It’s A Love Story
Chapter 2
Mugung
masih menguap ketika melangkah pulang ke kamarnya ketika pagi tiba. Ponselnya
menjerit dengan heboh jam 8 pagi. Perlu usaha keras untuk membangunkan Haru
karena mereka baru tidur jam 2 di malam sebelumnya (mereka berdua ditambah
Eunjae punya penyakit insomnia akut). Tapi mereka harus bangun jam segitu atau
akan terlambat untuk syuting misi pertama mereka yang dijadwalkan jam 10 nanti.
Mugung menendang selembar kertas begitu masuk kamarnya. Dia berjongkok dan
mengambil lembaran itu.
Love Scandal episode 67-72
First Mission
Barang yang perlu disiapkan: perlengkapan
renang
“OMONA!!!
Kenapa tebakan Eunjae tepat sekali… dia pikir bakal ada lomba yang berhubungan
dengan air dan dia memaksaku membawa baju renangnya!” jerit Mugung, tangannya
gemetar, “dan aku… aku… akan mati kali ini…”
Ketika
para peserta sudah berkumpul dan duduk di lobby hotel, Haru khawatir melihat
wajah Mugung yang pucat.
“Tenang,
Mugung, segalanya akan baik-baik saja. Membawa perlengkapan renang kan bukan
berarti kita akan berenang?” hibur Haru, “mungkin kita akan main voli pantai
atau sejenisnya?”
“Entahlah,
Haru… kau tau sendiri…” gagap Mugung.
Haru
mengelus lengan Mugung yang tetap diam. GO yang tadinya ingin mengajak Mugung
bicara jadi ragu. Mereka naik mini van bersama peserta lainnya. Mugung tetap
murung hingga sampai ke pantai. Kesadarannya pulih separuh ketika dia selesai
berganti pakaian dan melihat bayangannya di cermin.
“SIAL
SI EUNJAE!” jerit Mugung marah.
Haru
melihat bayangan Mugung, lalu tertawa terbahak.
“Bikini
ini… kau dikerjai Eunjae, Mugung. Aku tidak pernah lihat dia pakai baju renang
seseksi ini,” kata Haru di sela tawanya, “kurasa dia dan Hami sengaja membeli
ini untukmu.”
Mugung
melirik Haru. Baju renangnya sangat aman, ada dalaman lengan panjang di dalam
tank top renangnya. Bahkan, bawahannya berupa legging selutut.
“Kenapa
kau tidak dikerjai?” tanya Mugung iri.
“Aku
juga dikerjai, tapi malam sebelum kita berangkat aku sempat bongkar lagi isi
koperku dan mengganti baju renang mengerikan itu. Tapi kulihat… kau cocok juga
dengan pakaian itu.”
Mugung
baru akan mencubit lengan Haru namun Haru sudah mengambil langkah seribu. Baju
renang Mugung benar-benar bikini two piece, warnanya pink menyolok. Payudara
Mugung yang padat, bokong yang montok, kulit putihnya terekspos dengan jelas.
Mugung menarik bikininya sedemikian rupa agar belahan payudaranya tidak
terlihat begitu nyata, tapi sepertinya sia-sia saja.
“Cepatlah,
kau akan kena marah Mr. Lee. GO oppa sudah menungumu.”
Mugung
mengerutkan dahinya. Sejak kapan Haru memanggil GO dengan sebutan “oppa”?
Mugung pasrah dan berkumpul dengan peserta lainnya di tepian pantai. Para kru
yang bertanggungjawab soal syuting mulai sibuk dengan peralatan mereka. Haru
menghampiri Taemin dan meninggalkan Mugung dengan GO. Mugung menutupi dadanya
dengan tangannya, merasa kikuk.
“Kau
suka warna pink?” tanya GO.
“Aku
suka hijau. Ini… temanku mengerjaiku,” jawab Mugung kesal.
“Sudahlah,
sampai kapan kau mau begitu terus? Aku tidak akan menyentuhmu.”
