Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Monday, 28 May 2012

Just You chapter 19


Just You
Chapter 19

CHAPTER ELEVEN

Minna melirik jam di mobilnya, sekarang jam 7 kurang 20 menit, dia sudah terlambat 10 menit untuk bertemu Heechul.

“Aaaah… aku akan rugi mentraktirnya, dia kan makannya banyak,” keluh Minna, segera menjalankan mobilnya.

Entah apa yang membuat Seoul ramai malam ini, Minna harus terjebak di beberapa lampu merah cukup lama. Dan Minna tidak berani menjalankan mobilnya terlalu cepat. Matanya agak kabur hari ini dan dia ingin menjumpai Heechul dalam keadaan tidak kekurangan apapun. Ketika sampai di kedai, arloji Minna sudah menunjukkan jam 7.15 dan dia berlarian memasuki kedai yang tidak pernah sepi itu. Tapi sosok Heechul tidak ada. Minna sekali lagi mengedarkan pandangannya, Heechul tidak ada. Minna memilih untuk duduk dulu dan sekali lagi memandangi setiap pengunjung di restoran itu.

“Dia benar-benar belum datang? Apa yang membuatnya terlambat?”

Baru saja Minna akan memesan minuman, pandangannya terpaku pada sosok yang muncul dengan terengah-engah di depan pintu kedai. Itu pria yang ditunggu Minna. Itu Jung Heechul. Pandangan keduanya bertemu, Minna tersenyum, tapi Heechul tidak. Heechul berlarian dan duduk di hadapan Minna, lalu menarik dan menggenggam tangannya.

“Minna… apakah kau sakit? Apakah kau terluka?” tanya Heechul beruntun.

Minna menggelengkan kepalanya, bingung dan was-was dengan pertanyaan Heechul. Apakah Heechul sudah tau tentang penyakitnya? Tapi seharusnya tidak ada yang tau…

“Apa maksudmu? Aku baik-baik saja…”

Tentu saja Minna berbohong. Tapi kebohongan itu perlu jika dia bisa melihat senyum merekah di wajah tampan Heechul-nya. Ya, Heechul milik Minna. dia ingin menyebut pria ini miliknya. Tapi tidak sekarang… atau tidak akan mungkin itu terwujud…

“Aku terlambat. Jadi… aku yang traktir?”
“Tentu saja. Aku akan makan sangat banyak hari ini, biar kau menyesal.”

Keduanya menikmati makan malam mereka sambil mengobrol ringan, kadang tertawa, menyingkirkan jauh-jauh hal-hal yang membuat mereka khawatir sebelum ini, atau akan membuat mereka khawatir ke depannya. Minna memandangi sosok Heechul yang menggandengnya keluar kedai, ingin merekam setiap moment dalam memorinya. Jika Minna tidak bisa lagi melihat, dia akan memutar moment indah ini dan dia akan berusaha bertahan hidup.

“Tidakkah kau merasa Sungai Han indah di waktu malam?” tanya Heechul.

Minna menganggukkan kepalanya. Keduanya sudah berjalan menuju tepian Sungai Han, lalu duduk di bawah pohon besar. Heechul menyandarkan tubuhnya ke batang pohon yang kokoh itu, sementara Minna duduk tegak di sebelah Heechul.

“Andaikan aku tau lebih awal kalau Sungai Han begini indah… aku akan setiap malam kesini.”

Heechul menangkap kesedihan di wajah tersenyum Minna.

“Kau tau lebih awal ataupun sekarang, tidak ada bedanya. Kau akan selalu menikmatinya. Jika perlu, aku akan mengajakmu kesini setiap malam.”

Minna tersenyum lagi. Dikerjapkannya matanya yang kabur… jelas lagi… kabur lagi… Sungai Han menjadi jelas… Minna menoleh dan memandangi sosok Heechul. Heechul sedang tenggelam dalam pikirannya, matanya terpaku pada aliran air Sungai Han. Sosok Heechul kabur… Minna mengerjapkan matanya… sosok Heechul masih kabur… dia mencoba lagi… Heechul tetap kabur… Angin dingin bertiup, membuat rambut Minna berantakan dan tubuhnya gemetar. Kenapa sosok Heechul kabur? Kenapa bukan Sungai Han yang kabur namun sosok Heechul yang jelas? Minna tidak butuh yang lain. Dia rela dia buta terhadap apapun di dunia ini, asalkan dia masih bisa melihat Heechul. Hanya Heechul saja… Bolehkah dia memohon hal ini pada Tuhan? Heechul menoleh pada Minna dan melihatnya gemetaran. Heechul merengkuh tubuh mungil Minna dari belakang, mendekapnya erat. Heechul meletakkan kepala ke bahu Minna, nafas Heechul menyapu lehernya, detak jantung Heechul terasa di punggung Minna.

“Aku menyesal lupa bawa jaket. Lihat, kau kedinginan,” sesal Heechul lembut.
“Tapi kau juga kedinginan, kan? Badanmu gemetar,” balas Minna, matanya kembali menatap Sungai Han.

