Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Friday, 18 May 2012

(When Our Dreams Come True) I Finally Found You chapter 4


When Our Dreams Come True
I Finally Found You
Chapter 4

Cwe: ”Mencari ini?”

Chun mendongak dari posisi menjongkoknya di dalam mini market, dan dia melihat sosok Mugung memegang kunci mobilnya. Mugung tersenyum padanya.

Chun: ”Mugung, koq ada disini?”
Mugung: ”Rumahku dekat sini, dan aku tadi belanja keperluan rumah.” *menunjuk kantong belanjaan* ”Apa oppa mencari kunci mobil? Inikah?”
Chun: *mengambil kunci* ”Ahh gomawo, Mugung. Ayo, aku harus kembali ke gedung perhelatan acara. 5 menit lagi penampilannya mulai. Ikut, Mugung.”

Mugung merasa ”terseret” digandeng Chun.

Mugung: ”Acara yang sama dengan Whyenda? Si Hyung Joon oppa?”
Chun: ”Ye.”
Mugung: “Tapi kesana paling cepat 10 menit loh oppa.”
Chun: ”Gimanapun harus dicoba. Bisa2 dongsaengku dalam keadaan parah sekarang.”
Mugung: 0.0

***

Tapi dugaan Chun salah. Hyung Joon sang dongsaeng tampil memukau di atas panggung. Dia menyanyikan tiga lagu upbeat berturut-turut malam itu, dan menjadikan suasana ”hot”.

Mugung: ”Bukannya itu Hyung Joon oppa yang nyanyi?”

Chun mendengarkan dengan seksama saat memarkir mobil. Gak salah lagi, itu Hyung Joon sedang menyanyi dan dielu-elukan seisi gedung.

Chun: ”Kau benar, Mugung, itu dia. Tapi gimana bisa...?”
Mugung: ”Daripada sibuk bertanya, mending kita liat langsung.”
Chun: ”Ahh benar.”

Chun menggandeng Mugung tapi Mugung melepaskannya.

Mugung: ”Aku gak boleh masuk kan?”
Chun: ”Ada aku disini. Kau boleh masuk.”

Mugung bingung tapi berjalan mengikuti Chun. Keduanya masuk ke gedung setelah Chun menunjukkan ID card dan mengatakan Mugung adalah salah satu kru Hyung Joon. Mereka langsung masuk ke ruangan utama dan melihat Hyung Joon tampil dengan enerjik.

Mugung: ”Kayaknya gak ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan.” ^^
Chun: ”Iyah sih. Ayo, kita tunggu di belakang panggung. Sekalian kita tunggu Whyenda juga setelah acara usai.”

***

Mugung duduk di kursi panjang di depan gedung. Udah malam hari saat itu, dan para penonton dan artis mulai bubar begitu acara selesai. Chun dan Hyung Joon menyelesaikan sesuatu bersama panitia, begitu juga Whyenda. Jadi Mugung menunggu mereka sendirian di luar. Matanya gak berhenti berpindah wajah, dari Lee Min Ho, Han Hyo Joo, Yoon Eun Hye, Jang Geun Suk... Cute, keren, cakep, cantik, semuanya aku suka, celetuk Mugung girang dalam hatinya. Ahh ada Kim Bum, dan Ki... hah? Ngapain dia disini?

Ki Bum: ”Ngapain kau disini?”

Mugung yang sedari tadi duduk manis langsung berdiri. Gak menolong sama sekali, Mugung yang tingginya Cuma 157 cm masih tampak mungil di hadapan Ki Bum yang 180 cm. Tapi tampang Mugung menunjukkan kalo dia tangguh.

Mugung: ”Emang Cuma kalian yang boleh kesini?”
Ki Bum: ”Ahh ya, setauku sih gitu. Cuma artis yang boleh kesini, itu tepat.”
Mugung: ”Aku juga bisa jadi artis kalo aku mau, tau!”
Ki Bum: ”Ayo dong, tunjukkan kalo kau bisa. Di depanku sekarang. Ayo.”

Mugung naik darah. Baru dia akan mendamprat Ki Bum ketika dia melihat sosok Sung Min dan Ryeo Wook berjalan ke arah Ki Bum, dan di belakang mereka sepuluh member Super Junior menyusul. Mugung menciut melihat mereka.

Ki Bum: *menoleh ke belakang* ”Ehh Wookie, Umin hyung.”
Sung Min: ”Temanmu, Bum? Artis mana? Kenalin dong.”
Ryeo Wook: ”Dan dia manis.” ^^ ”Anyong.”

Wajah Mugung memerah seketika.

Ki Bum: “Dia ini bukan artis, hyung, dia… eh, kau mau kemana hah!”

Mugung uda kabur sebelum Ki Bum selesai ngomong. Dalam usahanya berlari, dia nyaris menabrak Kang In, dan cwo2 cakep itu memperhatikan sosok Mugung yang berlari dengan heran, dan akhirnya Mugung menabrak dada Chun yang bidang. Dia terhuyung dan nyaris jatuh, Ki Bum baru akan melangkah kesana, tapi batal karena Chun uda menarik Mugung sebelum jatuh. Sosok Whyenda dan Hyung Joon menyusul di belakang Chun.