GO
meraih tangan Mugung yang menutupi dadanya sehingga tubuh seksi Mugung sekarang
terlihat jelas. Mugung yakin mata GO benar-benar menelusuri lekuk tubuhnya,
Mugung menggigit bibir bawahnya dengan gugup dan wajahnya memerah. Selesai
memandangi Mugung dari atas sampai bawah, GO memandangi wajah Mugung dan
tersenyum padanya. Detik berikutnya, dia sudah menggandeng Mugung berbaris
bersama peserta lainnya. Sang MC Kwanghee dari ZE:A dan Kangin dari Super Junior
sudah membuka acara.
“Jah…
untuk awalnya, kami akan perkenalkan dulu couple kita. Nomor peserta pertama
adalah pasangan Kim Hyunjoong dari SS501 dan Shin Eunhwa,” ucap Kwanghee ceria,
“pasangan kedua… ini dia… Shin Soohyun dari U-Kiss dan Choi Raekyo.”
Kedua
pasangan tersebut melambai ceria pada kamera.
“Nah…
pasangan ketiga ini dongsaeng-ku dari SHINee lho… Lee Taemin dan Goo Haru. Wow,
Haru-sshi, tinggi badanmu membuatmu terlihat cocok dengan Taemin,” goda Kangin
sambil tertawa.
Haru
melambai sekadarnya ke kamera, beda dengan Taemin yang melambai ceria.
“Pasangan
keempat! Lead vocal MBLAQ, GO dan Lee Mugung… GO-sshi… kau terlalu beruntung
kali ini!” puji Kangin sambil menepuk pundak GO.
Mugung
hanya tersenyum sejenak kepada kamera dan buru-buru memalingkan wajahnya.
Mugung tau yang Kangin bicarakan tentu saja adalah dirinya yang terlalu seksi.
“Pasangan
terakhir kita adalah evil magnae Cho Kyuhyun dari Super Junior dengan Choi
Jira!” jerit Kwanghee, sempat melakukan hi-five dengan Kyuhyun.
“Dalam
enam episode ke depan, kita akan bermain dengan para pasangan ini! Nah… siap
untuk misi pertama? Kwanghee-sshi, kau siap?”
“Kalau
penonton siap, bagaimana mungkin MC tidak siap? Aku khawatir peserta yang masih
belum siap. Mereka baru bertemu untuk pertama kalinya dua hari yang lalu.
Tentunya mereka masih merasa canggung satu sama lain.”
“Tenang
saja, nanti mereka punya banyak waktu untuk menjadi akrab. Para peserta,
sekarang siap?”
“Siap!!!”
seru para peserta-kecuali Mugung-dengan kompak.
“Jah…
jelaskan misi pertama untuk mereka, Kwanghee-sshi!”
“Misi
pertama Love Scandal. Para peserta turun bersama ke laut, bersama pasangan
harus berenang dengan salah satu tangan bergandengan menuju kapal yang berhenti
disana itu (menunjuk). Nanti kru akan melemparkan kalung kerang yang harus
dipakai para peserta yang duluan sampai,” jelas Kwanghee cepat, “tentu saja
pemenang akan ditentukan berdasarkan kecepatan dan tangan yang tidak boleh
terlepas selama berenang pergi dan kembali.”
Mugung
dan para peserta mengamati kapal yang lumayan jauh dari pesisir pantai dan
tubuhnya mulai berkeringat dingin. GO menyadari tubuh Mugung yang menempel
padanya sedikit bergetar.
“Kau
tidak bisa berenang, Mugung?” tanya GO.
“Lebih
dari itu. Aku… aku trauma pada air, GO-sshi. Aku pernah… tenggelam dan itu…”
jawab Mugung gagap.
Tiba-tiba
saja, GO menggenggam tangan Mugung.
“Jangan
takut, kau bisa mengandalkanku,” tegas GO.
Mugung
memandangi wajah GO dengan ragu.
“Tapi…
tapi aku… air…” Mugung masih tergagap.
GO
balas memandang Mugung sekarang.
“Apa
kau pikir aku akan membiarkanmu tenggelam? Kau itu pasanganku!” ujar GO.
Mugung
terkesiap. Entah kenapa, mendengar ucapan GO itu, dia merasa sedikit tenang.
