Welcome Here ^0^v

You can read; and then please kindly leave comment(s) so I could improve;
But don't try to STEAL a part or whole part of all post WITHOUT a proper CREDIT; you'll know the risk if you still do it;
Intro: I'm a hyper Cloudsomnia, Jung Heechul IS MINE, OFFICIAL WIFE OF KIM JONGWOON, GO is the OWNER OF MY HEART, definitely a Lively E.L.F and also a multi-fandom: ELF, ZE:A's, Triple S, A+, VIP; I'm a unique, weird and super delusional girl;
Just add my Facebook account: maymugungponks; and follow my Twitter: (hidden for some reason);
But be careful~~ I'm not as easy as you think I might be~

Sunday, 13 May 2012

No Other The Story behind the story chapter 1


(Special Part)
No Other The Story behind the story chapter 1 (NC 21)

YIFANG’S POV

Perasaanku yang awalnya tidak terbiasa dengan keberadaan Yesungie oppa di apartemenku, kini perlahan sudah menghilang. Aku senang melihatnya hilir mudik di apartemen kami, suka melihatnya tidur di ranjangku, juga memanjakanku. Bagiku, tidak ada hal yang lebih membahagiakan lagi dari keadaan sekarang. Aku masih ingat kejadian seminggu yang lalu, saat Yesungie oppa menciumku untuk pertama kalinya. Itu juga adalah saat omma… hahaha, aku benar-benar memanggil ommanya dengan panggilan omma juga… saat omma datang. Aku sejak dulu, sejak aku menjadi fans KRYSD sudah membayangkan, seperti apa kalau pacaran dengan Yesungie oppa, lalu kalau diciumnya… dan… seterusnya… ahh!!! Aku pervert sekali!!! Tapi pertanyaanku terjawab juga. Ciumannya… lembut sekali. Tapi kami hanya berciuman biasa sekali, tangannya di pinggangku, tapi bibir kami hanya berbalas kecupan, tidak lebih. Mungkin saja karena itu ciuman pertama bagi kami. Apa… sebenarnya aku ingin yang lebih? Omo… berapa sih umurku sekarang? 20 tahun, kan!!! Aku pervert sekali! Tapi punya pacar seganteng Yesungie oppa, siapa yang tidak tergoda untuk… ahh sudahlah! Aku tidak mau memikirkan itu lagi! Lebih baik aku sekarang ke siaran radio saja, nanti aku telat dan Hyuk oppa marah padaku…

Dan aku pulang malam hari itu, sekitar jam 12 malam. Yesungie oppa tidak menjemputku, karena dia bilang dia baru saja pulang apartemen. Ternyata ketika aku membuka pintu, aku melihatnya duduk di sofa sambil menonton tivi.

“Oppa…” panggilku manja.
“Yifang… ayo kesini,” ajaknya, menepuk sofa di sampingnya.

Aku melemparkan tasku sembarangan saja dan berlarian untuk duduk di sampingnya. Dia langsung tanggap dan merangkulku.

“Mian yah aku tidak menjemputmu. Aku benar-benar baru pulang lima belas menit yang lalu.”
“Gwaenchana, oppa. kenapa tidak tidur? Sudah semalam ini masih nonton tivi? Memangnya ada yang menarik?”
“Hmm… Yifang-ku banyak Tanya. Tentu saja aku disini karena menunggumu.”

Yesungie oppa menarik wajahku untuk menoleh memandangnya. Dia tersenyum dan membuat aku kembali sakit jantung. Kapan sih aku bisa terbiasa dengan keadaan ini?

“Ng… kita kan… selalu punya hari esok.”
“Tapi hari ini aku kangen sekali dengan Yifang. Mungkin karena tadi pagi kita tidak sempat bertemu.”

Aku baru ingat, ketika aku bangun tadi pagi jam 7, aku sudah tidak melihat sosok Yesungie oppa. kasihan, dia pasti sibuk dengan urusan KRYSD-nya.

