No Other The Story
Chapter 35
XILI’S DIARY
CHAPTER 35
ONE LOVE
Banyak perubahan yang kembali
terjadi di hidup dan lingkungan di sekitarku. Yifang jie kembali mendapatkan
tawaran acting, kali ini porsi aktingnya sudah lebih banyak sebagai sahabat
dari pemeran utama wanita di drama yang akan ditayangkan tiga bulan lagi.
Dengan demikian dia juga menepati janjinya untuk berhenti bekerja sebagai
bartender. Syukurlah, aku juga mendukung keputusan ini. Yesung oppa, akhirnya
sudah kembali ke apartemen KRYSD sekitar tiga hari yang lalu, dan aku sama
sekali tidak mendengar kabar dia dan Ryeowook oppa ada bertengkar. Itu juga
bagus. Manshi, semakin hari semakin sibuk, bahkan nyaris tak melihat batang
hidungnya kadang dalam sehari (dia kadang bangun sangat pagi dan pulang sangat
larut, atau kadang bangun siang ketika aku sudah berangkat kuliah). Hanya Aqian
yang masih setia dengan pekerjaannya, tapi diiringi dengan betapa seringnya
Siwon oppa berkunjung ke apartemen kami. Akhirnya semua berakhir bahagia. Kalau
begini, hidupku juga lebih tenang. Sedangkan aku, aku tak lagi mengunjungi
resto Hangeng oppa ataupun Pipi, semenjak terakhir aku kursus memasak
dengannya. Bahkan, aku tak lagi mengontaknya. Aku menuruti keinginan Donghae
oppa untuk tak dekat dengan pria manapun, dan lagipula… entah ada keraguan apa
di hatiku setiap kali ingin menghubunginya. Mudah-mudahan… yang kulakukan
sekarang ini tepat…
“Oi, Xili…”
Aku kaget melihat wajah kusut Manshi muncul di ambang pintu
kamarku. Ya ampun, dia juga sudah agak kurusan rupanya. Karena kesibukan?
“Mau tidak ikut aku dan Aqian
shopping jam dua nanti? Kau ada kegiatan apa tidak? Aku dikasih off hari ini
dari salon mematikan itu,” ucap Manshi, lalu menguap lebar.
Aku berpikir keras, “ng… jam dua
tak bisa. Aku ada janji dengan Donghae oppa.”
“Oh, ya sudah. Mau titip
sesuatu? Baju? Sepatu?”
“Boleh sih kalau ketemu yang
bagus untukku.”
“Oke deh. Aduh, siapa itu datang
pagi-pagi?”
Aku mendengar Manshi mengomel
ketika menuju pintu, kami punya tamu. Aku melirik jam kecil di mejaku. Tak pagi
lagi, sekarang sudah hampir jam sebelas siang. Dasar si Manshi saja yang
bangunnya selalu siang kalau tak ada pekerjaan. Aku juga sih, kadang-kadang,
hehehe… hanya Yifang jie yang tak bisa bangun lebih dari jam Sembilan pagi,
secapek apapun dia kemarinnya.
“Oppa…” kudengar suara Manshi
yang sedikit kaget.
Oppa yang mana? Tapi
pertanyaanku terjawab ketika mendengar suara berikutnya.
“Manshi, ayo ikut aku,” ucap
Shindong oppa.
“Mwo? Aku belum mandi, oppa…”
Tapi aku mendengar suara mereka
menjauh. Mungkin Manshi diseret pergi atau apalah. Hubungan romantic mereka
berdua memang begitu, selalu ramai. Kalau kami ketika berduaan, aku dan Donghae
oppa, Aqian dengan Siwon oppa, pasti kami tak banyak bersuara, atau berbicara
dengan suara serendah mungkin; Yifang dan Yesung oppa agak sedikit berisik
kalau mereka main game, tapi tak ada yang seberisik Manshi dan Shindong oppa.
Mereka lebih sering bertengkar, kurasa. Sudahlah, selama mereka masih bersama,
tak apalah. Jam satu aku bersiap-siap menunggu Donghae oppa, sedangkan Manshi
dan Aqian sudah pergi, si dua tukang shopping itu. Aku menunggu dengan tenang…
menunggu dan menunggu… dan sebuah SMS yang masuk ke ponselku membuatku
terlonjak. Hae oppa.
