalu
dari SHINee. Lee Taemin.
“Argh!”
Haru mengeluarkan pekik tertahan.
Dan
di sebelah Taemin muncul wajah GO. MBLAQ’s GO.
“Sayang
sekali bukan episode Thunder,” kata Hami pada punggung Mugung.
“Siapa
memangnya?” tanya Mugung acuh.
“GO.”
Mugung
tidak menjawab lagi. Lalu di bawah nama artis, muncul nama pendaftar yang sudah
diundi atau dipilih atau entah bagaimana caranya dipasangkan dengan para artis.
Haru yang tengah mengunyah roti panggang coklat buatan Eunjae tersedak begitu
melihat nama-nama peserta itu.
“Uhuk!
Uhuk! Uhuk!” batuk Haru heboh.
Eunjae
memukuli punggung Haru, tapi tidak bisa menahan diri untuk tertawa di saat yang
bersamaan.
“Mugung,
lihat deh,” pinta Eunjae.
“Apa
sih?” tanya Mugung, melihat aksi Eunjae memukuli punggung Haru.
Eunjae
mengedikkan kepalanya ke TV. Mugung yang bingung ikut menonton. Dan… matanya
nyaris keluar dari rongganya begitu melihat fotonya ada di layar itu, tepat
berada di bawah foto Haru.
“APA-APAAN
ITU?” jerit Mugung memekakkan telinga.
“Selamat,
Mugung, kau dan Haru terpilih,” kata Hami sambil nyengir kuda.
“AKU
TIDAK MENDAFTAR!” sanggah Mugung kaget.
Haru
terengah-engah namun nyawanya sudah tertolong. Matanya berair dan menunjuk
wajah Hami dan Eunjae bergantian. Yang ditunjuk malah nyengir makin lebar.
“Kami
yang mendaftarkan kalian,” ucap Hami dengan wajah tanpa dosa.
“KALIAN…”
tunjuk Mugung pada wajah Eunjae dan Hami.
“Kan
kau ingin tau, apa reality show itu penuh scenario? Mengikuti acara itulah
satu-satunya cara untuk mengetahui jawabannya,” ujar Eunjae.
“Tapi
tidak kusangka kalian akan masuk di acara bersamaan. Menjadi saingan,” tambah
Hami.
“Kalian
ini… benar-benar…” keluh Haru, masih terengah-engah.
“Dengan
siapa aku dan Haru dipasangkan?” tanya Mugung.
“Kau
dengan GO dan Haru dengan Taemin,” jawab Eunjae.
Mugung
menatap TV dengan pandangan datar. GO… Jio…
“Bisakah
aku mengundurkan diri?”
“TENTU
SAJA TIDAK! KAU HARUS MEMBAYAR DENDA DAN SEGALA MACAMNYA!”
“Kalian
yang membayarkan. Kan itu ide kalian, bukan salahku.”
“Tapi
kenapa? Haru, apa kau juga akan mengundurkan diri?” tanya Hami cemas.
“Yah,
karena aku fans-nya Taemin… kurasa tidak. Aku akan mencoba,” jawab Haru,
“meskipun kalau aku menang dan dapat uang, aku tidak akan membaginya dengan
kalian.”
“Nah,
Mugung? Haru sudah bersedia… kenapa kau tidak menemaninya sekalian?”
“Aku
tidak pernah tertarik pada seorang lead vocal. Aku selalu suka rapper,” jawab
Mugung.
“Kami
juga tidak menyangka kau akan dapat GO. Intinya, kami tidak menyangka kalian
akan masuk secepat ini, padahal kami baru mendaftarkan kalian 2 minggu yang
lalu,” terang Eunjae, “kan pendaftar acara ini ribuan jumlahnya.”
“Karena
Thunder dan Taemin belum tampil, kami jadi sengaja mendaftarkan kalian. Haru
memang dapat Taemin, tapi kami tidak menyangka…” sambung Hami, “yah, menurutku
GO tidak terlalu buruk.”
Mugung
memandangi foto GO sekali lagi dan menghela nafas.