“Bukannya oppa bosan melihatku setiap hari?” tanyaku menggoda.
“Mana mungkin bosan.”

Dia menarik rambut yang sengaja kutata di kedua pipiku, lalu menggulungnya di jari-jarinya. Dia masih tersenyum.

“Ng… kalau begitu… ayo kita… eh… tidur. Sudah malam. Kurasa yang lain sudah tidur?”
“Kenapa kau buru-buru sekali? Sudah capek? Atau… tidak mau bersama-sama denganku?”
“Ap… apa? Tentu saja mau, oppa, hanya saja…”
“Temani aku dulu, oke?”

Aku mengangguk. Aku bukannya tidak mau bersamanya, tapi berduaan dengannya selalu membuatku sakit jantung. Tapi bukannya aku sendiri yang berpikiran pervert belakangan ini? Jadi bagaimana hal-hal itu bisa terjadi kalau aku selalu jantungan? Dasar Yifang babo! Tapi… wajahnya memang semakin lama semakin terasa dekat… bau nafasnya… dia masih memandang lurus ke mataku… dan indraku berhenti berfungsi… aku tidak mendengar suara tivi lagi, ketika bibirnya menyentuh bibirku, aku hanya bisa memejamkan mata. Bibir itu masih terasa sama lembutnya seperti ciuman pertama kami. Aku takut aku merasa bodoh membalas ciumannya, bagaimana kalau aku tidak memuaskan? Bagaimanapun dia pacar pertamaku, dan ciuman pertamaku juga kuberikan untuknya.

Dia menarik bibirnya, “jangan gugup.”

Lalu dia menciumku lagi. Yifang, jangan gugup… aku gila, sekarang aku bicara dengan diriku sendiri! Dan yang kurasakan hanya bibirnya di bibirku, tangan kirinya yang merangkulku di bahu, dan tangan kanannya di leherku. Dia menekan bibirku, membukanya, lalu memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. Aku kaget! Ini… French kiss? Aku… harus bagaimana? Tapi dia ingin aku jangan gugup. Baiklah… aku… aku… harus membalasnya? Aku memaksa lidahku bergerak, lalu bersentuhan dengan bibirnya. Dan ini perasaan yang baru lagi untukku. Ternyata sentuhan lidah itu membuatku lupa daratan. Yang kuinginkan hanya Yesungie oppa, aku tak peduli yang lain, bahkan aku tidak peduli sekarang kami masih di ruang tamu. Dia menghisap lidahku, memberiku getaran yang menyenangkan. Kami saling mengecup, juga saling menghisap lidah, semuanya kami lakukan berkali-kali. Lidahnya bergerak bebas di dalam mulutku, menjelajahi setiap jengkal mulutku. Kini tangan kanannya tidak lagi ada di leherku, tangannya itu menurun ke pinggangku. Aku merasa ada sengatan listrik ketika tangan itu berpindah. Dia berhenti mencium bibirku, tapi beralih ke pipiku. Aku tidak berani memandang wajahnya, aku terus memejamkan mataku. Aku bisa mendengar kecupannya di pipiku, lalu leherku… ahh, rasanya geli sekali… aneh, tapi aku suka…

“Oppa… kita… di ruang tamu…” kataku tersendat-sendat.
“Oh, kau benar. Tapi kurasa mereka sudah tidur, Yifang…”

Aku membayangkan, apa jadinya kalau Xili, Manshi atau Aqian melihat kami melakukan hal seperti ini…

“Ng… tapi kalau mereka… tiba-tiba… mau ke toilet…?”

Yesungie oppa berhenti menciumku. Wajahnya tampak serius sekali. Aku takut dia marah. Apakah aku merusak moodnya? Dia mengambil remote untuk mematikan tivi.

“Oppa… marah ya?”

Tapi tanpa menjawabku, dia tiba-tiba menggendongku, lalu tersenyum, membuat hatiku lega.