Xili, jeongmal mianhae… kita
harus membatalkan acara kita… aku ada pertemuan mendadak dengan staff agensi
untuk rapat tanggal peluncuran album. Sebagai gantinya, nanti malam aku mampir
ke apartemen, oke? Mianhae… chagya…
Aku mendesahkan nafas pasrah.
Sudah empat kali Donghae oppa membatalkan kencan kami, dan keempat-empatnya,
tentu saja, adalah karena dia terlalu sibuk.
Gwaenchana… aku tunggu oppa
nanti malam. Selamat bekerja.
Padahal aku sudah bersiap-siap.
Selalu begini akhirnya… memang susah berkencan dengan KRYSD. Yifang jie juga
sering mengalami hal ini, tapi bagaimanapun Yesung oppa tak terlihat sesibuk
Donghae oppa. Yesung oppa sering terlibat drama musical, tapi Donghae oppa
mulai menjamah dunia drama. Bedanya, Yifang jie kelihatan tidak marah kalau
Yesung oppa membatalkan janji, karena Yifang jie sendiri sibuk, atau juga
karena dia orang yang sangat sabar. Aku berbeda dengannya. Kerjaanku hanya
kuliah, yang itu juga tak sesibuk apa, lalu hanya bisa menunggui Donghae oppa.
Aku juga tidak sesabar Yifang jie.
Gomawo, chagya… saranghaeyo…
Aku tersenyum. Selalu begini,
aku gampang sekali dibujuknya. Hhh… sekarang apa yang harus kulakukan untuk
mengisi waktu luang? Menyusul Manshi dan Aqian? Dan ponselku kembali berbunyi.
SMS masuk lagi, kali ini dari Henry Mochi.
Xili ya, lagi ngapain kau? Aku
dan Suxuan kesana ya, kita buat tugas, setuju?
Ahh ya, aku hampir lupa kami
punya tugas sejarah yang harus dikerjakan. Dua hari yang lalu aku masih ingat,
malahan Yifang jie membantuku sampai tengah malam mengumpulkan bahan-bahannya,
soalnya dia lebih cekatan di dunia maya daripada aku. Usul yang bagus, daripada
aku termenung tak berguna. Aku merenggangkan badanku, lalu masuk ke kamar
Yifang jie. Perabotan di kamar ini bertambah lagi, Yesung oppa sering
membelikan hadiah untuknya. Aku menuju laptopnya yang diletakkan di meja
kecilnya. Aku menghidupkan dan memasukkan password-nya, yang mungkin hanya
diketahui aku, Yesung oppa dan Yifang jie sendiri. Aku mulai menjelajahi si
hijau mini itu dan mencari dimana dataku disimpan. Untungnya Yifang jie sangat
rapi dalam memasukkan data-data, jadi aku dengan cepat menemukannya, lalu
mencetaknya. Selesai dengan semua urusan ini, aku iseng membuka account Twitter
Yifang jie (maysmicvmhwa) tapi dia melarangku men-tweet apapun, hanya boleh
melihat-lihat. Aku kaget sekarang followernya sudah mencapai empat digit, 6411
orang. Mungkin juga karena popularitasnya sebagai ullzzang, karir artisnya dan
pacar Yesung oppa. Timeline-nya tidak ramai, karena dia selektif dalam
following, dia hanya men-follow 174 orang. Aku mencari account Donghae oppa,
yang termasuk dalam daftar following. Foto profile-nya… pacarku memang paling
tampan.
@invisible94
gomawo~ nantikan dengan sabar ya
Siapa itu? Siapa yang di-reply
Donghae oppa?
@downstream
ani… kami semua akan berusaha untukmu
@shfly3424
hyung, welcome back, kkk~
Ada yang normal, ada juga yang
tak normal. Ini…
@aprilbright
gomawo~ dengan suntikan semangat itu, aku akan bekerja keras
@aprilbright
ah, gathering? Gomawo~ gomawo~ semoga suatu hari aku bisa bertemu dengan kalian
semua
@angellee
syukurlah kalau kau suka fotonya. Have nice day ^^
Siapa yang di-reply olehnya?
Bagaimana bisa sebanyak ini? Fans-kah? Oppa… sering me-reply fans? Apakah ini
kebiasaan KRYSD? Aku membuka account Kyuhyun oppa (gaemgyu) dan tidak menemukan
reply untuk fans, satupun, sejauh yang aku lihat. Dia hanya sibuk berbalas
tweet dengan ryeong9 yang kutau itu Ryeowook oppa. Bagaimana dengan Yesung
oppa? Banyak tweet dengan artis lain, tapi kebanyakan dengan maysmicvmhwa dan heedictator,
itu Heechul oppa. Kenapa hanya Donghae oppa yang… aku beranjak untuk membukakan
pintu depan. Henry dan Suxuan sudah menungguku.
