Just You
Chapter 16
CHAPTER NINE
Minna sengaja izin dari Junyoung untuk pergi ke toilet. Dia
baru saja mengalami light flashes yang menyebabkan matanya sakit lagi secara
tiba-tiba, melihat cahaya terang yang sesungguhnya tidak ada. Minna merasa
semakin sering mengalami light flashes dan floaters (melihat benda melayang)
akhir-akhir ini. Bahkan, ketika bangun tidur, Minna membutuhkan waktu lebih
dari 15 menit supaya matanya benar-benar bisa melihat dengan jelas segala
sesuatunya. Minna tersenyum sedih pada bayangan imutnya di kaca toilet. Minna
tau keadaannya memburuk, walaupun para dokter itu tidak memberitaunya. Minna
sudah harus menyiapkan dirinya menghadapi segala yang terburuk. Dan hal pertama
yang akan dilakukan Minna adalah… Dia keluar dari toilet, berjalan perlahan dan
hati-hati untuk kembali ke ruang tamu. Junyoung kembali menyambut Minna dengan
senyum. Dia duduk di samping Junyoung, mengerjapkan matanya setelah mengalami
light flashes sekali lagi.
“Minna, kenapa? Kau sakit?” tanya Junyoung yang heran melihat
reaksi Minna.
Minna menggelengkan kepalanya. Dia menatap wajah khawatir
Junyoung. Dia tidak bisa meneruskan ini lagi. Minna meraih kedua tangan
Junyoung yang hangat dan diletakkannya di pangkuannya. Dia menggenggam tangan
Junyoung erat-erat.
“Junyoung-sshi… jeongmal mianhae,” sesal Minna.
“Kenapa kau minta maaf? Kau tidak melakukan kesalahan, Minna-ya.”
“Tapi aku akan, Junyoung-sshi.
Aku… ingin kau berhenti mencintaiku.”
Junyoung terkesiap. Ada apa ini sebenarnya?
“Apa maksudmu, Minna? Kau tau aku tidak akan melakukannya.”
“Tapi kumohon… lakukanlah. Berhentilah berharap padaku. Aku…
aku tidak bisa meneruskan ini, Junyoung-sshi.”
“Waeyo, Minna?”
“Aku… aku… mencintai seseorang,” gagap Minna.
Junyoung menghela nafas panjang, tidak lagi memandangi Minna,
namun memandangi jendela apartemen Minna. Tubuh Junyoung bergetar sedikit,
berusaha menahan amarahnya.
“Minna, setelah apa yang aku lakukan… setelah apa yang
kukorbankan… setelah waktu kita…” ucap Junyoung, suaranyapun bergetar.
“Junyoung-sshi, mianhae… aku sungguh tidak bisa. Aku
tidak ingin Junyoung-sshi
mengharapkan apapun lagi dari aku. Junyoung-sshi
bisa lebih bahagia lagi… tanpa aku di sisimu.”
“Heechul-kah? Apakah kau masih mencintai Heechul?”
Minna tersentak, air mata menggenang di pelupuk matanya.
“Ne, Junyoung-sshi. Aku mencintainya.”
Junyoung melepaskan genggaman tangan Minna dan berdiri
menjulang di hadapannya. Bukan ekspresi marah yang terlihat di wajah Junyoung,
namun ekspresi kecewa.
“Akhirnya kau bisa mengatakannya dengan jelas padaku, Minna.
Akhirnya kau bisa jujur padaku. Kau yakin dengan pilihanmu? Kau tidak
menginginkan cintaku lagi?” tanya Junyoung tegas.
Minna memejamkan matanya ketika dilihatnya sosok Junyoung
yang berkembang menjadi tiga. Minna melepas kacamatanya sementara air mata
mulai mengalir dari matanya yang sakit.
“Aku yakin, Junyoung-sshi.
Mianhae… Aku… hanya menganggapmu
sebagai sosok oppa bagiku. Kuharap
kau mengerti.”
Junyoung memejamkan matanya juga.
“Mungkin… suatu saat nanti. Semoga kau… bahagia, Minna-ya.”