“Kalau begitu kita pindah saja.”
“Ta… tapi…”

Dia tidak memedulikanku, membawaku mendekat ke sakelar ruang tamu.

“Matikan dong,” pintanya.

Aku mengulurkan tanganku untuk menekan sakelar, dan keadaan di sekitar kami langsung gelap gulita. Aku tau dia membawaku menuju kamarku yang pintunya terbuka. Tapi keadaan sama gelapnya disini.

“Oppa… aku berat lho.”
“Aniyo.”

Dia perlahan meletakkan aku di ranjangku. Aku bangkit untuk duduk. Keadaan masih gelap.

“Oppa, buka lampunya dong…”

Dia pergi dari sisiku, tapi bukan untuk membuka lampu, malahan menutup pintu kamar dan menguncinya. Keadaan jadi makin gelap, kamarku tidak ada jendelanya. Dalam keadaan gelap, mataku selalu tidak mampu untuk melihat dengan cukup baik, apalagi sekarang ditambah aku yang sakit jantung. Kenapa… dia mengunci pintunya? Aku… takut… ah bukan… aku gugup. Dan aku merasakan dia sudah kembali ke sisiku, karena dari jarak dekat, akhirnya aku melihat wajahnya dan kembali mencium nafasnya yang segar.

“Yifang, neomu saranghae…” katanya lembut.

Aku belum sempat membalas ucapannya karena bibirnya kembali menguasai bibirku. Kini dia menciumku dengan lebih cepat, membuat akal sehatku semua terbang pergi entah kemana. Makin lama badanku semakin lemas, dan aku melingkarkan kedua tanganku di lehernya supaya aku tidak jatuh. Tapi dia ingin aku jatuh. Dia semakin maju, dan membuatku akhirnya terbaring di ranjang. Dia kembali mulai menciumi leherku, membuatku sangat geli. Disana, dia membuat kissmark. Aah… ini pasti akan berbekas hingga besok.

“Ng… oppa… aku geli…”

Tapi itu tidak membuatnya berhenti, dan jujur… aku perlahan-lahan bisa menikmatinya. Yesungie oppa-ku… dia disini… jari-jarinya memegang tepian baju lengan panjangku, aku merasakan dia menariknya… ke atas… dan aku tidak melawannya… aku membiarkannya melakukan apa yang dia suka… tapi aku baru merasa malu ketika pakaianku sudah dilepas melewati kepalaku. Kedua tanganku kuletakkan di depan dadaku.

“Oppa… aku malu. Aku jelek, jangan lihat aku.”

Yesungie oppa menarik kedua tanganku, meletakkannya di sisi tubuhku.

“Ani, Yifang paling cantik,” ujarnya.

Aku masih gemetaran, namun dia tidak membiarkanku ketakutan. Dia mencium bibirku lagi, membuatku lupa kalau aku tadinya malu. Jari-jarinya kembali bekerja. Kali ini dia membuka kancing dan resliting celana pendekku… menariknya lepas… kini aku hanya punya dua pakaian yang tersisa di tubuhku. Aku bisa melihatnya tersenyum padaku. Jari-jarinya mengelus pipiku penuh rasa sayang. Lalu dia sendiri melepas kaos berwarna merah yang dipakainya, dan aku bisa melihat tubuhnya yang cukup atletis, secara langsung, tidak lewat foto yang pernah aku simpan dulu dalam laptopku. Dia menindih tubuhku, dan seluruh bagian kulitku yang menempel di tubuhnya terasa panas.