“Ya~ lama sekali, Xili. Kami
nyaris lumutan disini menunggumu,” komentar Henry, masuk begitu saja tanpa
kupersilakan.
Suxuan mengikuti langkah Henry,
“untunglah kita semua hari ini punya waktu luang. Aku khawatir soal tugas ini.”
“Tenang saja, aku sudah minta
Yifang jie carikan bahannya. Kalian perlu tau kalau dia sudah menelan banyak
buku sejarah China dan Korea, dan ada banyak referensi dari buku-buku sejarah
di kamarnya. Kalian duduk dulu, aku ambilkan,” pintaku.
Suxuan duduk di sofa, sementara
Henry sudah mengotak-atik keyboard di pojokan ruangan. Aku ke kamar lagi dan
mengambil kertas cetakan, juga mencari judul buku yang cocok di rak bukunya
yang tinggi. Kudengar Henry sudah memainkan si keyboard. Dasar si sial itu, dia
memang pintar bermain biola dan keyboard, atau piano. Aku sekilas melirik lagi
laptop Yifang jie, lalu menekan tanda silang untuk menutup account Twitter itu.
Lupakan urusan itu dulu, aku bisa tanyakan padanya waktu kami ketemu nanti. Aku
meletakkan buku ke meja tamu, dan Suxuan langsung meneliti buku-buku itu.
“Henry, ayo kerjakan.”
“Mana Yifang noona?” tanyanya,
melirik kamar dengan penuh harap.
“Tak ada, dia pergi syuting.
Cepatlah bantu kami kerjakan ini.”
Henry merenggut dan duduk di
sofa yang masih kosong, asal mengambil salah satu buku dari tumpukan atas.
Suxuan langsung mengeluarkan buku dan pena dari dalam tasnya dan menyerahkannya
pada Henry.
“Mwo?”
“Apa lagi? Masih Tanya? Kau yang
tulis,” jawab Suxuan dengan nada cool.
“Apa? Kenapa aku? Tulisanku
jelek, lagipula aku lambat sekali menulis Hangul.”
“Kau juga pasti tak mau mencari
bahan-bahan itu, harus membaca buku-buku tebal ini. Kami akan menandai
buku-buku ini, dan kau yang menyalin.”
“Tapi… aku…”
Aku dan Suxuan berucap kompak,
“jangan banyak protes!”
Henry hanya merenggut dan duduk
dengan tenang, menyalin apa-apa saja yang kami sodorkan padanya. Meskipun dia
bilang dia lambat menulis Hangul, dia adalah yang tercepat di antara kami, meskipun
kalau soal kerapian, aku lebih memilih tulisan Suxuan. Kami tekun mengerjakan
tugas-tugas itu sampai konsentrasi kami terpecah ketika pintu depan terbuka.
Manshi dan Aqian sudah pulang, mereka membawa enam kantong besar.
“Lho, Manshi, Aqian? Kalian tak
kerja ya? Darimana kantong-kantong itu?” Tanya Suxuan heran.
“Kami baru habis belanja nih,”
jawab Manshi, “kalian lagi ngapain itu?”
“Mengerjakan tugas,” jawabku,
“ada belanjaanku?”
“Ada. Kami berdua traktir. Kami
belikan tiga baju untukmu, nanti kau lihat sendiri. Aku letakkan di kamarmu
saja,” ucap Aqian.
“Bukannya kau ada kencan dengan
Donghae oppa, Xili?” Tanya Manshi heran.
“Ehm… tak jadi. Dia… ada
pertemuan dengan staff agensi,” jawabku, tak bisa menyembunyikan nada kecewa.
“Aih, itulah susahnya pacaran
dengan artis,” ujar Henry, kedengaran sok.
“Tapi aku sama Leeteuk oppa
tidak susah tuh,” sergah Suxuan, mengerutkan dahinya.
“Tau’k ah~”
Dan kami kembali serius
mengerjakan tugas. Benar juga, kisah cinta kami tidak ada yang sama, meski kami
berhubungan dengan para artis. Tapi aku berharap Donghae oppa bisa lebih sering
bertemu denganku. Kalau dia terus sibuk begini… aku harus selalu menunggunya,
begitu? Harusnya aku bisa melakukannya, tapi…
“Xili chagya…” Donghae oppa
muncul di depan kamarku.