Mugung melirik para peserta lainnya, terutama peserta pria, sudah melepas pakaian
mereka, menyisakan celana boxer saja yang motifnya lucu-lucu.
“GO-sshi…
kenapa belum buka baju?” tanya Mugung to the point.
“Aish,
aku tidak mau buka baju.”
“Memangnya
kenapa? Badan GO-sshi tidak sekurus Taemin-sshi kan?”
“Pokoknya
tidak akan,” jawab GO sambil memandangi Mugung lagi, “atau kau ingin melihat
tubuhku? Boleh saja… tapi hanya untuk privasi kita berdua. Kita bisa menemukan
tempat yang cocok nantinya.”
Mugung
melepas genggaman tangan GO dengan kesal, namun GO hanya tertawa lepas. Mereka
melangkah menuju garis start dan perlahan, Mugung merapat lagi dengan GO.
“Dorong
airnya dengan tangan dan kakimu, jangan panic, ada aku. Dorong saja dan jangan
lepaskan tanganku. Arasso?”
Mugung
mengangguk dan membiarkan tangan kirinya digenggam GO. Selalu saja… tangan GO
terasa hangat. Ketika peluit ditiup Kangin, para peserta berlarian ke laut dan
mulai berenang. Mugung berjuang keras mengepak di dalam air, mencengkeram
telapak tangan GO sekuat mungkin. GO berenang cepat dan menarik Mugung
bersamanya. Suara para kru dan penonton di pantai sana agak teredam oleh bunyi
kecipakan air para peserta yang berjuang di lautan. Pasangan Taemin-Haru
berenang sangat cepat dan lincah, mereka sampai lebih cepat ke kapal yang
dimaksud. Namun sial bagi Mugung-GO, mereka sampai terakhir. Ketika kalung
kerang dilempar, GO cepat-cepat mengalungkan milik Mugung sebelum mengalungkan
miliknya sendiri.
“GO-sshi…
mianhae… pasti berat membawaku berenang dengan satu tangan begitu…” sesal
Mugung, merasa ingin menangis.
“Kita
belum kalah. Aku tidak akan menyerah sampai batas terakhir kemampuanku.”
GO
kali ini menyelipkan jari-jarinya di sela jari-jari tangan Mugung,
menggenggamnya lebih erat lagi dan mulai berenang. Mugung berusaha keras untuk
mengepak secepat yang dia bisa. Harapan mereka sedikit membumbung ketika
akhirnya berhasil mengejar dan meninggalkan Kyuhyun, dan pegangan tangan
Soohyun dan pasangannya terlepas. Taemin-Haru berkecipak tidak jauh di depan
mereka, namun mereka sudah sangat ketinggalan dengan Hyunjoong yang entah
bagaimana bisa berenang secepat ikan lumba-lumba sekarang. Mugung menoleh dan
melihat wajah serius GO… Dan dia merasa harus mengerahkan kemampuannya lebih
keras lagi.
“Hyunjoong
dan Eunhwa sampai duluan! Disusul… Taemin-Haru!” jerit Kangin di pesisir pantai,
“dan di urutan ketiga… GO dan Mugung!”
“Kurasa
kau sebenarnya bisa berenang, Mugung,” ujar GO.
“Dengan
gaya anjing yang takut tenggelam tadi?” tanya Mugung, terengah.
Ketika
melangkahkan kaki mereka untuk menginjak pantai, Mugung merasa kakinya lemas.
Namun sebelum dia terjatuh, GO menahan kedua siku Mugung.
“Mugung-ah…
gwaenchana?”
Mugung
menganggukkan kepalanya dan berusaha menjejak lagi. Dia hanya merasa kakinya
kebas sehabis menendang air tadi. Semua peserta kembali berbaris dengan rapi.
“Sekarang
kami akan bacakan point dari misi pertama. Pasangan pertama mendapat point
100,” ujar Kangin heboh.
“Pasangan
kedua… ah, Soohyun, sayang sekali tadi genggaman tangan kalian terlepas. Nah,
kalian tidak dapat point karena itu. Eits, jangan protes denganku, itu memang
keputusan juri. Pasangan ketiga mendapatkan 50 point karena finish di posisi
kedua,” ujar Kwanghee sambil menepuk pundak Taemin.