Junyoung benar-benar marah, dia ingin melampiaskan amarahnya,
tapi dia tau, tidak ada gunanya merasa marah. Junyoung malah akan jadi pengecut
jika kalah pada amarahnya. Dia meninggalkan apartemen Minna dan tersenyum
getir. Junyoung baru saja dikalahkan Heechul.
“Ternyata… begini rasanya kalah bersaing cinta dengan orang
yang sudah kau anggap sahabatmu sendiri. Rasanya… begitu membuat frustasi,”
ucap Junyoung getir.
Sepeninggal Junyoung, Minna menangis lagi. Tapi ini tangisan
lega. Dia tidak ingin Junyoung mencintai seorang gadis yang sakit, nanti
Junyoung-lah yang akan dikecewakan.
“Mianhae, Junyoung. Aku tau kau begitu baik… aku merasakan
cintamu yang tulus… seorang gadis yang waras tidak akan menolak cinta dan
perhatianmu. Tapi aku sedikit tidak waras, Junyoung. Andaikan aku tidak sakit,
aku pasti akan belajar melupakan Heechul dan mencintaimu. Aku akan merelakan
Heechul dan Hyomi, lalu memulai segalanya dari awal denganmu. Tapi… bukan
begitu keadaannya sekarang, Junyoung. Suatu hari kau akan mengerti, akan
melihat aku yang…”
Minna menghela nafas panjang. Dengan begini, kalau terjadi
sesuatu padanya nantinya, Junyoung tidak akan menyesal. Lalu langkah
berikutnya… Minna menghentikan tangisnya. Dia hanya ingin menyampaikan
perasaannya sebelum segalanya terlambat. Minna meraih ponselnya untuk
mengirimkan SMS pada Heechul.
***
Heechul melangkah tergesa memasuki lift Star Empire. Sebuah
SMS yang dikirimkan Minna semalam membuat Heechul tidak bisa tidur.
To:
Heechul
Besok
jam sembilan pagi, aku menunggumu di ruang latihan lama.
Heechul bahkan berlari menuju lantai tiga extension dan sudah
mendengar denting piano ketika Heechul menginjakkan kaki di tangga menuju
lantai itu. Latihan nada dasar. Dia melihat sosok Minna duduk di hadapan piano
di ruangan yang mereka masuki dulu. Heechul mengetuk pintu dan Minna menyambut
Heechul dengan senyuman. Senyuman manis yang sudah lama tidak dilihatnya. Tanpa
berkata apapun, jari Minna sudah kembali menekan tuts-tuts piano. Minna kembali
memainkan nada dan menyanyikan lagu “Just You” dengan suara Minna yang unik dan
indah.
“혼자는
아닌지
걱정해보지만
I worry about you
I worry about you
다정한 그대라서
Because of your kindheartedness
그럴리 없는 사람 행복한가요
그럴리 없는 사람 행복한가요
Likely, can a person be happy?
이런 내가 필요없을만큼
Even you don’t need a person like me
알아요 부족한 날 너무 잘 알죠
이런 내가 필요없을만큼
Even you don’t need a person like me
알아요 부족한 날 너무 잘 알죠
I know, I know very well I have many shortcomings
하지만 몰라요 누굴 보고 있는지
But I don’t know, who I am looking at
하지만 몰라요 누굴 보고 있는지
But I don’t know, who I am looking at
단 한번만 나를 사랑해줘요
Just love me once
그대는 잃을게 하나도 없죠
There isn’t one thing you should forget
그저 한순간만 나에게
그대는 잃을게 하나도 없죠
There isn’t one thing you should forget
그저 한순간만 나에게
For a moment
시간을 줘요
시간을 줘요
Give me your time
그것뿐이에요”
Just only that
그것뿐이에요”
Just only that
Tidak seperti kali pertama Minna menyanyikan ini, wajahnya
yang dulu tampak sedih, kini dia tersenyum pada Heechul. Jantung Heechul
berdebar makin kencang. Apakah harapan Heechul akhirnya terkabul? Apakah Minna
sedang membalas perasaan cinta Heechul sekarang?