“Yifang, aku benar-benar mencintaimu. Aku tidak pernah merasa begini gila terhadap seorang gadis…”

Dia menciumku lagi, seolah tidak pernah bosannya. Aku menikmati ciumannya, memeluk tubuhnya kencang. Sekarang yang kuinginkan adalah kami terus begini selamanya. Entah berapa lama kemudian, dia melepas celana jeans yang dipakainya, dan aku melihatnya, untuk pertama kalinya, hanya memakai celana dalam saja. Dia… terlihat seksi… terlihat menggoda… dan apakah aku juga terlihat seperti itu di matanya? Jari-jarinya diselipkan di punggungku, ketika dia menciumi dadaku. Aku kembali merasakan sengatan listrik. Dia… apa yang ingin dia lakukan? Lalu yang kutau adalah jari-jarinya itu telah berhasil melepas bra tanpa tali-ku. Aku menarik nafas kaget, tapi dia, seperti biasa, tidak peduli. Tangan kanannya kini berpindah ke buah dadaku yang sebelah kiri, menyentuhnya perlahan. Aku geli, juga merasakan rangsangan yang membuatku tidak tahan kalau harus seperti ini terus. Ciumannya beralih ke buah dada sebelah kananku. Aku merasakan lidahnya bermain-main disana, benar-benar membuatku gila… kadang dia menjilatinya, kadang dia menghisapnya, dan tangan yang satu lagi meremas-remas buah dadaku yang lain. Dia mempermainkan nipple-ku dan membuatku hilang kesadaran.

“Ahh… oppa…” desahku perlahan.

Dia masih melakukan itu, bahkan lebih cepat, seolah dia sendiri juga tidak sabar. Aku mulai mendesah tidak karuan, aku berusaha menahan suaraku sendiri, aku takut sekali kalau ada salah satu dari temanku yang tau… tapi sulit untuk menahan desahan itu, sementara Yesungie oppa terus membuatku geli… akhirnya aku menarik wajahnya ke hadapanku, lalu kusambar bibirnya dengan bibirku. Sekarang aku yang menciuminya dengan bernafsu. Dia melayaniku, juga menciumiku dengan bernafsu. Nafas kami terengah-engah di tengah ciuman itu. Kedua tangannya menggerayangi tubuhku yang telanjang, juga telah menarik lepas celana dalamku. Seharusnya aku malu sekarang, tapi aku tidak peduli. Aku hanya menginginkan dirinya. Kubiarkan saja desahan yang keluar dari mulutku, agar aku lega. Aku menarik tubuhnya untuk menempel seerat mungkin dengan tubuhku, membuatku merasa hangat. Dia mengalihkan ciumannya ke daun telingaku… perlahan menjilati dan menggigitinya… dan aku baru tau kalau aku benar-benar suka dia melakukan itu. aku sekarang merasa benar-benar tidak tahan lagi, aku berkeringat… tapi aku senang.

“Yifang, apakah kau rela memberikan keperawananmu untukku?” tanyanya, suaranya tidak lebih keras dari bisikan.

Aku menarik wajahnya menghadapku, dan kulihat binar kesungguhan di matanya, binar yang menunjukkan bahwa dia benar-benar mencintaiku. Seorang Kim Jongwoon yang mencintaiku.

“Oppa, aku akan memberikan apapun yang oppa mau… aku milik oppa…”

Baru selesai kuucapkan itu, dia kembali menciumiku, dan aku kembali gugup. Akan seperti apakah rasanya… dan ketika dia menegakkan tubuhnya, aku melihatnya melepas celana dalamnya yang berwarna merah. Aku memalingkan wajahku, aku tidak sanggup melihat miliknya, juniornya yang paling pribadi… tapi tadi aku sudah sempat melihatnya… ehh… sedikit sih. Benda itu… juniornya itu… panjang dan besar… itu, milik Yesungie oppa… dan ketika dia menindih tubuhku kembali, aku makin gugup.