Taemin
dan Haru tertawa bersama, membuat Mugung iri melihat kekompakan mereka.
“Di
urutan ketiga… omona, GO-sshi, bagaimana kalian bisa mengejar ketertinggalan
kalian ini?” tanya Kangin kagum, menyodorkan mic pada GO.
“Ah…
er… beruntung, kurasa?” jawab GO ragu.
“25
point untuk kalian! Dan untuk pasangan kelima, kalian mendapatkan hanya 10
point! Nah… misi pertama selesai!”
Seruan
para penonton terdengar membahana di balik kamera-kamera yang beroperasi.
“Malam
ini juga kalian akan langsung dapat misi tambahan. Misinya akan dibacakan oleh
Kangin-sshi,” ujar Kwanghee, menyerahkan kertas pada Kangin, “tapi jangan
khawatir, ini hanya misi kecil.”
“Apa
mereka gila? Kita tidak diberi waktu istirahat?” keluh Mugung.
“Kau
memang tidak pernah menonton Love Scandal, ya? Kita baru akan dapat waktu luang
mulai hari ketiga, itupun hanya setengah hari saja,” bisik GO.
“Bagaimana
dengan pekerjaanku?” protes Mugung.
“Kau
masih enak, kan kau bisa mengerjakannya di dalam apartemen saja. Sedangkan
jadwal MBLAQ mengharuskan aku untuk keluar,” ujar GO.
GO
menghela nafas panjang. Mugung jadi berpikir, apakah seberat itu menjalani kehidupan
sebagai artis?
“Setelah
ini kalian akan langsung diantar ke apartemen kalian yang baru. Namun,
apartemen itu dalam keadaan yang berantakan. Kalian harus merapikan segalanya
dan memasak makan malam sebelum jam 9 malam. Cukup mudah kan?” tanya Kangin.
Para
peserta menggerutu, hanya Hyunjoong yang terlihat tenang. Mereka kembali masuk
ke mini van yang tadi mengantar mereka, lalu mini van itu mengantar mereka ke
sebuah gedung apartemen yang cukup mewah. Yang pasti, lebih mewah dari
apartemen Mugung.
“Akan
kubagikan card key kepada kalian.”
Kangin
memberikan kepada setiap peserta selembar electronic card. Secara naluri,
Mugung dan Haru selalu melirik barang yang dipegang satu sama lain.
“Haru,
kenapa nomor apartemen kita beda?” tanya Mugung.
“Itu
jelas kan, kita akan tinggal sendiri-sendiri dengan masing-masing pasangan
kita,” jelas Haru tenang.
“APA
KATAMU?”
“Kenapa
harus berteriak sekencang itu sih?” hardik GO, “ayo ke apartemen kita sekarang,
kalau tidak misi kita tidak akan selesai.”
“Tapi…”
Haru
hanya melambai pada Mugung yang ditarik GO pergi.
***
Mereka
memasuki apartemen, naik lift dan berhenti berjalan tepat di depan pintu kamar
bernomor 429.
“Ini
dia apartemen kita. Jadi penasaran seberapa dibuat berantakannya apartemen ini
oleh tim Love Scandal.”
GO
memasukkan kartunya ke mesin kunci dan pintu terbuka. Begitu melangkah, lampu
langsung menyala. Mata GO dan Mugung terbelalak kaget. Satu set sofa terletak
dengan tidak semestinya (ada yang terbalik), rak buku jelas menghalangi sebuah
pintu menuju ke ruangan lain, kabel-kabel barang elektronik belum terpasang,
karpet miring, meja berdebu. Ketika melangkah ke dapur, barang-barang disana
juga tampak berantakan seolah baru saja terjadi gempa disana. GO menggeser
lemari yang menghalangi pintu, membuka pintu dan mengeceknya sejenak sebelum
mengecek pintu lainnya.
“Mugung,
aku punya usul dan kuharap kau mau bekerjasama denganku kalau kau ingin kita
menang di misi kecil ini,” ucap GO.