“Ya
sudahlah, siapa tau aku dapat akses ke Thunder dari dia,” ucap Mugung.
“Jadi
kau mau ikut?” tanya Hami.
“Daripada
aku kena denda. Tapi sama seperti Haru, jangan harap kalian dapat jatahnya
kalau aku menang!”
“Menang
acara ini tidak semudah itu lho,” wanti Eunjae.
“Tantangan
seperti apapun akan kukalahkan. Hei, siapa aku ini? Lee Mugung! Aku akan
menyeret… si wajah manis GO itu menang denganku!”
Alhasil,
ketiga sahabat Mugung hanya memandangnya dengan tatapan tidak percaya. Bukannya
Mugung tadinya menolak? Tapi kenapa sekarang malah dia yang heboh?
***
Para
peserta Love Scandal episode 67-72 akhirnya dikumpulkan di salah satu ruangan
rapat di hotel. Memang reality show ini bukan siaran langsung, saat ini di TV
baru ditayangkan episode 50, masih sangat jauh sebelum giliran mereka
ditayangkan, apalagi acara ini hanya ditayangkan seminggu 3 kali. Haru dan
Mugung tampak cuek, tidak setegang tiga gadis lainnya yang ikut menunggu di
ruangan itu bersama Mr. Lee, sang PD acara yang wajahnya berewokan. Waktu
berlalu hingga pintu kayu di ruangan itu menjeblak terbuka. Lima pria tampan
bagai malaikat memasuki ruangan. Yang melangkah pertama adalah GO. Perhatian
Mugung langsung tersedot sepenuhnya pada tampang GO, dia tak lagi memperhatikan
urutan pria yang berjalan di belakang GO. GO memakai kaos lengan panjang polos
berwarna putih, rambut pirangnya dibiarkan jatuh membingkai wajahnya yang
tirus. Dia menarik kursi di hadapan Mugung dan duduk disana. Kini Mugung lebih
mudah memandangi bentuk mata, hidung dan bibir GO. GO tersenyum pada Mugung.
“Anyeong,
kau pasti Lee Mugung, kan? Jong Byunghee. Atau panggil aku GO saja,” ujar GO
lugas sambil menjulurkan tangannya.
Mugung
terpaku. Selama ini menurutnya Thunder adalah pria paling tampan di MBLAQ, tapi
bagaimana mungkin sekarang dia melihat GO begitu bersinar di hadapannya?
“Ehm…
Mugung?”
Bahkan
suara GO terdengar… SEMPURNA! Mugung tersadar dari lamunannya dan menyambut
uluran tangan GO. Untuk pertama kalinya hari ini dia merasa gugup. Tangan GO
terasa hangat.
“Lee
Mugung. Bagaimana GO-sshi bisa tau ini aku?” tanya Mugung.
“Aku
sudah mendapat beberapa fotomu,” jawab GO santai.
Mugung
menarik tangannya dan memalingkan wajahnya, mengeluarkan umpatan yang tidak
bisa didengar GO.
“Apakah
kau seorang A+?” tanya GO penasaran.
“Yah,
ehm… sedikit,” sangkal Mugung.
Pembicaraan
mereka terputus ketika Mr. Lee berbicara dan menjelaskan gambaran singkat
syuting yang akan mereka lakukan selama seminggu ke depan. Indra Mugung tidak
bekerja dengan baik karena entah mengapa GO (yang tidak mengintimidasi Mugung
sama sekali, malah sedang serius menatap Mr. Lee) membuatnya begitu gugup.
“Pertemuan
kita hari ini singkat saja, hanya sampai disini. Besok sore jam 5 berkumpullah
kembali disini dan jangan lupa membawa pakaian dan apapun perlengkapan kalian
untuk seminggu ke depan. Kalian tidak akan pulang ke rumah. Jadi ingat untuk
membawa segala yang perlu,” ucap Mr. Lee, “sekarang semuanya boleh bubar.”
Suara
kursi-kursi digeser dan kesadaran Mugung perlahan pulih. Dia mengerjapkan
matanya beberapa kali.