“Yifang, aku akan melakukannya dengan sangat hati-hati. Beritau aku kalau aku menyakitimu ya…”

Aku hanya mengangguk dalam diam. Sakit? Akankah terasa sakit? Dia menegakkan tubuhnya dan meletakkan kedua tangannya di pahaku, lalu membuka kakiku. Aku menahan nafasku… aku melihatnya maju, dia memegang juniornya sendiri, lalu perlahan… mendekati vaginaku… kurasakan juniornya semakin dekat… dan supaya tidak gugup, aku tidak lagi memperhatikan proses itu, tapi aku memandangi wajah pacarku dalam keremangan. Yesungie oppa terlihat serius dan ketika itu… kurasakan sesuatu yang hangat dan keras memasuki tubuhku… ya, lewat vaginaku… rasanya juniornya itu sulit sekali masuk, kurasakan gesekan-gesekan ringan… dan perih. Rasa perih itu semakin terasa ketika Yesungie oppa mendorong juniornya semakin masuk ke dalam vaginaku. Tapi tetap saja, sepertinya vaginaku ukurannya tidak sesuai untuk dimasuki juniornya.

“Oppa… apha…” desisku.
“Yifang, mianhae… aku… aku menyakitimu…”

Aku masih merasa perih ketika Yesungie oppa makin mendorong juniornya masuk. Rasa perih yang kurasakan entah kenapa bercampur dengan rasa nyaman… menggairahkan… membuat jantungku berdetak semakin kencang… juniornya masuk semakin dalam, masih sama sulitnya seperti sebelumnya, tapi aku tidak ingin dia keluar. Kuingin dia tetap disana dan memberikanku kenyamanan… Lalu sepertinya Yesungie oppa menghentikan pergerakannya. Aku masih menyesuaikan diriku dengan benda asing yang baru saja memasuki tubuhku. Rasa perih itu sudah sangat berkurang, tapi aku merasa agak aneh karena kehadirannya di dalam tubuhku. Aku memberanikan diri untuk agak bangkit dan melihat milik kami bersatu, dan betapa kagetnya aku melihat banyak darah yang keluar dari vaginaku.

“Oppa… oppa… ini…”
“Keperawananmu, Yifang… gomawo… terima kasih untuk memberikannya padaku… apakah kau masih sakit? Perlukah aku menghentikan ini?”

Tubuh dan wajahnya mendekatiku dan kulihat ekspresi khawatir di wajahnya. Aku menggelengkan kepalaku.

“Ani, oppa… tetaplah disini,” pintaku, memeluknya erat.

Seakan lega telah mendapatkan izinku, Yesungie oppa tersenyum… senyum yang manis sekali, lalu tiba-tiba mendorong juniornya semakin masuk ke dalam. Aku mendesah… sakit sekaligus senang… aku tidak peduli tentang darah yang mengotori seprai hijauku ini… aku bisa mencucinya… yang kuinginkan hanyalah Yesungie oppa… dan Yesungie oppa bergerak semakin liar, memaju-mundurkan atau melingkarkan juniornya di dalam vaginaku, membuatku semakin gila. Aku memeluknya dan menciuminya agar teriakan tidak lolos dari bibirku. Kami melakukannya dalam posisi duduk, dan dia perlu sedikit membungkuk agar kami bisa berciuman. Aku benar-benar tidak ingin dia berhenti, ingin dia tetap melakukan itu… dan aku merasakan kenikmatan luar biasa saat miliknya menyentuh langit-langit vaginaku… daerah klitorisku… menurut pengetahuan seksologi yang kutau, daerah itu adalah daerah sensitive dari yeoja yang akan membuat seorang yeoja puas saat berhubungan seksual… dan sekarang aku mengerti dengan jelas dimana daerah itu dan kenikmatan seperti apa yang kudapat… perlahan tapi pasti, kenikmatan itu terasa semakin memuncak… gigitan ringan Yesungie oppa di leherku dan salah satu tangannya yang menggerayangi buah dadaku… semua itu kalah nikmat dibanding juniornya yang menyentuh G-spot-ku… dan ketika tekanan ke daerah itu semakin intens, aku merasa benar-benar nikmat… sengatan listrik itu mengalir ke seluruh tubuhku, membuat tubuhku gemetaran. Aku memeluk Yesungie oppa-ku…