Detik-detik berlalu tanpa ada seorangpun yang mengeluarkan suara. Yang ingin mereka lakukan saat ini adalah merasakan keberadaan satu sama lain seakan takut salah seorang akan pergi meninggalkan yang lain. Heechul masih tetap gelisah… sesuatu dalam perasaannya membunyikan alarm bahaya… tapi Heechul tidak tau apa sebabnya. Heechul mengeratkan pelukannya di tubuh Minna dan setetes air mata lolos dari matanya. Minna meletakkan tangannya pada lengan Heechul yang memeluknya, memasrahkan diri sepenuhnya pada sosok pria ini. Perlahan Minna menoleh dan sosok Heechul di pundaknya tidak kabur lagi. Tapi ada air mata di pipi Heechul yang matanya terpejam.

“Kau menangis?” tanya Minna kaget.

Heechul membuka matanya dan menggelengkan kepalanya.

“Angin tadi membawa debu masuk ke mataku.”

Minna melepaskan pelukan Heechul lalu membalikkan badannya menghadap Heechul.

“Mata yang mana? Hati-hati nanti matamu terluka,” wanti Minna.
“Yang ini.”

Heechul menunjuk mata kanannya, lalu tersenyum manis.

“Tolong tiup supaya debunya keluar,” pinta Heechul.

Minna mendekatkan wajahnya dan meniup mata Heechul. Heechul mengerjap, menggelengkan kepalanya. Minna meniup sekali lagi dengan lebih kuat. Kali ini Heechul tersenyum, lalu diciumnya kilat bibir Minna. Wajahnya langsung memerah, dan kebiasaan memperbaiki poni itu muncul lagi.

“Kau membohongiku!”
“Tidak juga. Dan ngomong-ngomong… aku ingin mendengar kau memanggilku oppa lagi.”
“Kapan aku pernah memanggilmu oppa?”
“Di hari kau bernyanyi sambil bermain piano itu,” jawab Heechul, “kau mau mengingkarinya, ya?”
“Tidak koq, aku tidak memanggilmu oppa, Heechul-sshi.”
Ya~ Kim Minna! Panggil aku oppa!” paksa Heechul.
Shireo!”

Heechul menarik tubuh Minna mendekat sehingga bibir keduanya bertemu. Ketika bibir Heechul bergerak, Minna hanya bisa memejamkan matanya. Dinikmatinya perasaan hangat yang mengalir dari bibir Heechul itu ke seluruh tubuhnya… dan dibalasnya ciuman Heechul. Minna tidak pernah mencium siapapun, namun entah mengapa mencium Heechul rasanya mudah, rasanya sudah sewajarnya. Heechul menikmati bibir Minna yang dilapisi lipgloss rasa strawberry itu… manis… seperti pemiliknya.

겨울의 거리 어디서라도
On this winter road
예전 그대의 향기 가득한
No matter what, I smell your scent
추억뿐인걸요 지금도
It’s full of memories, even now

Ketika angin dingin sekali lagi bertiup, Minna mendorong pelan tubuh Heechul.

“Aku tidak mau besok muncul di majalah gossip denganmu,” bisik Minna, malu-malu.
“Tapi aku tau kau menikmatinya,” goda Heechul.

Minna memukuli pundak Heechul, membuat Heechul tertawa terbahak. Keduanya masih menikmati keberadaan mereka disana hingga setetes air turun mengenai ujung hidung mancung Heechul.

“Ah… hujan. Kita harus pulang, Minna.”
Ne.”
 “Besok aku akan main ke apartemenmu,” putus Heechul.

Minna tersenyum. Heechul dan Minna berpisah di persimpangan jalan karena mereka memarkir mobil di tempat yang berbeda. Heechul sedikit bersyukur dalam hal ini, karena dia tidak mau Minna banyak bertanya melihatnya membawa mobil Kwanghee, menjelaskannya malah akan membuat Minna khawatir. Heechul menoleh dan melihat punggung Minna yang menjauhinya. Sesaat dia ingin berbalik, ingin menceritakan apa yang begitu meresahkannya, namun dia mengurungkan niatnya. Heechul kembali berjalan sambil menendang sebuah batu kecil, merasa dirinya begitu bodoh karena khawatir pada hal yang tidak perlu.

Ya~ Jung Heechul babo!” seru Minna.

Heechul menoleh, kaget Minna baru saja memanggilnya babo. Sosok Minna yang melambai masih terlihat jelas walau keduanya terpisah cukup jauh. Heechul bahkan bisa melihat Minna yang tersenyum.

“Heechul oppaSARANGHAEYO!”

Heechul masih terpaku di tempatnya ketika Minna sudah berlarian menjauhinya. Yang tadi itu jelas sekali… jelas sekali Minna memanggilnya oppa, jelas sekali Minna mengucapkan kata cinta yang sacral itu. Heechul melanjutkan perjalanannya dengan lebih bersemangat, senyum tidak pernah hilang dari wajahnya, bahkan ketika dia sudah masuk kembali ke mobil Kwanghee.