Ki Bum: ”Ayo pulang.”
Sung Min: ”Ehh tapi temanmu itu... apa dia gapapa?”
Ki Bum: ”Dia lebih tangguh dari yang kalian bayangkan, hyung. Ayo.”

Dengan heran, Super Junior melangkah pergi. Mugung masih menggosok-gosok dahinya yang menabrak Chun.

Chun: ”Kau kenapa, Mugung?”
Mugung: ”Ketemu setan.”
Hyung Joon: ”Hah? Apa? Mana setannya?” *panik*
Whyenda: ”Maksudnya Bum kali. Iyah kan, Mugung?”
Mugung: ”Tepat. Menyebalkan dia itu, sok keren.”
C+H+W: ”Tapi menurut kami Ki Bum keren.”
Mugung: ”Bah, whatever. Aku cape...” *menguap*
Chun: “Gimana kalo aku antar kau pulang dulu?”
Hyung Joon: ”Ato mau tahan ngantuknya bentar? Kami mau makan di kaki lima dekat sini.”
Mugung: ”Anio. Aku gak ta... hannn...” *menguap lagi*
Whyenda: *tertawa* ”Mugung kalo uda jam 10 malam pasti ngantuk dan setengah jam lagi dia akan bobo, gak peduli dimana dia saat itu.” XDD
Chun: ”Kalo gitu aku akan antar dia pulang. Joon, tunggu hyung, ntar hyung jemput lagi. Hyung juga mau makan.”
Hyung Joon: ”Itu jelas.” XD

Whyenda dan Hyung Joon mengantar Chun dan Mugung pergi, dengan Mugung yang matanya uda 10 watt (???).

Hyung Joon: ”Gak keberatan makan di kaki lima? Penyajiannya lebih cepat soalnya. Aku uda lapar.”
Whyenda: ”No problem.”

Whyenda mengikuti Hyung Joon berjalan dalam diam menuju salah satu kios jalanan kecil yang menjual makanan. Mereka memasak sesuatu yang sangat wangi dan Whyenda lapar. Mereka duduk di meja pojokan di pinggir jalan, kios itu lumayan penuh, tapi mereka gak memperhatikan baru ajah ada artis yang bergabung dengan mereka. Mereka memesan makanan, Hyung Joon memesan dua piring, dan duduk tenang. Hyung Joon tersenyum pada Whyenda.

Hyung Joon: ”Aku traktir. Ucapan terima kasih.”
Whyenda: ”Gak perlu begitu sungkan. Kita kan lawan main.” ^^
Hyung Joon: ”Tapi apa kau tau coklat itu benar2 menyelamatkan jiwaku?”
Whyenda: ”Sebenarnya apa sih kisah di balik coklat itu?”
Hyung Joon: ”Aku baru berkarir selama 3 tahun sebagai penyanyi, tentu kau tau itu. Nah, dari dulu, aku selalu takut tampil di depan publik. Untuk rekaman, mungkin aku okey, tapi untuk menyanyi di panggung, aku parah. Dulunya aku bakal digabung dengan boyband, tapi pembentukan boyband itu gagal dan aku langsung debut tanpa aku sendiri siap. Itulah yang menyebabkan aku trauma. Chun hyung selalu memberiku coklat sebelum aku tampil. Coklat emang punya khasiat untuk meredakan stress, kau tau itu, tapi dengan adanya coklat, aku merasa sangat aman, dan berani.”
Whyenda: ”Boleh dibilang coklat itu kayak morfin oppa? Sebelum tampil di depan orang oppa harus makan coklat?”
Hyung Joon: ”Yap. Menyanyi, akting, jumpa pers, semua yang mengharuskan aku tampil di hadapan orang banyak, aku harus makan coklat.” ^^
Whyenda: ”Wew, berarti oppa harus punya stock coklat yang banyak.”
Hyung Joon: ”Saking terburu-burunya hari ini aku dan hyung lupa bawa coklat. Makanya hyung pergi ke mini market. Tau2 kuncinya malah jatoh.”
Whyenda: ”Beruntung sekali ada Mugung disana dan ketemu juga kuncinya.”
Hyung Joon: ”Yap, si Mugung suka muncul di tempat yang gak kita sangka2 kan?” ^^ ”Lalu gimana kau bisa dapat coklatnya? Point yang ini kau belum cerita dan membuatku penasaran.”
Whyenda: ”Ahh itu. Itu coklat Ryeo Wook, aku uda bilang kan? Tadinya aku tanya ke satpam apa ada mini market di dekat sini, ternyata gak ada. Aku putus asa dan pergi ke anak2 SuJu. Mereka kan ber-13, jadi kupikir mungkin ajah salah satu dari mereka membawa keajaiban. Dan ternyata Ryeo Wook emang bawa coklat.”
Hyung Joon: ”Aku benar2 perlu berterimakasih pada Ryeo Wook secara langsung.”
Whyenda: ”Itu akan membuat Ryeo Wook senang.”