“Sampai
ketemu besok, kalau begitu, Mugung. Kita akan punya banyak waktu untuk saling
mengenal nantinya,” pamit GO.
Mugung
hanya bisa memandangi punggung GO yang menjauh.
“Ayo
pulang dan packing,” ajak Haru di samping Mugung.
“Packing?
Untuk apa?” tanya Mugung.
“Omona!
Kau ini dari tadi tidak mendengar penjelasan Mr. Lee-kah?”
Haru
dengan sabar menjelaskan garis besar ucapan Mr. Lee tadi. Semakin lama Mugung
semakin kaget.
“Jadi
benar kita akan tinggal satu apartemen dengan para artis itu?”
“Mr.
Lee tidak menjelaskan itu, hanya saja dia bilang kita tidak akan pulang.
Mungkin mengarah kesana.”
Mugung
menepuk dahinya. Dia akan berada dalam masalah sekarang.
***
“Jaga
diri kalian baik-baik, Haru, Mugung,” pinta Hami, mendramatisir keadaan.
Saat
ini baik Eunjae dan Hami mengantar Mugung dan Haru hingga ke depan hotel.
Dengan baik hati mereka membantu mengangkat koper raksasa keduanya. Barang
Mugung bahkan lebih banyak dari Haru, dia perlu membawa dua koper sekaligus.
“Kami
bukannya mau pergi perang. Jangan berlebihan begitu,” hardik Mugung.
“Ciptakan
cerita romantic dengan pasangan kalian ya,” pesan Eunjae.
“Mungkin
aku tidak, mengingat aku biasa saja dengan GO. Harapkan Haru saja,” kata
Mugung.
“Sulit
berlaku romantic dengan seseorang yang seumuran denganku,” kilah Haru.
“Aku
juga seumuran dengan GO,” sanggah Mugung.
“Sudahlah,
pergi saja kalian sana!” usir Eunjae.
Haru
dan Mugung melambai pada kedua sahabat mereka itu dan masuk ke lobi hotel.
Langsung ada petugas hotel yang membawakan koper-koper mereka, jadi mereka
tinggal melenggang masuk ke ruang pertemuan yang kemarin. Salah satu gadis yang
menjadi pasangan Hyunjoong sudah datang, lalu Soohyun juga sudah ada disana.
Mugung dan Haru menyapa mereka sebelum duduk sebelahan di kursi. Tak berapa
lama kemudian, Mr. Lee datang dengan peserta dan artis yang lain. GO masih
bertampang semanis kemarin.
“Anyeong,
Mugung. Tidurmu baik? Tidak tegang kan?” tanya GO, menyunggingkan senyumnya.
“Setidaknya
sekarang, belum tegang,” jawab Mugung.
“Jadi
begini. Malam ini syuting akan dimulai dari acara makan malam bersama. Disini
kalian bisa mengobrol bebas untuk saling mengenal pasangan kalian. Proses
pindah ke apartemen akan dilakukan besok setelah misi pertama selesai,” jelas
Mr. Lee, “jadi untuk malam ini, kalian akan tidur di kamar hotel dulu.”
“Wow,
seumur-umur aku belum pernah menginap di hotel bintang lima,” celetuk Haru.
“Misi
pertama akan diberitaukan kepada kalian lewat surat yang diselipkan lewat celah
pintu kamar kalian. Namun itu bukan berisi penjelasan lengkap, hanya berisi
tulisan mengenai barang-barang apa saja yang harus kalian bawa untuk keperluan
misi itu. Tentunya kalian tau, kalian harus menang di setiap misi agar point
kalian tinggi dan menjadi juara umum. Selain point dari misi-misi tersebut,
interaksi kalian juga akan menjadi nilai tambah ataupun nilai kurang untuk
point kalian. Cukup jelas?”
“Ne…”
jawab beberapa orang.
“Jah…
kita pergi makan sekarang. Jangan khawatirkan apapun, bonnya ditanggung acara.”