Mugung
terdiam, tiba-tiba merasakan GO mengeluarkan aura kepemimpinan, meski dia
notabene bukan leader di MBLAQ.
“Kita
harus membagi tugas. Dua ruangan ini jelas dimaksudkan sebagai kamar kita, jadi
aku akan ambil kamar di kiri ini, kau yang sebelahnya,” tunjuk GO pada dua
pintu di dalam apartemen, “kamarku lebih berantakan, tapi kupikir aku bisa
menyelesaikannya lebih cepat. Ruang tamu juga akan aku bereskan. Apakah kau
keberatan membereskan kamar dan dapur?”
Mugung
melirik keadaan dapur dan ruang tamu, menimbang sejenak.
“Kelihatannya
dapur lebih mudah. Jadi aku tidak keberatan.”
“Bagus.
Dan apakah kau bisa memasak?”
“Ng…
tidak.”
“Aku
yang akan memasak. Kita bereskan dapur dan ruang tamu dulu kalau begitu. Ayo,
bergerak sekarang. Kita punya…” GO melirik arlojinya, “persis tiga jam untuk
menyelesaikan semuanya.”
GO
tersenyum menyemangati Mugung. Keduanyapun mulai bekerja dalam diam. Sesekali,
Mugung melirik GO. Entah bagaimana tangan GO bisa begitu cekatan membereskan
keadaan ruang tamu, bahkan kuat mengangkat benda-benda seberat sofa.
“Namja…
memang kuat ya.”
Waktu
berlalu dengan cepat dan GO membawa sapu ke dapur.
“Belum
selesai?”
“Ah
ini, aku tinggal menyusun piring di rak saja.”
“Tinggalkan
saja itu. Setelah menyapu aku akan menyelesaikannya dan langsung memasak. Kau
mulailah membereskan kamarmu.”
Mugung
menurut dan meninggalkan dapur. Ketika melewati ruang tamu, Mugung melihat
bahwa ruangan itu sudah tertata begitu rapi. Mugung berdecak kagum. Mood Mugung
berubah buruk ketika melihat kamarnya yang berantakan sekali, bahkan bed cover
belum terpasang di spring bed-nya.
“Waktunya
hanya sejam lebih… sebaiknya kuselesaikan cepat-cepat. Siapa tau aku masih
punya waktu untuk membantu GO membereskan kamarnya.”
Baru
mendorong lemari yang miring saja sudah membuat Mugung ngos-ngos-an. Mugung
menepuk debu yang menumpuk di dalam lemari pakaian, lalu membersihkan ruangan
dengan vacuum cleaner. Ketika mengecek meja rias, rupanya debu juga bertumpuk
di beberapa laci kecil.
“Mereka
mengumpulkan dari mana sih debu sebanyak ini? Aku akan tanya Haru apa dia juga
mengalami hal yang sama…” gerutu Mugung.
Mugung
membuka laci berikutnya dan seekor serangga berkaki banyak merayapi tangan
Mugung. Mugung meliriknya dengan ngeri, bulu kuduknya meremang. Di dalam laci
itu, masih ada beberapa ekor lagi… Mugung berpikir lebih baik dia mati daripada
harus melihat serangga-serangga itu bersentuhan dengannya…
“Gyaaaaaaaah~~~”
jerit Mugung kencang.
Terdengar
langkah tergesa dan GO masuk ke kamar. Mugung terpaku di tempatnya berdiri,
tangan masih di laci.
“Kenapa,
Mugung? Ada apa?” tanya GO panic.
Mugung
memandangi GO, wajahnya tampak hampir menangis, “GO-sshi… je… bal…”
GO
mengernyitkan dahinya, namun melihat ada seekor laba-laba merayap di leher
Mugung dan pengertian merasuki otaknya. GO berjalan perlahan… namun dengan
pasti menggenggam si laba-laba yang merayapi leher Mugung, menjatuhkan
laba-laba itu ke lantai. GO menarik lengan Mugung menjauhi laci.
“Keluar!
Akan kubereskan!”