“Terima kasih untuk datang kesini lagi,” ujar Minna.
Heechul duduk di samping Minna di kursi piano, keduanya
saling bertukar pandang.
“Aku akan hadir dimanapun kau memintaku, Minna,” kata
Heechul.
“Aku minta maaf atas semua kesalahanku. Aku tau aku sudah
menyakitimu… aku sudah menjadi begitu jahat padamu…”
Heechul menarik Minna ke dalam pelukannya. Heechul tidak bisa
lebih bahagia lagi dari ini.
“Ani, Minna, aku
tidak butuh itu. Lukaku sudah sembuh… dan kau sama sekali tidak jahat. Hanya
aku mohon… jangan suruh aku kembali lagi pada Hyomi. Aku tidak bisa
mencintainya.”
Minna memberanikan diri untuk membalas pelukan Heechul. Baru
saja matanya menjadi kabur lagi dan dia takut melihat sosok Heechul yang kabur
di hadapannya. Minna memejamkan matanya dan merasakan Heechul yang ada dalam
pelukannya. Seperti inilah yang diinginkan Minna. Inilah yang seharusnya sudah
dilakukan Minna sejak dulu.
“Besok malam… ayo kita kunjungi kedai itu lagi. Aku
merindukannya,” ajak Minna.
“Ayo, Minna! Ayo kita buat taruhan… yang terlambat harus
traktir makanannya.”
Minna tertawa, matanya masih terpejam.
“Tentu, aku tidak takut!” seru Minna.
Minna meletakkan kepalanya di dada Heechul, didengarnya detak
jantung Heechul. Dia ingin didekap begini selamanya oleh Heechul. Walaupun
Minna mati, dia akan pergi dengan tenang.
“Heechul oppa…”
Heechul makin mengeratkan pelukannya. Senyum terbaik Heechul
sedang terlukis di wajah tampannya saat ini. Heechul berjanji akan melindungi
Minna mulai saat ini dan akan membuatnya bahagia.
Sementara itu… Hyomi menekan tombol pada ponselnya dengan
tangan gemetar. Dia baru saja mendapatkan foto yang bagus… Minna dan Heechul
yang tengah berpelukan. Hati Hyomi bimbang. Minna… sosok yang begitu disayangi
Hyomi… mengkhianatinya lagi. Heechul… sosok yang dicintainya… tidak bisa
membalas cintanya. Hyomi menahan amarah dan air matanya sehingga membuat
tubuhnya gemetar hebat. Hyomi akan melupakan segala kebaikan yang pernah dia
terima. Hatinya sekarang terlalu sakit…
“Jika aku tidak mendapatkan apapun, kalian juga… tidak boleh
mendapatkannya,” tegas Hyomi.
Hyomi berlari cepat meninggalkan tempat itu, tujuannya hanya
satu. Tapi ada sosok lain yang melihat ketergesaan Hyomi dan memutuskan untuk
membuntutinya. Dia mengatur nafasnya yang terputus-putus di depan pintu ruangan
berplakat “Park Jekyung.” Hyomi melangkah memasuki ruangan itu setelah mengetuk
pintunya, sedangkan sosok yang membuntutinya tadi membuka kenop pintu dengan
perlahan untuk mendengarkan pembicaraannya dan Park sajangnim.
AKHIRNYA MINNA NGAKU KE JUNYOUNG HOORAAAY .___.
ReplyDelete“Tapi aku akan, Junyoung-sshi. Aku… ingin kau berhenti mencintaiku.”
[*] OMG KEREN (?) Jahat2 gitu sie, kasian junyoung'a, tp saya suka ketegasan dy yg kek gini *O*
seorang gadis yang waras tidak akan menolak cinta dan perhatianmu. Tapi aku sedikit tidak waras, Junyoung.
[*] MINNA KEREN KATA2NYA *O*
omg. akhirnya minna ama heechul .... nah ini slg jujur baru saya suka T^T
eeeeh. tapi itu hyomi jahat bgd :| pikiran'a picik :|
itu siapa yg ngelyat? O_O minwoo kah? junyoung kah? D:
~Stella.