“Syukurlah Minna, kau bisa memanggilku oppa juga. Itu artinya kau menyayangiku seperti kau menyayangi Ryeowook… hyung. Aniyo… kau mencintaiku,” yakin Heechul, “dan aku bahagia karenanya.”

Heechul menjalankan mobilnya dengan perasaan tidak pernah bahagia dan selega itu. Sementara itu, hujan turun makin deras dan mulai membasahi kaos Minna. Dia bersyukur akhirnya bisa masuk ke mobil tanpa membuat dirinya benar-benar basah.

“Heechul oppa-ya… kuharap oppa bisa menganggap ini kenangan terindah antara kita. Dan mianhae, Hyomi… eonni akan pergi. Eonni yakin Jisuk-sshi akan membantumu setelah ini. Eonni tidak pantas juga berada di dekatmu…” ujar Minna, tersenyum getir, “Heechul oppaanyeong.”

Minna menoleh dan memastikan kopernya masih di jok belakang. Dia akan kembali ke Incheon, lalu tinggal disana bersama eomma-nya, dekat kembali dengan Ryeowook oppa-nya. Minna akan merasa lebih nyaman di sisi eomma-nya ketika dia kehilangan penglihatannya dibanding tetap disini dan menjadi beban semua orang.

“Aku sudah tau pengobatan itu tidak berguna. Aku sudah mempelajarinya dari internet. Penyakitku semakin parah, dan aku pasti… aku pasti… akan buta. Kuputuskan akan pergi… anyeong, Seoul,” pamit Minna, tersenyum sedih.

Minna men-starter mobilnya. Hujan yang turun terlihat seperti tirai berkilauan menyelimuti bumi. Minna meyakinkan matanya dalam keadaan sempurna sebelum mulai menjalankan mobilnya. Beberapa kali mata Minna kabur, tapi dengan mengerjapkan matanya, dia selalu mampu melihat dengan jelas lagi sesudahnya. Minna yakin dia akan sampai ke Incheon setidaknya tengah malam ini juga. Tangan Minna menyentuh bibirnya lagi, lalu dia mulai menangis. Dia akan kehilangan Heechul. Dia akan merindukan Minwoo, Junyoung, Hyomi dan… segalanya.

“Bekerjasamalah mataku… jebal…” mohon Minna, mengerjapkan matanya lagi.

Dan light flashes itu muncul di depan mobil Minna, tampak sangat terang dan menyakitkan mata Minna. Dia memicingkan matanya berusaha bertahan, dia tau sebenarnya tidak ada apapun disitu. Tidak pernah matanya merasa kesakitan seperti ini sebelumnya.

Tiiiiin…

Sebuah mobil baru saja lewat di sisi kanan mobil Minna, dekat sekali, sehingga dia terpaksa menggeser mobilnya ke kiri sedikit, mengira mobilnya berjalan miring karena matanya tidak berfungsi dengan baik. Minna masih bertahan, mengerjapkan matanya sejenak ketika…

Tiiiin…

Sebuah mobil menabrak bagian belakang mobil Minna. Dia menjejak rem dengan sekuat tenaga, namun mobilnya sudah lepas kendali. Minna bisa merasakan mobilnya menabrak tembok pembatas jalan, Minna membanting setir dengan putus asa…

한번만 내게 시간을 줘요
For just once give me your time
그대는 잃을게 하나도 없죠
There isn’t one thing you should forget

Mobil Minna berputar, kini sisi kanan mobilnya terseret di tembok itu… tubuhnya terasa terhimpit… sakit sekali… Minna begitu ingin jiwanya terlepas dari raganya saat ini juga agar rasa sakit itu juga bisa hilang. Dan sungguh… rasa sakit itu telah menghilang…

그저 한순간만 나를 생각해봐요
For just a moment think of me
그것뿐이에요
Just only that
겨우 정도
It’s barely just to extent

2 comments:

  1. ya ampun minna nekat bgd, masih nyetir mobil, klo mata'a kambuh gmana :|
    untung nyampe ketemu heechul msh baik2 ajah u___u
    gmana yh klo minna tahu klo heechul udh tahu soal itu x3
    pdhl mreka udh bs bersatu nie klo gk ada pnyakit ini,
    dan soal management'a yg gk setuju pasti u____u

    ya ampun itu soooo sweet yg sbelum berpisah itu,
    yg minna manggi heechul pertama2 JUNG HEE CHUL BABO trus
    manggil oppa dan blg saranghae dr kejauhan, saya suka *O*

    tidaaaaaaaak!!! ini sbelum minna knapa2 gara2 mata'a,
    malah dy pake kecelakaan dulu lg justru aaaah.
    gmana nie :|

    ~Stella.

    ReplyDelete
  2. apa yang akan terjadi klu minna benar2 buta ap hecul tetap mencari minna

    -lini

    ReplyDelete