Aku tersenyum pada Donghae
oppa-ku yang tampan.
“Oppa, masuk,” kataku
mempersilakan.
Si oppa tersenyum dan masuk,
lalu menutup pintu kamarku. Begitu pintu terkunci, dia langsung menangkap
tubuhku dan aku kaget bukan kepalang. Dia sudah beberapa kali melakukan ini
padaku, padahal hubungan kami baru saja menginjak sebulan.
“Oppa… jangan bercanda…”
“Gwaenchana… aku suka
menggendong Xili seperti ini…”
Dia membopongku dan
berputar-putar, membuatku pusing. Karena takut jatuh, aku merangkul lehernya.
Kami tertawa bersama, keras sekali, bisa-bisa kena marah Manshi di kamar
sebelah sebentar lagi.
“Oppa… turunkan aku.”
Dia tertawa keras sekali lagi
sebelum membaringkan aku di ranjang. Sekarang aku gugup. Kami… tak seharusnya
sedekat ini, kan? Tapi senyumnya dan kedekatannya membiusku.
“Xili, kau memang gadis paling
cantik yang pernah kujumpai…” ujar Donghae oppa, membuat wajahku memerah.
Dan pikiranku makin macet ketika
untuk pertama kalinya, Donghae oppa mengecupku tepat di bibirku. Bukan hanya
pertama kalinya dia melakukannya, bahkan ini ciuman yang pertama untukku. Dulu
aku selalu bertanya seperti apa rasanya ciuman itu, tapi ternyata ciuman itu
memang hal yang sangat indah. Begitu lembut, hangat… dari sini aku tau dia
sangat mencintaiku. Aku tak tau bagaimana membalas ciumannya, tapi entah kenapa
bibirku bergerak sendiri, seolah mengikuti gerakan yang diajarkan Donghae oppa.
Apakah kami akan dibunuh Yifang jie kalau dia tau kami melakukan ini? Dan
perlahan, Donghae oppa mundur dari wajahku.
“Xili, saranghae…”
One love one love
The memories are beautiful always be my girl
One love one love
The memories are beautiful I don’t wanna ever say good bye
The memories are beautiful always be my girl
One love one love
The memories are beautiful I don’t wanna ever say good bye
Aku tersenyum dan memeluknya sebagai rasa terima kasihku. Aku
tak lagi merasa kesal padanya. Harusnya aku bersyukur dan merasa beruntung
menjadi pacarnya. Tapi… tetap ada yang mengganjal di hatiku, aku harus tanyakan
padanya…
“Ng, oppa… sering membalas
mention dari fans yah?”
“Xili punya Twitter sekarang?”
Tanya Donghae oppa, kedengaran heran.
“Ani, punya Yifang jie.”
“Aah…”
Dia mendesahkan nafas dan duduk
di sampingku.
“Aku hanya merasa kasihan pada
mereka yang begitu sering mention ke aku. Lagipula aku hanya membalas
seperlunya.”
“Kalau… banyak orang yang sering
mention ke oppa, oppa akan membalas semuanya?”
“Hmm… lihat juga sih apa memang
perlu kubalas, atau apa aku ada waktu mengecek mention. Hmm… Xili cemburu?”
“Ng… aku…”
Aku bingung harus menjawab apa.
Apa pendapat Donghae oppa kalau aku bilang aku cemburu? Kalau aku tak cemburu…
Donghae oppa bisa saja mengulanginya…
Donghae oppa menggenggam
tanganku, “aku akan menjaga jarak dengan para fansku. Oke, Xili?”
“Hah? Aku tidak memaksa oppa…”
“Aku tau. Tak apa. Aku
melakukannya dengan sukarela.”
Aku tersenyum. Harusnya aku tak
pernah ragu lagi dengan hubungan kami. Dia adalah yang terbaik untukku, dia
memang selalu mengerti aku.
“Aku ingin menciummu lagi…”
“Gyaaaaah, oppa jangaaaaaan…
nanti Yifang onnie marah…”
“Dia belum pulang…”
Aaaa...si hae mah mank slalu tebar pesona ==a
ReplyDeletetapi hae sibuk banget yah...
Xili bisa2 bosen (?) xD
tapi yg trakhirnya sweett...
Hangeng kabarnya gimana? x.x