Keduanya makan dengan lahap begitu pesanan mereka datang.

Hyung Joon: ”Ahh Whyen, boleh minta nomor hapemu?”
Whyenda: ”Hah?”
Hyung Joon: ”Chun hyung dan Mugung uda bertukar nomor hape, sedangkan kita yang lawan main bahkan belum bertukar.” =.=”
Whyenda: ”Oppa benar juga.”

Mereka asik bertukar nomor hape ketika Chun datang, duduk di antara mereka berdua dan memesan makanan dengan porsi yang membuat Whyenda membelalakkan matanya.

***

Seperti biasa, keadaan rusuh di kampus kalo Whyenda dan Ki Bum kuliah. Mereka hari ini berkumpul di ruang 404 untuk mulai kuliah jam 2 siang. Mugung duduk di pojokan, memperhatikan Ki Bum di depannya yang melayani fans, dan di kanannya, Whyenda juga dikerumuni. Tiba2 dari luar ruangan ada lagi serombongan fans yang menyerbu. Tau2 ada seorang cwo yang sangat agresif terhadap Whyenda.

Cwo: ”Whyenda, ayo, kencan denganku!”

Semua orang, termasuk Ki Bum dan fansnya terpana. Mugung yang sedari tadi sibuk dengan komiknya mendongakkan kepalanya. Itu dikenalnya sebagai anak semester 6 juga tapi dari fakultas yang berbeda, dan Mugung gak ingat namanya =.=” Whyenda tersenyum kikuk.

Whyenda: ”Ahh ehh...”
Cwo: ”Please, sekali ajah. Temani aku nonton dan makan malam, aku gak akan begini lagi. Hanya sekali, please.”
Whyenda: ”Aku...”
Cwo: ”Aku bertaruh dengan teman2ku. Kata mereka kalo aku bisa mengajakmu kencan, aku akan mendapat...”

Seketika Mugung berdiri dan membuat bangkunya terjatuh. Semuanya kini menatap Mugung, termasuk Whyenda dan si cwo.

Mugung: ”Berapa hah? Berapa yang akan kau dapat kalo kau berhasil mengajak Whyenda?”
Cwo: ”85000 won...”
Mugung: ”Kau pikir Whyenda seharga 85000 won hah? Apa kau memakai otakmu untuk berpikir? Jangan bercanda!”
Whyenda: “Mugung…”
Mugung: *galak* “Whyenda, kau mau pergi dengan orang ini?”
Whyenda: ”Aku...”
Mugung: ”Jujur! Sesekali kau perlu mengungkapkan isi hatimu, menjadi Whyenda yang sesungguhnya, bukan kau yang imitasi!”

Whyenda menghela nafas panjang. Kata2 Mugung sangat bermakna dan menusuk hatinya. Tapi Mugung benar, dia tau pasti tentang itu.

Whyenda: ”Mugung benar. Mianhamnida...” *berdiri dan membungkuk* ”Aku gak bisa pergi denganmu, karena aku bukan bahan taruhan.”
Mugung: ”Kembalilah kalo kau uda memakai otakmu!”

Si cwo tampak kecewa tapi keluar ruangan. Mugung kembali menegakkan bangkunya dan duduk disana dengan tenang, seakan gak memperhatikan semua orang yang tengah memandangnya.

Whyenda: ”Mugung... kau terlalu keras.”
Mugung: ”Apa? Emangnya aku salah? Aku benar kan kalo dia gak pake otaknya?”
Whyenda: ”Mugung... kau harusnya memakai kata2 yang lebih halus...”
Mugung: ”Kau terlalu halus, Whyenda! Itulah sebabnya kau gak pernah menjadi dirimu yang sebenarnya di hadapan orang lain! Sesekali itu semua perlu, Whyenda, katakan apa yang kau gak mau!”
Whyenda: ”Bukannya aku harus tetap begini? Menjadi Whyenda yang sempurna?” *marah*
Mugung: ”Terserah kau lah. Lain kali jangan libatkan aku lagi dalam dunia keartisanmu, nona sempurna Whyenda.” *galak*
Whyenda: ”Silakan. Aku bisa sendirian koq.” *ketus*

Mugung gak lagi mau menjawab. Dia menjejalkan buku2 yang berserakan ke tas selempangnya dan beranjak pergi. Ki Bum yang sigap menarik tangan Mugung.

Mugung: ”Lepaskan aku, Bum!”

Mugung menyentak dengan keras dan pegangan Ki Bum terlepas. Semuanya masih terpana dengan sosok Mugung yang pergi dan Whyenda terduduk dengan shock. Ini untuk pertama kalinya Whyenda dan Mugung bertengkar, setelah mereka berteman 10 tahun lamanya.

Ki Bum: ”Whyen... gwaenchana?”
Whyenda: ”Gwaenchana... Bum.”
Ki Bum: *menyelidik* ”Really?”
Whyenda: ^^ ”Gak ada yang perlu dikhawatirkan.”

Dan dosen yang masuk membuat anak2 bubar ke tempat duduk ato ruangan lainnya masing2.

***

No comments:

Post a Comment