Mugung
berlari tunggang-langgang ke luar kamarnya, membanting pintu kamar tertutup.
Entah apa yang GO lakukan dengan serangga paling mengerikan di dunia (bagi
Mugung) itu, namun terdengar bunyi gedebukan dari dalam sana. Mengalihkan rasa
takutnya, Mugung ke dapur. Daging asap, nasi goreng kimchi dan kol tumis
tersaji dalam piring-piring di dekat kompor. Sebuah panci tertutup masih
dimasak di atas kompor. Mugung mengambil inisiatif untuk menata meja makan. Tak
berapa lama kemudian, GO keluar kamar. Di wajah manisnya, ada keringat menetes.
“Mereka
kuusir lewat jendela kamarmu. Jangan khawatir, aku sudah pastikan tidak ada
lagi serangga itu. Ternyata kau takut laba-laba?”
Mugung
bergidik, “jangan dibahas lagi.”
GO
tertawa dan membuka tutup panci. Rupanya dia memasak sup jagung yang begitu
wangi. Mengambil sendok, GO mencicipi sup yang masih mengepul itu.
“Ah,
sebentar lagi sepertinya. Mugung, bisakah kau matikan apinya sepuluh menit
lagi? Waktu kita tinggal 20 menit lagi, aku harus membereskan kamarku dengan
cepat.”
“Bagaimana
kalau aku membantumu?”
“Tidak
perlu. Aku pasti bisa menyelesaikannya.”
Seperti
biasa, GO selalu percaya diri. Mugung memandangi GO yang berlalu dari
hadapannya.
“GO…
punya kepribadian yang menarik. Aku suka namja seperti itu,” kata Mugung.
Lalu
Mugung terkesiap.
“Apa
aku bilang tadi? Aku pasti sudah gila…” keluh Mugung, menggelengkan kepalanya.
Mugung
kembali menata meja dan menunggu GO dengan sabar… namun sudah setengah jam, GO
belum juga keluar kamar. Mugung memutuskan menyusulnya ke kamar dan melihat GO
merapikan ranjangnya. GO menyadari kehadiran Mugung dan tersenyum tipis padanya.
“Ah,
mianhae, Mugung… sepertinya kita kalah kali ini.”
“Gwaenchana.
Itu juga gara-gara laba-laba tadi yang menyita waktu kita. Lupakan saja, kita
masih punya banyak misi. Kita makan yuk, aku lapar.”
GO
menyusul Mugung ke dapur.
“Wow,
rapi sekali kau menata meja.”
“Tidak
enak rasanya kalau aku tidak bisa melakukan apa-apa. GO-sshi memasak, aku
menata meja, saling membantu.”
“Kita
saling mengisi.”
Mugung
mematung ketika GO memandangnya sambil tersenyum. GO mengulurkan tangannya dan
menyentuh pipi kiri Mugung.
“Ada
debu… disini.”
Usapan
jari GO begitu lembut, begitu hangat, begitu… Mugung yakin dia mengidap
penyakit jantung sekarang. Bel pintu berbunyi nyaring dan Mugung jelas
melonjak. GO beranjak membukakan pintu. Rupanya ada Kangin dan seorang kru yang
membawa kamera.
“Anyeong,
GO-sshi dan Mugung-sshi. Sayang sekali kalian tadi tidak menyelesaikan misi
tepat waktu,” ucap Kangin tanpa basa-basi.
“Tadi
kami dapat gangguan laba-laba.”
“Aku
datang kesini untuk ikut makan malam. Ada bau menyenangkan yang membuat lapar
dari dapur kalian.”
“Oh,
silakan. Kami baru saja akan mulai makan malam. Masuk saja.”
Mugung
tersenyum pada sosok Kangin yang tegap dan ceria.
“Mugung-sshi,
aku tidak mengganggu kan kalau ikut makan malam dengan kalian?”
“Tentu
saja tidak, Kangin-sshi,” jawab Mugung, “duduklah, aku akan mempersiapkan
perlengkapan makanmu.”
Sambil
disyuting, mereka mulai makan bersama. Kangin terlihat makan dengan lahap dan
bahagia.