“Oppa… oppa… neomu saranghae…” desisku di tengah rintihan kebahagiaanku.
“Yifang, nado… saranghae…”

Dan dia mendorongku jatuh berbaring ke ranjang… aku sudah tidak berdaya sekarang, aku merasa terlalu nyaman dan bahagia… dia masih menekan juniornya dan mempermainkannya di dalam vaginaku, membuatku makin tidak berdaya… dan jujur, aku merasa desahanku pasti bisa didengar Aqian di kamar sebelah kalau dia terbangun… dan setelah entah berapa lama, Yesungie oppa juga mengerang… erangan nikmat yang terdengar sama seperti eranganku… dan tiba-tiba sekali, dia menarik keluar juniornya yang langsung menyemprotkan cairan spermanya ke perutku. Cairan itu terasa hangat dan kental di tubuhku… keringat menetes dari wajah tampan Yesungie oppa, tapi dia tersenyum. Aku tau… diapun sudah puas sekarang…

“Ehm… Yifang… aku… akan mencari sesuatu untuk membersihkannya. Mianhae… aku terlambat mengarahkannya ke tempat lain…”

Ketika dia hampir berdiri, aku menarik tangannya.

“Oppa, gajiman…” pintaku.
Dia tersenyum lembut, “aku tidak akan meninggalkanmu. Aku hanya berpikir… kalaupun kita akan berbaring, setidaknya aku membersihkan tubuhmu dari cairan spermaku dulu. sebentar ya…”

Dan dia berjalan menuju lemariku yang paling ujung, dia tau aku menyimpan tumpukan kain yang biasa kugunakan untuk membersihkan meja dan perabotan kamarku. Aku melihat tubuhnya yang telanjang dari belakang. Ahh… Yesungie oppa sangat seksi… dan kami baru saja melakukannya… membuatku merasakan pengalaman yang menyenangkan ini untuk pertama kalinya… aku merasa malu. Kenapa dia memilihku? Kenapa aku bisa begini beruntung?

“Chagya… apa yang kau pikirkan?”

Aku baru sadar cairan itu sudah bersih dari tubuhku. Yesungie oppa melempar kain yang dipakai untuk membersihkan tubuhku begitu saja ke seberang ruangan, lalu menghempaskan dirinya di sampingku. Dia menarik tubuhku jatuh ke lengannya yang kekar, dan kami kini berhadapan. Dia tersenyum lembut dan membelai rambutku yang berantakan.

“Aku… aku Cuma… merasa… kenapa… oppa mau melakukannya denganku? Aku… apakah begitu berharga…?”
“Yifang, itu karena aku mencintaimu,” jawabnya, meski aku belum selesai bertanya, “aku benar-benar mencintaimu. Aku tidak akan melakukannya dengan yeoja lain. Aku hanya akan melakukannya denganmu. Aku malahan merasa beruntung kau tidak menolakku.”
“Tentu saja aku tidak akan menolak oppa.”
“Aku bersyukur karena itu, Yifang. Gomawo…”

Aku membalas senyumnya. Dia menarik tubuhku dan memelukku erat sekali, dan aku merasa wajahku panas. Kami masih telanjang sepenuhnya dan dia memelukku seperti ini… dia menarik selimut dan menutupi tubuh kami. Rasa lelah dan bahagia menyelimutiku, membuatku nyaman dan mengantuk… kudengar Yesungie oppa bersenandung pelan, suaranya masih terdengar indah walau dia lelah… dia menyanyikan lagu It Has To Be You… untukku? Aku akan bermimpi indah… diiringi nyanyiannya…

1 comment:

  1. Wahhh,,, maniss banget... manisss NC yg manis dan romantiss

    sebagai salah satu istri JW oppa, aku rasanya senyum terus baca FF ini

    ReplyDelete