Semuanya
beranjak mengikuti langkah Mr. Lee. Seperti biasanya, Mugung memilih duduk
bersebelahan dengan Haru di meja makan yang bulat dan besar, tapi dia kaget
ketika GO duduk di sisi satunya.
“Para
pasangan harus duduk berdampingan kata Mr. Lee tadi,” jelas GO tanpa perlu
Mugung bertanya.
Mugung
menoleh dan melihat Taemin juga sudah duduk di samping Haru. Mugung baru saja
akan mengajak Haru mengobrol namun Taemin sudah memonopoli Haru. Makan malam
dimulai dan sesekali Mugung masih melirik Haru dan Taemin. Mereka berdua
mengobrol akrab sekali seolah sudah berteman lama. Sedangkan dia dan GO sama
sekali tidak bersuara, hanya sibuk makan. Menyadari Mugung memandanginya, GO tersenyum
padanya. Wajah Mugung memerah.
“Sudah
cicip ayam cah paprika-nya? Pedas sekali loh,” celetuk GO.
“Oh?
Kalau begitu aku mau,” ujar Mugung, menjepit paha ayam dengan sumpitnya.
“Kau
suka makanan pedas?”
“Yah,
aku tidak bisa tanpa cabai sebenarnya.”
“Kalau
kita ada lomba makan cabai, aku bisa mengandalkanmu.”
“GO-sshi
tidak makan cabai?”
GO
menggelengkan kepalanya dan tersenyum tipis.
“Apa
aktivitasmu sekarang, Mugung?”
“Aku
seorang editor novel offline.”
“Apa
itu?”
“Oh…
aku menerima naskah novel dari beberapa penerbit lewat e-mail, lalu aku bekerja
seperti editor pada umumnya. Jadi selama ini aku mengerjakannya di rumah saja.”
“Wow,
kau pasti punya banyak waktu luang kalau begitu,” tebak GO, terdengar kagum dan
iri sekaligus.
“Tapi
aku pernah sengsara karena ada 4 naskah sekaligus yang perlu aku baca lho, dan
harusnya GO-sshi tau, novel itu selalu panjang-panjang.”
GO
menganggukkan kepalanya, “yah setidaknya tidak akan sesibuk aku, kan? Aku
pernah hanya tidur selama 5 jam dalam tiga hari lho.”
“Tapi
kan itu pilihanmu menjadi penyanyi?”
“Memang
sih. Makanya aku merasa ‘Love Scandal’ bisa jadi refreshing untukku.”
“Tapi
kita tetap disyuting, kan?”
“Ini
tetap sesuatu yang berbeda. Setidaknya aku tidak perlu tinggal di dorm yang
berisik itu.”
Mugung
tertawa, “tapi kan mereka tetap teman se-grup-mu. Dan ngomong-ngomong, nanti
apartemen kita juga berisik kan?”
Kali
ini GO yang tertawa. Dia yakin Mugung jarang atau bahkan tidak pernah menonton
Love Scandal sebelumnya.
“Bagaimana
mungkin bisa berisik kalau Cuma ada kau disana?” tanya GO.
Mugung
membelalakkan matanya, baru akan berbicara kembali ketika Mr. Lee berdeham
keras.
“Cukup
untuk hari ini, silakan kembali ke kamar kalian masing-masing,” kata Mr. Lee
membahana.
Dari
seorang pelayan yang berkeliling, Mugung menerima kunci kamar nomor 525. Haru
melongokkan kepalanya, melihat kunci kamar yang dipegang Mugung.
“Kita
tetanggaan,” ucap Haru singkat.
“Aku
tidur denganmu saja ya,” pinta Mugung.
“Shireo…
aku tidak suka tidur berdua.”
“Haru…
kau kan tau aku tidak bisa tidur di tempat asing…”
Mugung
mencengkeram erat-erat lengan Haru dan mengguncang tubuh kurus-tinggi Haru.
Akhirnya Haru mendesahkan nafasnya.
“Ya
sudah, asal kau mandi di kamarmu sendiri.”
“Hore…
Haru memang baik!”
***
No comments:
Post a Comment