“GO-sshi
yang memasak semua ini?” tanya Kangin kaget.
“Ne,
Kangin-sshi,” jawab GO.
“Masakanmu
enak sekali dan kelihatannya kau sangat professional di bidang masak memasak,”
puji Kangin.
GO
tertawa dan entah mengapa, Mugung suka mendengar suara tawanya.
“Aku
bukannya professional, Kangin-sshi. Aku hanya terbiasa memasak saja di dorm
MBLAQ,” ujar GO merendah.
“Nah,
Mugung? Bagaimana rasanya punya pasangan yang serba bisa, tampan dan bersuara
indah seperti GO-sshi?”
Mugung
tersentak, “hah? A… ku…”
“Hahaha…
lihatlah, Mugung saja dibuat gagap olehmu, GO. Berani jamin, Mugung pasti sangat
bahagia.”
Kangin
tertawa terbahak dan membuat wajah Mugung memerah, bahkan Mugung tidak berani
lagi melirik kamera.
“Nah,
aku harus mengunjungi pasangan lain yang belum dikunjungi Kwanghee-sshi. Kalian
cepatlah istirahat, misi besok akan diberitahukan lewat kertas lagi tentunya.
Tapi kalian harus bangun sebelum jam 9 pagi ya. Dan GO-sshi, terima kasih untuk
jamuannya. Berharap besok-besok aku dapat jatah mengunjungi kalian lagi,” ucap
Kangin cepat dalam satu tarikan nafas.
“Cheonmaneyo,
Kangin-sshi,” balas GO.
Mugung
dan GO mengantar Kangin dan sang cameramen keluar apartemen. Mugung menghela
nafas panjang. Dia lelah sekaligus kenyang.
“Mugung,
sebaiknya kau istirahat. Kau mandilah dulu.”
Berhubung
hanya ada satu kamar mandi dan toilet di apartemen itu, tentunya Mugung dan GO
harus bergiliran mandi.
“Hmm…
ani, GO-sshi. GO-sshi mandi saja dulu, aku akan membereskan meja,” tolak
Mugung.
“Biar
aku saja yang bereskan.”
“Ani.
GO-sshi sudah memasak, jadi sekarang giliranku yang membereskan meja.”
Mendengar
nada bicara Mugung yang setengah memaksa, GO tau tidak ada untungnya
bertengkar. GO tersenyum tipis.
“Baiklah
kalau begitu,” setuju Mugung.
Malam
itu berakhir dengan Mugung membereskan meja, mandi dan berbaring di kamar.
Mugung merasa seluruh badannya pegal, padahal ini baru syuting hari pertama.
Bahkan GO setelah habis mandi tidak lagi beraktivitas, dia mengucapkan selamat
tidur pada Mugung dan tidak keluar kamar lagi. Mugung menghela nafas panjang.
Kamar yang ditempatinya tidak buruk, hanya saja Mugung tidak pernah terbiasa
tidur di tempat yang bukan kamarnya. Mugung meraih ponselnya yang sedang
di-cash, mengirimkan pesan pada Eunjae. Lama berselang… SMS tidak dibalas.
Mugung beralih pada Hami. Namun pesan Mugung tidak sampai, itu tandanya ponsel
Hami dinonaktifkan. Hanya satu pilihan terakhir Mugung, Haru. Nasib SMS Mugung
itu sama seperti SMS yang dikirimkan pada Eunjae, tidak ada balasan. Mugung
gelisah di ranjangnya. Menjelang jam 12 malam, SMS Mugung akhirnya dibalas
Haru.
From:
Haru
Mugung,
mianhae, tadi aku main monopoli dengan Taemin. Sekarang aku mengantuk sekali.
Kita tidur saja yuk, aku takut besok tidak bisa bangun untuk misi baru.
Jaljayo~
Mugung
terhenyak. Dia mencoba berbagai cara: main game, tidur sembarangan arah,
membaca novel… tapi menjelang jam 2 pagi, dia masih tidak bisa tidur. Mugung
memaksa dan memaksa matanya untuk terpejam…
***
daebak . . .
ReplyDeletebikin penasaran nih :)